Menjadi "bayangan" suami di pentas dunia memaksa Pita untuk terus belajar dan bertumbuh, bahkan di area yang tak pernah ia minati sekalipun.
Salah satu tantangan terbesarnya adalah seni tari. Demi tugas negara dan mendukung sang suami, ia yang mengaku kaku dan tidak punya minat, akhirnya harus terjun belajar menari.
"Saya yang tadinya bukan seorang penari dan belum ada minat ke sana, lama-lama mulai bisa merasakan enjoy," ujarnya.
Kegigihannya terbukti. Dari Tari Tobelo yang ia bawakan di Dili, Timor Leste, hingga Tari Lenggang Nyai yang dipentaskan dengan gemilang di malam resepsi diplomatik di Buenos Aires, Argentina, Pita menunjukkan sebuah transformasi pribadi yang luar biasa.
Perjuangan tidak berhenti di panggung. Komunikasi sehari-hari di Argentina, dengan kemampuan bahasa Spanyol yang terbatas, menjadi tantangan tersendiri.
Tapi, ia tak kehabisan akal dan menciptakan metodenya sendiri untuk bertahan.
"Ada kalanya saya bertemu orang yang tidak dapat berbahasa Inggris, saya akan melakukan bahasa 'salah paham'. Ya, saya salah, tapi dia paham," katanya dengan nada humor.
Kerinduan yang Terpendam
Di balik senyum ramahnya saat mendampingi suami, Pita mengakui ada "beban moral" berat yang selalu ia pikul.
Baca Juga: Selalu di Garda Depan Bela WNI, Kematian Diplomat Arya Terkait Kasus yang Ditanganinya?
Ia sadar betul bahwa setiap tindakan dan perilakunya akan menjadi cerminan bangsa Indonesia di mata dunia.
Sebuah insiden sederhana di Argentina menjadi bukti betapa dalam kesadaran ini tertanam.
Saat bertemu tetangganya yang sudah sepuh di lift, Pita secara refleks membungkukkan badan—sebuah gestur sopan santun yang lazim di Indonesia. Reaksi sang tetangga justru kebingungan.
"Suatu hari, saat saya bertemu dengan tetangga apartemen saya yang sudah sepuh sedang duduk menunggu lift bersama, saya melakukan itu dan Beliau bertanya, 'Apa kamu malu bertemu dengan saya?' Kemudian saya jelaskan dan kami pun menjadi sama-sama belajar," kenangnya.
Namun, di antara semua tantangan dan suka duka, ada satu duka sunyi yang selalu ia bawa: jarak dengan keluarga, terutama sang ibu di Yogyakarta.
Perbedaan waktu 10 jam saat bertugas di Argentina membuat intensitas komunikasi berkurang. Teknologi canggih, baginya, tak akan pernah mampu menggantikan hangatnya sebuah pelukan, menyisakan kerinduan yang selalu terpendam di belahan dunia lain.
Tag
Berita Terkait
-
Selalu di Garda Depan Bela WNI, Kematian Diplomat Arya Terkait Kasus yang Ditanganinya?
-
Paket atas Namanya Tiba, Namun Diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan Telah Berpulang
-
Misteri Tewasnya Arya Daru dan Tugas Berisiko Diplomat, AS Pernah Lakukan Pengusiran Massal
-
6 Kunci 'Misteri Pembunuhan Ruang Tertutup' Diplomat Arya Daru Pangayunan
-
Misteri Kematian Diplomat Arya Belum Terpecahkan, Polisi Libatkan Ahli Digital dan Forensik
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
Terkini
-
Di Bawah Presiden Baru, Suriah Ingin Belajar Islam Moderat dan Pancasila dari Indonesia
-
Prediksi FAO: Produksi Beras RI Terbesar Kedua di Dunia, Siapa Nomor Satu?
-
Biaya Sewa Kios Pasar Pramuka Naik 4 Kali Lipat, Pramono Anung Janji Tak Ada Penggusuran!
-
Swasembada Pangan! Mentan: InsyaAllah Tak Impor Beras Lagi, Mudah-mudahan Tak Ada Iklim Ekstrem
-
Indonesia Jadi Prioritas! Makau Gelar Promosi Besar-besaran di Jakarta
-
Cak Imin Bentuk Satgas Audit dan Rehabilitasi Gedung Pesantren Rawan Ambruk
-
Semarang Siap Jadi Percontohan, TPA Jatibarang Bakal Ubah Sampah Jadi Energi Listrik
-
Ragunan Buka hingga Malam Hari, Pramono Anung: Silakan Pacaran Baik-Baik
-
Skandal Robot Trading Fahrenheit: Usai Kajari Jakbar Dicopot, Kejagung Buka Peluang Pemecatan
-
Pengacara Nadiem: Tak Ada Pertanyaan Kerugian Negara di BAP, Penetapan Tersangka Cacat Hukum