News / Nasional
Senin, 14 Juli 2025 | 16:13 WIB
Anies Baswedan saat ditemui di rumah duka almarhum suami Najwa Shihab kawasan Jeruk Purut, Jakarta Selatan pada Selasa, 20 Mei 2025. [Suara.com/Rena Pangesti]

Suara.com - Anies Baswedan angkat bicara terhadap program pemerintah yang baru saja berjalan yakni, Sekolah Rakyat atau SR.

Pendidikan gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dengan menyasar siswa SD hingga SMA ini mulai diberlakukan di beberapa daerah termasuk di DI Yogyakarta.

Tak terlalu memberikan kritik, Anies Baswedan justru mendukung pemerintah sambil mengingatkan apa yang akan dilakukan pemerintah sudah diukur dan akan muncul berbagai hal tak terduga.

"Mudah-mudahan bisa terlaksana baik seperti dengan rencana dan apa yang menjadi tujuan bisa terlaksana sampai tutas. Semua rencana baik, kita harapkan bisa terlaksana dengan baik," ujar Anies ditemui di UGM, DI Yogyakarta, Senin (14/7/2025).

Sebagai mantan Menteri Pendidikan, Anies tentu berharap besar terkait pendidikan Indonesia yang harus terus berkembang.

Namun ditanyai terkait aspek dari Sekolah Rakyat yang perlu menjadi fokus dalam pelaksanaannya, Anies justru menyerahkan ke pemerintah.

"Saya rasa pemerintah sudah tahu apa yang perlu dikerjakan. Kita berharap semuanya selesai dengan baik, jadi rencana baik itu dilaksanakan," kata dia.

Sekolah Rakyat Resmi Beroperasi

Sekolah Rakyat sudah dimulai pada 14 Juli 2025 ini dengan 63 lokasi yang telah beroperasi untuk menampung sekitar 9.700 siswa.

Baca Juga: Mengintip Kegiatan MPLS di Sekolah Rakyat Sentra Handayani

Program yang diusung oleh Prabowo Subianto ini bertujuan memutus garis kemiskinan yang ada di Indonesia, lewat pendidikan gratis yang memiliki kualitas.

Siswa yang disasar adalah siswa dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Prabowo mengaku segala kebutuhan sekolah dari asrama, kesehatan dan perhatian gizi makanan ditanggung oleh pemerintah.

Dalam beberapa kurikulum yang disediakan, SR tidak menggunakan kurikulum nasional. Namun lebih fleksibel dan pendekatan personal.

Ada seleksi yang dilakukan pemerintah seperti asesmen diagnostik yang digunakan untuk memetakan potensi dan kebutuhan belajar setiap siswa.

Tanpa adanya kurikulum nasional, siswa akan fokus dalam keterampilan hidup. Secara akademik memang tetap diberikan, namun dari program yang dicanangkan Ketum Gerindra ini adalah membekali siswa terhadap life skills mereka di dunia nyata.

Selain itu, pendekatan holistik untuk siswa, seperti pemberian makanan bergizi cukup. Layanan kesehatan dan lingkungan yang mendukung.

Load More