Suara.com - Lautan menutupi lebih dari 70 persen permukaan Bumi, namun hingga kini hanya sebagian kecil yang benar-benar dilindungi. Padahal, laut bukan hanya rumah bagi jutaan spesies, tetapi juga penyangga utama kehidupan manusia.
Inilah yang membuat suara Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP), Inger Andersen, bergema kuat di Konferensi Laut PBB 2025. Dalam pidatonya, Andersen menyerukan dukungan global untuk Rencana Aksi Laut 30x30—inisiatif yang menargetkan 30 persen wilayah laut dunia ditetapkan sebagai kawasan lindung pada tahun 2030.
“Ini bukan sekadar soal angka. Kita bicara soal kehidupan di bawah air, komunitas pesisir, dan masa depan planet ini,” ujar Andersen, melansir situs resmi PBB, Selasa (17/6/2025).
Ia menyoroti bahwa saat ini hanya 8,4 persen kawasan laut dan pesisir yang masuk wilayah lindung. Sementara itu, perlindungan yang bersifat ketat seperti zona “no take” (tanpa pengambilan hasil laut) hanya mencakup 2,7 persen.
Target 30 persen dalam lima tahun bukan pekerjaan ringan. Untuk mencapainya, dunia harus menetapkan kawasan lindung laut yang lebih luas dari Samudra Hindia—sebuah tantangan kolosal. Namun Andersen menegaskan, “Kita sudah bergerak ke arah yang benar. Kini saatnya mempercepat.”
Ekosistem Laut Tertekan, Sumber Daya Terkuras
Kondisi laut saat ini mengkhawatirkan. Penangkapan ikan berlebihan, penambangan laut dalam, pencemaran plastik, dan perubahan iklim memperburuk kesehatan ekosistem laut. Studi Science Advances (2023) bahkan mencatat bahwa 90 persen populasi ikan besar seperti tuna dan hiu sudah menurun drastis sejak 1950.
Di sisi lain, laju konservasi laut masih tertinggal dibanding daratan. Meskipun 31 negara telah menetapkan lebih dari 30 persen wilayah laut mereka sebagai kawasan lindung, sebagian besar lainnya masih tertinggal. Terlebih lagi, kawasan yang dilindungi belum tentu dikelola dengan baik.
“Kita butuh kualitas, bukan hanya kuantitas. Tanpa pengelolaan efektif dan tata kelola inklusif, perlindungan hanya akan jadi simbolik,” kata Andersen. Ia juga menekankan pentingnya melibatkan komunitas lokal dan masyarakat adat, yang selama ini menjadi penjaga alam paling setia.
Baca Juga: Akar Lokal untuk Krisis Global: Bisa Apa Desa terhadap Perubahan Iklim?
Dana Masih Minim, Tapi Harapan Ada
Fakta lain yang mencemaskan adalah rendahnya pendanaan konservasi laut. Dari seluruh investasi global dalam solusi berbasis alam (nature-based solutions), hanya 9 persen mengalir ke sektor laut. Bahkan, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 14 tentang laut adalah yang paling sedikit didanai.
Untuk itu, UNEP menyerukan agar pendanaan ditingkatkan tiga kali lipat sebelum 2030. Andersen juga menyinggung perlunya mengevaluasi ulang eksploitasi industri laut yang sangat disubsidi, yang justru merusak keberlanjutan laut jangka panjang.
“Sudah saatnya kita berhenti mensubsidi kehancuran,” tegasnya.
Menuju Laut yang Dikelola Berkelanjutan
Andersen juga menyampaikan urgensi ratifikasi Perjanjian BBNJ (Biodiversity Beyond National Jurisdiction) yang akan mengatur konservasi laut di luar yurisdiksi negara. Saat ini, hanya 1,7 persen dari wilayah laut internasional yang mendapat perlindungan resmi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polda Metro Jaya Bakal Rilis Tentang Ledakan SMAN 72 Jakarta yang Lukai Puluhan Siswa
-
Sekjen PDIP Hasto Ingatkan Spirit Pengasingan Bung Karno di Konferda NTT
-
Masjid Dipasang Garis Polisi, Begini Kondisi SMAN 72 Jakarta Pasca Ledakan
-
Olah TKP Dinyatakan Rampung, Brimob Tinggalkan Lokasi, Polda Metro Jaya: Hasilnya Besok
-
Ledakan SMAN 72: Prabowo Beri Peringatan Keras! Ini Pesannya...
-
Ketua MPR: Tidak Ada Halangan bagi Soeharto untuk Dianugerahi Pemerintah Gelar Pahlawan Nasional
-
Misteri Ledakan SMA 72 Jakarta: Senjata Mainan Jadi Petunjuk Kunci, Apa yang Ditulis Pelaku?
-
Ledakan SMA 72 Jakarta: Pelaku Pelajar 17 Tahun, Kapolri Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Update Ledakan SMAN 72: Polisi Sebut 54 Siswa Terdampak, Motif Masih Didalami
-
Ledakan di SMAN 72 Jakarta Lukai 39 Siswa, Enam Orang Luka Berat