Suara.com - Operasi pencarian dan pertolongan terhadap JDSP (27), warga negara Brazil yang sebelumnya dilaporkan jatuh di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat berakhir dengan kabar duka. Hal itu pun menjadi sorotan banyak pihak.
Menanggapi persoalan itu, Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PDIP, Adian Napitupulu mengatakan bahwa memang perlu ada penjelasan dari Basarnas soal proses evakuasi WNA Brazil.
Terlebih proses evakuasi jadi sorotan karena dianggap terlambat.
"Harus bisa dong (dipanggil rapat), kenapa nggak. Harus bisa, kan nggak boleh terulang yang kayak begitu," kata Adian di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/6/2025).
Menurutnya, banyak hal yang harus didalami terutama soal apa yang menjadi hambatan proses evakuasi dilakukan.
"Banyak yang harus kita dalami ya, bagaimana sih medannya, katanya medannya sangat buruk," katanya.
Lebih lanjut, Adian menilai seharusnya negara harus mampu dalam melakukan proses evakuasi korban.
"Gini...gini, kita itu tidak boleh mengatakan negara tidak mampu. Per orangan bisa tidak mampu, kalau negara harus mampu gitu loh," katanya.
Sebelumnya, operasi pencarian dan pertolongan terhadap JDSP (27), Warga negara Brazil yang sebelumnya dilaporkan jatuh di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat berakhir dengan kabar duka.
Baca Juga: Tragedi Rinjani Berbuntut Panjang, Adian Napitupulu Desak Pimpinan DPR Panggil Basarnas
Tim SAR gabungan menemukan korban yang beritanya sempat diviralkan ini dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa (24/6/2025) di kedalaman sekitar 600 meter.
Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi menjelaskan bahwa salah satu personel berhasil mencapai lokasi korban di jurang sekira pukul 18.00 WITA di datum point.
"Setelah pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan pada korban," katanya.
Konfirmasi status meninggal dunia diperkuat setelah tiga personel lainnya, menyusul turun dan memastikan kondisi korban.
Jenazah kemudian langsung di-wrapping (dibungkus) untuk persiapan evakuasi.
"Menyusul temuan ini, Tim SAR yang berada di Last Known Position (LKP) atau lokasi terakhir korban terlihat,segera menyiapkan sistem evakuasi," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Dasco Ungkap Ultimatum Prabowo dari Hambalang: Sikat Habis Kader Korup!
-
Polisi Ringkus Dua Pelaku Curanmor yang Tembak Mati Hansip di Cakung
-
KPK Tahan 5 Pengusaha yang Diduga Suap Eks Bupati Situbondo Karna Suswandi, Ini Nama-namanya
-
Gempur Titik Rawan Banjir, Pemkot Surabaya Siapkan Drainase Maksimal Jelang Musim Hujan
-
JATAM: Warga Pro dan Kontra Tambang di Halmahera Sama-sama Korban Sistem yang Merusak
-
KPK 'Bedah' Prosedur Izin TKA, Mantan Sekjen Kemnaker Heri Sudarmanto Dicecar Soal Pungli
-
Diwawancara Pramono, Zidan Penyandang Disabilitas Diterima Kerja di Transjakarta
-
JATAM: Negara Abai Lindungi Warga dari Dampak Beracun Tambang Nikel di Halmahera
-
Sebut Soeharto Tak Layak Jadi Pahlawan, GUSDURian: Selama Orba Banyak Lakukan Dosa Besar
-
Mafia Tanah Ancam Banyak Pihak, JK: Saya Sendiri Korbannya, Harus Dilawan Bersama!