Suara.com - Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rakhmat Hidayat menyebut praktik prostitusi yang ditemukan di balik tembok-tembok berlubang di sekitar Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur bukan fenomena baru. Aktivitas prostitusi jalanan atau street prostitution itu menurutnya telah berlangsung selama hampir dua dekade.
“Itu bukan hal yang baru. Saya sudah mengamati dan melihat itu sejak 2005 ketika tinggal di daerah Klender, Jakarta Timur,” kata Rakhmat kepada Suara.com, Senin, 30 Juni 2025.
Area prostitusi jalanan, kata Rakhmat, terbentang di sepanjang tembok-tembok sekitar Stasiun Jatinegara hingga Pondok Kopi. Di masa itu bahkan sempat populer istilah 'jablay', sebuah sebutan bagi perempuan yang melambaikan tangan untuk menawarkan jasa seksual di pinggir rel dengan tarif murah.
Rakhmat menilai ditutupnya berbagai lokalisasi seperti Kalijodo dan Kramat Tunggak tak serta-merta menghentikan praktik prostitusi.
Para pekerja seks komersial atau PSK kenyataannya seringkali hanya berpindah lokasi dan mempraktikkan prostitusi secara terselubung di berbagai sudut kota.
Ketergantungan ekonomi terhadap praktik prostitusi menjadi alasan para PSK tetap bertahan. Tak hanya bagi mereka yang masih muda tapi juga 'pemain' lama yang telah lanjut usia. Rakhmat menyebut itu bisa terjadi karena mereka tidak memiliki alternatif penghidupan lain.
"Jadi ini menurut saya karena soal kemiskinan yang mendera mereka," ungkapnya.
Karena itu Rakhmat menilai penertiban atau razia yang selama ini dilakukan bukan solusi. Ia mendorong pemerintah menggunakan pendekatan yang lebih komprehensif untuk menyelesaikan kemiskinan, akar masalah sebenarnya di balik praktik prostitusi jalanan tersebut.
“Ini bukan hanya soal moral, tapi soal ekonomi, dan itu perlu dilihat secara lebih dalam,” ujarnya.
Baca Juga: Gubernur Pramono Copot Lurah Malaka Sari yang Pinjam Duit ke PPSU
Jejak Aktivitas Prostitusi
Suara.com sempat menelusuri lokasi prostitusi di balik tembok-tembok berlubang di sekitar Stasiun Jatinegara. Di sana ditemukan jejak-jejak aktivitas seksual seperti bungkus kondom, tisu bekas, pecahan botol minuman keras, hingga sepasang flat shoes hitam.
Joko (45) salah satu warga sekitar menyebut aktivitas prostitusi di sana terjadi hampir setiap malam mulai pukul 21.00 WIB hingga menjelang pagi. Para PSK biasanya terlebih dahulu menunggu atau mencari pelanggan di pinggir trotoar. Setelah mendapat pelanggan, mereka kemudian melakukan aktivitas seksual singkat di balik tembok berlubang.
Joko menyebut PSK yang menjajakan diri di sana merupakan pendatang yang telah lama tinggal di sekitar lokasi. Bukan hanya perempuan muda, ada juga yang lanjut usia hingga waria.
"Semua ada di sana," ungkap Joko saat ditemui Suara.com di lokasi, Senin, 30 Juni.
Salah satu PSK pernah bercerita langsung kepada Joko soal tarif yang mereka pasang. PSK muda, kata dia, rata-rata memasang tarif berkisar Rp250-300 ribu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta