Suara.com - Dengan suara bergetar dan sumpah paling berat, mantan Wakil Menteri Paiman Raharjo secara terbuka membantah tudingan bom waktu yang kembali meledak di ruang publik: bahwa dirinya terlibat dalam pembuatan ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bantahan keras ini berhadapan langsung dengan narasi detail yang dibangun politisi senior PDIP, Beathor Suryadi, yang menunjuk sebuah kios di Pasar Pramuka sebagai lokasi "penciptaan" dokumen krusial tersebut.
Merasa nama baik dan keluarganya diserang, Paiman Raharjo akhirnya buka suara dalam sebuah acara televisi. Ia tidak hanya menyangkal, tetapi juga berani mengambil sumpah di hadapan publik untuk membuktikan ucapannya, menggambarkan betapa dalam dampak tudingan ini bagi kehidupan pribadinya.
“Jadi gini, saya Demi Allah sumpah mati, enggak pernah bikin ijazah Jokowi. Saya terpaksa ikut bicara ya karena ini sangat merugikan saya, keluarga saya, anak saya pun sudah tidak mau sekolah,” kata Paiman dengan nada tegas melalui sambungan telepon dalam potongan video sebuah acara di INews TV, Selasa (1/7/2025), video itu juga beredar luas di media sosial.
Bagi Paiman, tuduhan ini adalah fitnah keji yang menyeretnya ke dalam pusaran kebencian politik yang bukan miliknya. Ia menantang para penuduhnya untuk membuktikan klaim mereka dan memohon agar pertarungan politik tidak mengorbankan orang lain.
“Sekarang buktikan saja kalau memang saya dituduh, siapa yang bilang? Jadi tolong, janganlah, kalau memang benci Jokowi, jangan melibatkan yang lain,” ujarnya.
Namun, bantahan emosional Paiman ini dihadapkan pada cerita versi Beathor Suryadi yang tak kalah meyakinkan. Beathor, dalam sebuah podcast, membeberkan kronologi yang ia klaim sebagai proses di balik layar pencalonan Jokowi di Pilkada Jakarta 2012.
Menurutnya, semua dokumen persyaratan, termasuk ijazah, diatur di sebuah kios milik Paiman di Pasar Pramuka.
Beathor bahkan menyebut nama-nama lain yang diduga terlibat, seperti Deni Iskandar yang merapikan persyaratan dan Widodo yang membawa dokumen tersebut ke Pasar Pramuka.
Baca Juga: Percayai Beathor soal Bunker di Solo, Amien Rais: Saya Punya Nasihat Agar Jokowi Tebus Dosanya!
“Ada pertemuan di Cikini itu, terus dipertajam untuk membuat dokumen. Nah dokumen itu langsung dibawalah sama Widodo ke Pasar Pramuka, nah di situlah kemudian dia ketemu sama Paiman,” ungkap Beathor, menggambarkan suasana di kawasan yang menurutnya sudah terkenal sebagai tempat "menyelesaikan" urusan dokumen.
“Jadi, anak-anak drop out (putus sekolah), bawa punya temannya, contohin, bikin, ditulis lulus juga,” katanya, melukiskan praktik yang menurutnya lazim terjadi di sana.
Ironisnya, Beathor juga menggambarkan Paiman sebagai sosok "orang hebat" yang merintis karier dari nol di Pasar Pramuka hingga akhirnya berhasil menjadi seorang rektor dan menyandang gelar profesor.
Tudingan ini sendiri merupakan kelanjutan dari polemik ijazah Jokowi yang telah lama bergulir. Beathor mengaku dirinya ikut dalam rombongan yang mendatangi Fakultas Kehutanan UGM dan kediaman Jokowi di Solo untuk memverifikasi keaslian ijazah tersebut.
“Roy Suryo dan Rismon Sianipar yakin itu bukan dari UGM,” tutur Beathor, menjelaskan dasar kecurigaannya yang kemudian membawanya pada penelusuran yang berujung pada nama Paiman dan Pasar Pramuka.
Berita Terkait
-
Percayai Beathor soal Bunker di Solo, Amien Rais: Saya Punya Nasihat Agar Jokowi Tebus Dosanya!
-
Tudingan Beathor ke Jokowi Dinilai Keji, Hensa: Masa UGM Nyetak Ijazah di Pasar Pramuka? Itu Bahaya!
-
Blak-blakan Beathor Suryadi, Siapa 'Arsitek' Dokumen Jokowi di Pasar Pramuka Kini Jadi Profesor?
-
Pengakuan Pedagang Pasar Pramuka Saat Didatangi Roy Suryo: Banyak yang Datang Tanya Pemalsuan
-
Kejanggalan Transkrip Jokowi Terkuak? Ahli Forensik Pertanyakan Status Sarjana Muda dan Nilai Rendah
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
Terkini
-
Rekaman CCTV Detik-detik Pendopo FKIP Unsil Ambruk Viral, 16 Mahasiswa Terluka
-
Jeritan 'Bapak, Bapak!' di Tengah Longsor Cilacap: Kisah Pilu Korban Kehilangan Segalanya
-
Khawatir Komnas HAM Dihapus Lewat Revisi UU HAM, Anis Hidayah Catat 21 Pasal Krusial
-
Terjebak Sindikat, Bagaimana Suku Anak Dalam Jadi Korban di Kasus Penculikan Bilqis?
-
Buah Durian Mau Diklaim Malaysia Jadi Buah Nasional, Indonesia Merespons: Kita Rajanya!
-
Panas Adu Argumen, Irjen Aryanto Sutadi Bentak Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Jangan Sok-sokan!
-
Ikut Duduk di Sekolah, Prabowo Minta Papan Interaktif yang Bikin Siswa Semangat Belajar Jangan Rusak
-
Profil Cucun Ahmad Syamsurijal, Anggota DPR yang Sebut MBG Tidak Perlu Ahli Gizi
-
Angka Kecelakaan di Jadetabek Meledak hingga 11 Ribu Kasus, Santunan Terkuras Rp100 Miliar Lebih
-
Kondisi Pelaku Ledakan SMAN 72 Membaik, Polisi Siapkan Pemeriksaan Libatkan KPAI