Suara.com - Sebuah video amatir menggemparkan jagat maya merekam momen dramatis saat seorang oknum anggota polisi dijemput paksa oleh tim Profesi dan Pengamanan (Propam).
Dalam rekaman yang menyebar cepat, pria berseragam tersebut menangis histeris di salah satu ruas jalan di Ternate Utara, menolak untuk diamankan dan memicu perhatian warga sekitar.
Jeritannya yang pilu, “Tolong-tolong saya tara mau jemput,” menjadi sorotan utama, mengubah jalanan menjadi panggung drama yang tak terduga.
Siapa sangka, di balik seragam gagah seorang aparat penegak hukum, tersimpan kerapuhan yang terekspos di depan publik.
Detik-Detik Penjemputan yang Menggemparkan
Insiden ini bukan sekadar penegakan disiplin biasa. Cara oknum tersebut bereaksi dengan tangisan dan perlawanan verbal menunjukkan adanya tekanan emosional yang mendalam.
Peristiwa ini terjadi di ruang publik, disaksikan langsung oleh masyarakat yang kemudian mengabadikannya melalui ponsel mereka. Dalam sekejap, video tersebut menjadi viral, memicu ribuan komentar dan spekulasi dari netizen.
Oknum yang diketahui merupakan personel Satuan Sabhara Polda Maluku Utara ini dijemput paksa terkait pelanggaran disiplin.
Menurut informasi awal, ia dilaporkan jarang masuk dinas, sebuah pelanggaran yang dianggap serius dalam institusi kepolisian.
Baca Juga: Penampakan PLTS Rusak dan Terbengkalai di Ternate
Namun, reaksi histerisnya memunculkan pertanyaan yang lebih dalam: apa yang sebenarnya terjadi pada anggota polisi ini hingga ia mencapai titik puncaknya di hadapan umum?
Di Balik Seragam: Tekanan dan Sisi Manusiawi
Sering kali, kita melihat polisi sebagai figur yang tegas, kuat, dan tanpa cela. Namun, video ini menjadi pengingat bahwa mereka juga manusia biasa yang memiliki masalah, tekanan, dan beban emosional.
Peristiwa di Ternate ini membuka mata publik terhadap sisi manusiawi aparat—bahwa di balik seragam dan ketegasan sikap, mereka tetaplah manusia biasa yang bisa lelah, rapuh, dan memendam luka.
Sebagai anggota Sabhara, tugasnya yang menuntut kewaspadaan tinggi dan kesiapsiagaan setiap saat bisa sangat menguras fisik dan mental.
Namun, yang kerap luput dari perhatian adalah beban pribadi yang mungkin dipikul diam-diam—entah masalah keluarga, tekanan ekonomi, atau konflik batin yang tidak diketahui orang lain.
Sayangnya, di lingkungan yang mengagungkan ketangguhan, mengakui kelelahan jiwa atau gangguan mental sering kali dianggap tabu. Stigma ini membuat banyak aparat memilih diam, hingga akhirnya tekanan itu meledak dalam bentuk yang tragis.
Kapolres Ternate, AKBP Anita Ratna Yulianto, telah memberikan konfirmasi singkat mengenai insiden ini.
“Itu bukan anggota Polres Ternate, namun itu anggota Polda,” ujarnya, meluruskan informasi bahwa oknum tersebut berada di bawah wewenang Polda Maluku Utara. Pernyataan ini penting untuk memisahkan yurisdiksi, namun drama kemanusiaan yang terjadi tetap menjadi milik publik yang menyaksikannya.
Kejadian ini lebih dari sekadar tontonan. Ini adalah cerminan bahwa setiap individu, terlepas dari profesinya, memiliki batas ketahanan.
Viralitas video ini seharusnya tidak hanya berhenti pada sensasi, tetapi juga memicu diskusi tentang pentingnya dukungan kesehatan mental bagi para aparat yang setiap hari berhadapan dengan situasi penuh tekanan.
Dunia yang terhubung secara digital memastikan tidak ada lagi yang bisa disembunyikan. Jeritan pilu seorang polisi di jalanan Ternate adalah pengingat yang kuat akan hal itu.
Berita Terkait
-
Penampakan PLTS Rusak dan Terbengkalai di Ternate
-
Keterbatasan Bukan Halangan: Kisah Inspiratif Ali: Disabilitas Asal Ternate, Wujudkan Mimpi Haji!
-
Benteng Tolukko, Kini Jadi Objek Wisata Sejarah di Ternate
-
Danau Laguna, Dikelilingi Perbukitan yang Semakin Membuatnya Tampak Menawan
-
Mengenal Pencipta Lagu 'Stecu Stecu', Kini Viral di TikTok Usai Dibawakan Faris Adam
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Kronologi Penumpang Wings Air Tuding Pramugari Kuras Emas dan Dollar di Pesawat
-
Detik-detik Penumpang 'Ngamuk', Tuding Pramugari Curi Emas & Dollar di Pesawat Wings Air
-
Ada Sinyal Rahasia? Gerak-Gerik Dua Pria di Belakang Charlie Kirk Disebut Mencurigakan
-
Prabowo Setuju Bentuk Komisi Reformasi Polisi dan Tim Investigasi Independen Demo Ricuh
-
Usai Diperiksa KPK, Deputi Gubernur BI Jelaskan Aturan Dana CSR
-
Emas & Ribuan Dollar Lenyap di Pesawat Wings Air Viral, Pramugari Dituduh Jadi Pelaku
-
CEK FAKTA: Isu DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025
-
7 Cara Melindungi Kulit dan Rambut dari Polusi Udara, Wajib Rutin Keramas?
-
Rehat dari Sorotan, Raffi Ahmad Setia Dampingi Ibunda Amy Qanita Berobat di Singapura
-
Gerakan Muda Lawan Kriminalisasi Tuntut Prabowo Bebaskan Aktivis dan Hentikan Kekerasan Negara