Suara.com - Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia menginginkan kemitraan strategis dan kolaborasi sejati dengan negara-negara di dunia, bukan bantuan.
Hal itu dia sampaikan dalam pidato perdananya pada acara Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025 di Rusia.
Forum tersebut diketahui menjadi pertemuan penting bagi para pemimpin dunia, tokoh ekonomi, dan pelaku bisnis lintas kawasan.
"Kami membentuk dana kekayaan negara Danantara dengan aset USD 1 triliun dan anggaran investasi USD18 miliar tahun ini,” kata Prabowo di St Petersburg, Rusia, Jumat, 20 Juni 2025.
“Terbuka untuk strategi kerja sama, sama sekali bukan mencari bantuan atau kontribusi melainkan ingin kolaborasi sejati untuk kesejahteraan bersama," tambah dia.
Dalam pidatonya, Prabowo memperkenalkan Indonesia sebagai negara keempat dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.
Dia juga menyebutkan soal potensi pertumbuhan ekonomi tinggi dan kekayaan sumber daya alam yang besar di Indonesia.
Meski begitu, Prabowo menekankan pentingnya pemerintahan yang bersih dan intervensi negara untuk mengatasi ketimpangan serta memastikan pembangunan yang merata.
"Menurut saya, tugas utama pemerintah adalah melindungi rakyatnya melindungi dari kelaparan, kemiskinan, dan penderitaan akibat kondisi sulit,” ujar Prabowo.
Baca Juga: Minta Putin Turun Tangan, Prabowo Sebut Rusia Bisa jadi Juru Kunci Redam Perang Iran-Israel
“Oleh karena itu, prioritas utama saya ketika memimpin Indonesia adalah pertama mencapai swasembada pangan, kedua swasembada energi, ketika meningkatkan kualitas pendidikan agar masyarakat mampu bersaing di era abad 21, dan keempat mempercepat industrialisasi Indonesia," lanjut dia.
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga menyatakan posisi Indonesia sebagai negara nonblok yang menjunjung prinsip “Seribu teman masih kurang, satu musuh sudah terlalu banyak”.
Untuk itu, dia mengatakan Indonesia tidak berpihak pada kekuatan tertentu, melainkan memilih jalan kolaborasi global yang adil dan damai.
Ia pun menyampaikan penghargaan kepada Presiden Vladimir Putin atas undangan ke SPIEF 2025 dan menyatakan harapan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Rusia, serta dengan negara-negara Global South lainnya, bisa terus diperkuat dalam kerangka saling menghormati dan keadilan.
“Banyak negara Global South menghargai Rusia dan Tiongkok karena keduanya tidak pernah menerapkan standar ganda dan konsisten membela keadilan bagi semua bangsa,” tutur Prabowo.
Pertemuan dengan Putin
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin di Istana Konstantinovskiy, St. Petersburg, Kamis, 19 Juni lalu.
Dadlam pertemuan itu, Prabowo buka suara terkait perang antara Iran dan Israel yang kekinian makin berkecamuk. Menanggapi itu, Prabowo menyebutkan jika Indonesia berharap Iran dan Israel segera bisa berdamai untuk menghentikan peperangan tersebut.
Prabowo menyebut jika pengaruh Rusia sangat besar untuk bisa menekan ketegangan dari perang tersebut, terutama melakukan pendekatan dengan Iran. Prabowo juga merasa yakin jika Putin mau turun tangan untuk meredam perang antara Iran dan Israel.
“Ya tentunya pengaruh Rusia lebih besar ya di kawasan itu, khususnya dengan Pemerintah Iran. Jadi, saya kira peran dari Pemerintah Rusia akan sangat besar. Ya, semua akan berusaha untuk deeskalasi,” ungkap Presiden Prabowo sebagaimana dikutip dari laporan Antara di St. Petersburg, Rusia pada Jumat, 21 Juni 2025 waktu setempat.
Presiden kemudian menekankan banyak negara, tentunya termasuk Indonesia, menginginkan Israel dan Iran menempuh jalan damai, dan menurunkan ketegangan.
“Kita ingin semua turunkan suhu. Kita ingin cari penyelesaian jalan keluar yang damai untuk semua pihak,” sambung Prabowo.
Diketahui, Presiden Prabowo melakukan kunjungan kenegaraan ke St Petersburg pada 18 hingga 20 Juni 2025. Dalam lawatan itu, Prabowo bertemu dengan Presiden Putin sebanyak dua kali, yaitu di Istana Konstantinovskiy saat kunjungan resmi pada Kamis (19/6), dan saat berbicara di atas panggung yang sama dalam acara forum ekonomi dunia Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025, Jumat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, TransJakarta Gandeng KNKT Audit Total, Gubernur DKI Turun Tangan
-
Jelang Hari Tani 2025, AGRA Sebut Kebijakan Agraria Pemerintahan Prabowo Hanya Untungkan Elite
-
Gara-gara Tak Dibuatkan Mie Instan, Suami di Cakung Tega Bakar Istri hingga Tewas
-
Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
-
Pemda Diingatkan Mendagri Agar Realisasikan Pendapatan dan Belanja Sesuai Target
-
Wakil Bupati Jember Adukan Bupati ke KPK Terkait Masalah Tata Kelola Pemerintahan
-
Lewat PKA dan PKP, Wamendagri Bima Arya Dorong Lahirnya Pemimpin Berkarakter dan Visioner
-
Dibakar Suami Cemburu, Siti Akhirnya Meninggal Dunia Usai Dirawat Intensif
-
Kaget Dipanggil Polisi Soal Demo Ricuh, Iqbal Ramadhan: Saya Advokat, Bukan Penghasut!
-
Urusan Pesantren 'Naik Kelas', Kemenag Siapkan Eselon I Khusus di Momen Hari Santri 2025