Suara.com - Di tengah dentuman rudal dan deru pesawat tempur yang memanaskan langit Timur Tengah, sebuah narasi kuno yang sarat dengan keyakinan spiritual kembali bergaung kencang di ruang-ruang digital: nubuat tentang kedatangan sosok Imam Mahdi.
Konflik terbuka antara Iran dan Israel tidak hanya memicu krisis geopolitik, tetapi juga menyulut kembali diskusi dan spekulasi eskatologis—ilmu tentang akhir zaman—di kalangan umat Muslim di seluruh dunia, yang melihat perang ini sebagai salah satu pertanda yang telah dinubuatkan.
Bagi jutaan umat Islam, baik dari kalangan Syiah maupun Sunni, kemunculan Imam Mahdi adalah bagian sentral dari keyakinan akan akhir zaman. Sosok ini dipercaya akan datang untuk memimpin dunia, menegakkan keadilan, dan memenuhi bumi dengan kedamaian setelah dilanda kerusakan dan tirani.
Namun, interpretasi mengenai siapa Imam Mahdi dan bagaimana tanda-tanda kedatangannya terwujud memiliki perbedaan mendasar, yang kini semakin relevan dalam konteks perang Iran-Israel.
Perspektif Syiah: Penantian Sang Juru Selamat Gaib
Bagi Iran, yang merupakan negara dengan teologi Syiah Dua Belas Imam sebagai dasar konstitusinya, keyakinan akan Al-Mahdi memiliki dimensi politik yang sangat kuat. Mereka meyakini bahwa Imam Mahdi adalah Muhammad al-Mahdi, imam ke-12 yang diyakini tidak wafat melainkan "ghaybah" (gaib) sejak abad ke-10 dan akan kembali muncul di akhir zaman.
Setiap eskalasi besar yang melibatkan Iran, terutama melawan Israel ("Entitas Zionis") dan Amerika Serikat ("Setan Besar"), seringkali dibingkai oleh para pemimpin spiritual dan militer sebagai bagian dari persiapan untuk kedatangannya.
"Bagi teologi politik Syiah di Iran, konflik melawan 'Kekuatan Arogansi Global'—AS dan Israel—seringkali dibingkai sebagai bagian dari persiapan untuk menyambut kedatangan Imam Mahdi yang telah lama dinanti," ujar Dr. Karim Sadjadpour, seorang analis di Carnegie Endowment for International Peace, dalam sebuah analisisnya pada 18 Juni 2025.
Retorika ini berfungsi sebagai alat mobilisasi yang kuat, memberikan legitimasi spiritual pada perjuangan geopolitik mereka dan menguatkan moral para pengikutnya, termasuk proksi-proksi di "Poros Perlawanan" seperti Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman.
Baca Juga: Trump: AS Sukses Serang 3 Lokasi Nuklir Iran, Dunia Tercengang!
Perspektif Sunni: Tanda-tanda Besar Menjelang Kiamat
Di sisi lain, mayoritas Muslim Sunni memiliki pandangan yang berbeda. Dalam eskatologi Sunni, Imam Mahdi bukanlah sosok yang sedang gaib, melainkan seorang pemimpin keturunan Nabi Muhammad yang akan lahir dan muncul di masa depan. Kemunculannya adalah salah satu dari sepuluh tanda-tanda besar menjelang hari kiamat, yang biasanya didahului oleh periode kekacauan (fitna), peperangan besar di Timur Tengah, dan munculnya Dajjal (sosok penipu atau antikristus).
Peperangan dahsyat seperti yang terjadi antara Iran dan Israel secara alami memicu interpretasi di kalangan umat Sunni bahwa dunia sedang memasuki fase kekacauan yang disebutkan dalam hadis-hadis akhir zaman.
"Dalam tradisi Sunni, kemunculan Al-Mahdi adalah salah satu dari sepuluh tanda besar kiamat, yang didahului oleh periode kekacauan besar dan peperangan di Timur Tengah. Konflik seperti ini secara alami memicu diskusi di kalangan umat mengenai apakah kita sudah mendekati periode tersebut," demikan penggalan catatan sebuah studi dari Al-Azhar University, Kairo, yang dipublikasikan pada Juni 2025.
Namun, berbeda dengan Syiah, narasi ini di kalangan Sunni cenderung bersifat spiritual dan komunal, tidak terikat secara langsung pada agenda politik sebuah negara.
Geopolitik dan Nubuat di Era Digital
Berita Terkait
-
Trump: AS Sukses Serang 3 Lokasi Nuklir Iran, Dunia Tercengang!
-
Serangan AS ke Iran Bisa Picu Perang Dunia Ketiga, Bagaimana Sikap Indonesia?
-
Timeline Perang Iran vs Israel-AS: Dari Adu Proksi hingga Konflik Terbuka
-
Ini 3 Calon Pemimpin Tertinggi Iran Jika Ali Khamenei Tewas Dalam Perang
-
PBB Prihatin Serangan AS ke Reaktor Nuklir Iran: Ancaman Perdamaian Dunia
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Kondisi Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta Membaik Usai Operasi, Polisi Fokus Pemulihan
-
Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
-
Polemik Pahlawan Nasional: Soeharto Masuk Daftar 10 Nama yang akan Diumumkan Presiden Prabowo
-
Soeharto, Gus Dur, Hingga Marsinah Jadi Calon Pahlawan Nasional, Kapan Diumumkan?
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru
-
IPW: Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs Sesuai SOP
-
Tampang Sri Yuliana, Penculik Bocah Bilqis di Makassar, Ngaku Kasihan Korban Tak Punya Ortu
-
Anggaran Proyek Monumen Reog Ponorogo Dikorupsi?