Suara.com - Keterlibatan Kontingen Satgas Patriot II Indonesia dalam parade militer Bastille Day 2025 di Paris menjadi catatan sejarah tersendiri dalam hubungan bilateral Indonesia–Prancis.
Tak hanya sebagai peserta, Indonesia untuk pertama kalinya memimpin defile militer dalam perayaan Hari Nasional Prancis—suatu kehormatan besar yang jarang diberikan kepada negara non-Eropa, apalagi dari Asia.
Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan kebanggaannya atas momen bersejarah itu setibanya di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu, 16 Juli 2025.
“Kita diberi kehormatan bisa memimpin defile, Hari Nasional Perancis ini sesuatu yang baru pertama kali dalam sejarah, suatu negara dari Asia memimpin defile,” katanya, dikutip dari ANTARA.
Menurut Prabowo, kepercayaan tersebut mencerminkan posisi strategis Indonesia di mata Prancis dan dunia.
“Perancis memberi kehormatan besar, mereka memandang kita negara yang sangat penting,” ujar Presiden Prabowo.
Tak hanya menghadiri perayaan kenegaraan Bastille Day, kunjungan Prabowo ke Paris juga diwarnai dengan pertemuan bilateral bersama Presiden Emmanuel Macron di Istana Élysée.
Kedua pemimpin berdiskusi hangat mengenai penguatan kerja sama bilateral serta sejumlah isu global yang menjadi perhatian bersama.
“Saya lakukan juga pembicaraan lama dengan Presiden Macron, membahas banyak masalah, cukup sangat produktif,” ujar Prabowo.
Baca Juga: Prabowo Buka Suara Soal Tarif Impor AS: Semua Sudah Dihitung, Rakyat yang Utama!
Salah satu isu global yang turut dibahas adalah konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
Dalam hal ini, Indonesia dan Prancis menunjukkan titik temu sikap dengan sama-sama mendukung solusi dua negara sebagai pendekatan damai yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Presiden Prabowo juga memberikan apresiasi atas peran aktif Prancis dalam memperkuat hubungan Indonesia dengan kawasan Eropa, baik dalam bidang pertahanan, teknologi, hingga diplomasi ekonomi.
Prabowo Buka Suara Soal Tarif Impor AS: Semua Sudah Dihitung, Rakyat yang Utama!
Presiden Prabowo Subianto memastikan pemerintah sudah mengkalkulasi hasil kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS) soal penurunan tarif impor dari 32 persen menjadi 19 persen.
Kesepakatan itu diambil kedua negara setelah Prabowo dan Presiden AS Donald Trump melakukan negosiasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
Harga Emas Melonjak! Antam Tembus Level Rp 2.622.000 di Pegadaian, UBS Ikut Naik
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
Terkini
-
Danantara Pastikan Putra-Putri Bangsa Tetap Jadi Prioritas Untuk Pimpin BUMN, Bukan Asing
-
Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur, Keterangan Ahli Dinilai Melemahkan Dakwaan Jaksa
-
Prabowo Sebut Ada 1.000 Tambang Ilegal di Dua Pulau Ini, Negara Rugi Besar!
-
Prabowo Ubah Aturan, Sekarang Ekspatriat dan WNA Bisa Pimpin BUMN
-
Terbukti Berkontribusi Turunkan Kemiskinan, KEK Kendal Perlu Jadi Contoh Daerah Lain
-
Cuaca Hari Ini: 5 Provinsi Waspada Hujan Lebat, Jabodetabek Diprediksi Hujan Ringan
-
3 Fakta Rahmat Shah Ditipu: Modus Pelaku Makin Canggih, Ngaku Jadi Raline Shah
-
Pesan Keras di Gerbong Kereta, Grafiti Anti IDF Gegerkan Publik
-
Blak-Blakan, Prabowo Tolak Keponakan Ikut Proyek Kemhan: Cari Usaha Lain!
-
Prabowo Ingatkan Anak Muda: Kuasai Ekonomi Sebelum Jadi Pemimpin Politik