Suara.com - Maluku Utara kini menjadi sorotan nasional berkat pertumbuhan ekonominya yang fantastis, mencapai 34,6% pada kuartal pertama 2025, menjadikannya yang tertinggi di Indonesia.
Angka mengesankan ini tak lepas dari pesatnya hilirisasi nikel, komoditas tambang primadona di Bumi Kie Raha. Namun, di balik geliat ekonomi tersebut, tersimpan sebuah dilema besar yang menjadi perhatian serius Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda: bagaimana menyeimbangkan laju pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan dan diversifikasi sektor.
Dalam sebuah podcast bersama Helmy Yahya yang tayang di kanal YouTube, Sherly Tjoanda Gubernur Maluku Utara ini secara gamblang mengungkapkan kondisi ini.
"Kita patut bersyukur, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara memang luar biasa tingginya," ujar Sherly, dengan raut wajah yang menunjukkan kebanggaan sekaligus keprihatinan.
"Angka 34,6 persen itu bukan main-main. Ini adalah buah dari investasi besar-besaran di sektor hilirisasi nikel yang memang sedang gencar kita dorong."
Namun, di sisi lain, ketergantungan daerah terhadap sektor pertambangan ini sangatlah besar.
Sherly memaparkan, "Hampir 50 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kita saat ini, itu berasal dari sektor tambang, khususnya nikel. Ini menunjukkan betapa vitalnya nikel bagi penerimaan daerah kita saat ini."
Kendati demikian, Sherly menyadari betul bahwa ada harga yang harus dibayar jika eksploitasi ini tidak dikelola dengan bijak. Ia secara terbuka mengakui dampak lingkungan yang mungkin timbul.
"Tentu saja, pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat ini, apalagi yang digerakkan oleh sektor pertambangan, pasti ada dampaknya terhadap lingkungan," kata Sherly dengan nada serius.
Baca Juga: Dijodohkan dengan Dedi Mulyadi, Cara Sherly Tjoanda Ucapkan Salam Tuai Pro Kontra
"Jika kita tidak menerapkan good mining practice atau praktik pertambangan yang baik, maka kerusakan lingkungan itu akan terjadi. Dan ini adalah kekhawatiran besar kami."
Pentingnya menjaga keseimbangan menjadi fokus utama Sherly dalam kepemimpinannya.
"Kita tidak bisa hanya melihat pertumbuhan angka tanpa memikirkan bagaimana dampaknya untuk generasi mendatang," tegasnya.
"Saya selalu menekankan, kita harus menemukan titik seimbang antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Jangan sampai anak cucu kita nanti yang menanggung akibat dari apa yang kita lakukan hari ini."
Lebih lanjut, Sherly Tjoanda juga menyoroti potensi besar Maluku Utara di luar sektor pertambangan yang belum tergarap maksimal. Ia melihat adanya peluang besar untuk diversifikasi ekonomi.
"Maluku Utara ini bukan hanya nikel. Kita punya kekayaan alam yang luar biasa di sektor lain," jelas Sherly.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar