Suara.com - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan bahwa Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional (PBI JKN) yang telah dinonaktifkan bisa diaktifkan kembali melalui proses pengajuan oleh Kepala Daerah.
"Bisa direaktifasi tapi melalui proses, nanti Kepala Daerah bisa mengusulkan," kata Gus Ipul kepada media di Jakarta, Selasa (24/6/2025).
Sebelumnya, Kemensos menonaktifkan 7,3 juta peserta BPJS Kesehatan dari kelas PBI JKN karena tidak tercatat dalam desil 1 dan 2 pada Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Gus Ipul menyampaikan kalau masyarakat juga berhak mengajukan revisi atas DTSEN dengan melakukan usul sanggah melalui aplikasi milik Kemensos.
Gus Ipul meminta masyarakat bisa maklum karena pemerintah masih dalam tahap peralihan menggunakan satu data penyaluran bansos menggunakan DTSEN.
"Memang ada semacam proses yang harus kita lalui supaya bansos ini lebih tepat sasaran. Jangan sampai bansos kita diterima oleh mereka yang tidak membutuhkan. Maka itu kita juga membuka kesempatan kepada masyarakat, misalnya ada yang menyatakan saya menolak karena merasa sudah cukup," tuturnya.
Selain masyarakat aktif lakukan usul sanggah, Gus Ipul meminta Bupati dan Walikota juga lakukan koreksi dan penelusuran warga yang seharusnya masih berhak mendapatkan BPJS PBI.
"Kita meminta kepada Bupati, Wali Kota silakan untuk juga ikut mengoreksi, memberikan usulan baru. Jadi bisa dihidupkan lagi," imbuhnya.
Sekretaris Umum Nahdlatul Ulama (Sekum NU) itu mengaku sering mendapatkan kritikan dan protes dari masyarakat terkait bansos melalui media sosial. Namun, dia tidak bisa memastikan kebenaran dari protes oleh masyarakat yang belum mendapatkan bansos itu.
Gus Ipul menyampaikan kalau masyarakat yang ingin protes belum mendapatkan bansos juga harus disertai bukti dokumen, karena itu pengajuannya perlu dilakukan melalui Cek Bansos.
Baca Juga: Retret Kepala Sekolah Rakyat: Ancaman Disiplin yang Menyempitkan Akal?
"Jangan sampai ini cuma iseng-iseng aja di medsos. Masyarakat juga saya minta aktif, pemerintah aktif sekali, lewat ground check. Atau tokoh-tokoh masyarakat ikut aktif," pesannya.
Sebelumnya, ada sebanyak 7.397.277 peserta PBI JKN yang dinonaktifkan. Dari jumlah tersebut sebanyak 5.090.334 orang tidak tercatat dalam basis DTSEN.
Berdasarkan basis DTSEN, 7,3 juta orang itu juga dipandang sudah sejahtera, sehingga kepemilikan PBI JKN dicabut. Totalnya, ada 2.306.943 orang lainnya terbukti melalui uji petik atau ground checking berada pada desil 6-10 di luar kriteria penerima bantuan.
Namun demikian, kuota nasional tetap tidak berubah karena peserta yang dinonaktifkan akan digantikan oleh masyarakat tidak mampu yang baru tercatat dalam DTSEN.
"Jadi bisa di desil 1, 2, 3, 4, dan 5. Nanti kita akan koordinasi dengan BPS. Termasuk keluarga rentan itu akan dibantu," kata Gus Ipul beberapa waktu lalu.
Gus Ipul menambahkan kalau dari 7,3 juta data nonaktif itu bisa dikembalikan hak PBI JKN miliknya apabila ditemukan dalam kondisi tidak mampu atau sedang menderita sakit kronis yang mengancam keselamatan jiwa. Maka pemerintah daerah dapat mengajukan reaktivasi kepesertaan melalui aplikasi SIKS-NG yang disediakan oleh Kementerian Sosial.
Berita Terkait
-
Menghadap Prabowo di Hambalang, Mensos Gus Ipul Lapor soal Bansos: Sudah 80 Persen
-
Dipanggil Prabowo ke Hambalang, Ini Laporan Lengkap Mensos Terkait Sekolah Rakyat
-
1,3 Juta Rekening Gagal Terima Bansos, Kemensos Libatkan PPATK Telusuri Dana Mencurigakan
-
Kemensos Gagal Transfer 1,3 Juta Penerima Bansos PKH, Gus Ipul: Rekeningnya Bermasalah
-
Gus Ipul Harap Prabowo Beri Arahan Khusus kepada 4 Ribu Tenaga Pendidik Sekolah Rakyat
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
-
Dokter Tifa Kena Malu, Kepala SMPN 1 Solo Ungkap Fakta Ijazah Gibran
-
Penyebab Rupiah Loyo Hingga ke Level Rp 16.700 per USD
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
Terkini
-
KPK Berencana Terbitkan Sprindik Umum dalam Kasus Korupsi PMT untuk Hindari Praperadilan
-
Sentra Fauna Lenteng Agung Pengganti Barito, Bakal Beroperasi Awal Oktober
-
Feri Amsari: Pemuda Andalkan Bapak, Paman hingga MK, Tak Akan Bertahan Lama!
-
Ribuan Siswa Jadi Korban Keracunan MBG, Pakar Hukum Sebut Negara "Punya Niat Jahat"?
-
Ahok Disinggung oleh Tersangka Korupsi LNG, KPK Buka Suara
-
Perbaikan Gerbang Tol Semanggi Bikin Macet Parah, Pramono Kini Minta Pengerjaannya saat Libur
-
Minta Pramudi Wanita Tak Bawa Bus Transjakarta Ukuran Besar, Bebizie: Gampang Panik
-
6 Fakta Polwan Bunuh Suami: Dugaan Tekanan Mental, Hingga Konflik Rumah Tangga
-
Kritik 'Tot-Tot Wuk-Wuk' Menggema, Legislator Minta Polisi Tegas
-
Pembobolan Rekening Dormant Senilai Rp 204 Miliar, Polisi : Pemilik Pengusaha Tanah Berinisial S