Suara.com - Gletser di Kanada bagian barat, Amerika Serikat, dan Swiss telah kehilangan sekitar 12% massa esnya dalam dua dekade terakhir. Temuan ini terungkap dalam studi terbaru yang dipublikasikan di Geophysical Research Letters.
Menurut Brian Menounos, profesor dari University of Northern British Columbia sekaligus kepala ilmuwan di Hakai Institute, pencairan ini menunjukkan percepatan yang mengkhawatirkan.
“Selama empat tahun terakhir, gletser kehilangan es dua kali lebih banyak dibandingkan dengan dekade sebelumnya,” ujarnya. “Pencairan gletser baru saja jatuh dari tebing.”
Apa penyebabnya?
Peningkatan suhu dan musim kering ekstrem menjadi pemicu utama. Namun, para peneliti juga menyoroti peran partikel gelap seperti debu dan karbon hitam dari kebakaran hutan, yang menempel di permukaan gletser dan mempercepat pencairan lewat penurunan albedo—kemampuan salju dan es untuk memantulkan sinar matahari.
“Tahun 2023 adalah tahun yang mencatat rekor, tidak diragukan lagi,” ujar Menounos, merujuk pada musim kebakaran hutan terburuk dalam sejarah Kanada.
Di Gletser Haig, Kanada, karbon hitam dari kebakaran bertanggung jawab atas hampir 40% pencairan antara 2022 dan 2023.
Dampaknya: bukan hanya soal permukaan laut
Meski kontribusinya pada kenaikan permukaan laut masih relatif kecil, penurunan volume gletser akan berdampak besar pada ketersediaan air tawar di musim kering, ekosistem, serta meningkatnya risiko bencana seperti banjir bandang akibat danau gletser yang terbentuk tiba-tiba.
Baca Juga: Mengapa Misinformasi Perparah Krisis Iklim, Laporan Global Peringatkan Bahayanya
Sayangnya, efek fisik seperti penurunan albedo ini belum sepenuhnya dihitung dalam model iklim global.
“Jika kita berpikir, ya, kita punya waktu 50 tahun sebelum gletser hilang, sebenarnya bisa jadi 30 tahun,” kata Menounos. “Kita benar-benar membutuhkan model yang lebih baik untuk masa depan.”
Apa yang bisa dilakukan?
Menurut Menounos, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk mulai memikirkan rencana jangka panjang menghadapi dunia dengan lebih sedikit es.
“Masyarakat perlu bertanya apa implikasi dari hilangnya es di masa mendatang,” katanya. “Kita perlu mulai mempersiapkan diri untuk masa ketika gletser menghilang dari Kanada bagian barat dan Amerika Serikat.”
Penelitian ini menjadi pengingat bahwa perubahan iklim tidak hanya tentang suhu, tetapi juga tentang masa depan sumber daya air, bencana alam, dan perencanaan lingkungan secara menyeluruh.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Indef Sebut Tantangan Perbankan Ada di Daya Beli, Bukan Soal Likuiditas
-
5 Fakta Kartu Liputan Wartawan Dicabut Gara-gara Tanya MBG ke Prabowo
-
Kronologi WNI Ditangkap Polisi Jepang Karena Pencurian Tas Seharga Hampir 1 Miliar
-
Aktivis Jogja 'Diculik' Aparat, YLBHI: Ini Penangkapan Ilegal dan Sewenang-wenang!
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana