Suara.com - Nama Prof. Dr. Sofian Effendi selama puluhan tahun terpatri sebagai pilar intelektual dan benteng penjaga sistem dalam birokrasi Indonesia.
Ia adalah akademisi paripurna, seorang teknokrat ulung yang jejaknya terbentang dari lorong-lorong kampus Gadjah Mada hingga jantung kekuasaan di Jakarta.
Namun, sebuah pernyataan kontroversial di penghujung karirnya telah menciptakan sebuah paradoks, mempertaruhkan warisan yang ia bangun selama lebih dari tiga dekade pada sebuah isu yang sensitif: keaslian ijazah Presiden Joko Widodo.
Lahir di Bangka pada 28 Februari 1945, Sofian Effendi adalah produk terbaik dari sistem pendidikan yang ia yakini.
Meraih gelar sarjana hingga magister dari UGM, ia kemudian melanglang buana ke Amerika Serikat, mengantongi gelar MPIA dan Ph.D dari University of Pittsburgh berkat beasiswa prestisius seperti Fulbright dan Rockefeller Foundation.
Reputasi akademisnya tak terbantahkan, menjadikannya Guru Besar Ilmu Administrasi Negara UGM, sebuah titel yang menyiratkan penguasaan mendalam atas tata kelola negara.
Membangun Menara Gading Kredibilitas
Melihat rekam jejaknya, Sofian Effendi adalah definisi seorang arsitek sistem. Ia tidak hanya mengajar, tetapi juga membangun institusi.
Ia adalah pendiri Sekolah Pascasarjana Kebijakan Publik dan Administrasi di UGM dan memegang berbagai posisi strategis, dari Direktur Pusat Studi Kependudukan hingga puncaknya sebagai Rektor UGM (2002-2007).
Baca Juga: Berbalik 180 Derajat, Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi
Kepemimpinannya di UGM dikenal sebagai periode yang mengedepankan tata kelola dan standar akademik.
Namun, pengaruhnya jauh melampaui tembok universitas.
Pemerintah nasional berulang kali meminangnya untuk membenahi mesin birokrasi. Ia pernah menjabat sebagai Asisten Menteri di dua kementerian berbeda (Ristek dan Sekretariat Negara), hingga dipercaya menjadi Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada era transisi krusial (1999-2000).
Di BKN, ia mulai merintis reformasi kepegawaian. Puncak karirnya di pemerintahan adalah saat ia diangkat menjadi Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) pertama pada 2014.
Di posisi ini, ia menjadi "wasit" utama dalam menjaga meritokrasi, memastikan pengangkatan pejabat tinggi didasarkan pada kompetensi, bukan koneksi.
Ironisnya, seorang pria yang mendedikasikan hidupnya untuk menjaga kebenaran data dan sistem kepegawaian justru tersandung pada verifikasi data paling dasar: sebuah ijazah.
Pertaruhan Warisan di Sebuah Wawancara
Tag
Berita Terkait
-
Berbalik 180 Derajat, Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi
-
Sebut Kondisi Gibran-Bobby dalam Bahaya, Rocky Gerung Bedah Konspirasi Politik Jokowi, Apa Katanya?
-
Habis Bongkar Borok Ijazah Jokowi, Mantan Rektor UGM Kini Coba Dibungkam? Said Didu Minta Tolong
-
Laporkan Dugaan Informasi Bohong, Rismon Sianipar Pede Jokowi Akan Jadi Tersangka
-
Dibongkar Mantan Rektor UGM, Jokowi Tak Pernah Lulus Jadi Sarjana
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
-
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi! Antam di Pegadaian Jadi Rp 2.657.000, UBS Stabil
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
Terkini
-
Subhan Palal 'Sentil' KPU di Sidang Ijazah Gibran, Tuding Manuver Hukum Tak Sah
-
Jejak 'Fee' SGD 500 Ribu: KPK 'Korek' Arso Sadewo, Otak Swasta di Skandal PGN
-
Babak Baru Kasus Kacab Bank, Polisi: Pasal Pembunuhan Tunggu 'Lampu Hijau' Jaksa
-
Ngeri! Teror Air Keras Pelaku Tawuran di Jaktim, Tukang Parkir Warkop jadi Sasaran
-
Kritik Prabowo Soal Ini, Refly Harun: Suka-suka Lah Mumpung Berkuasa, Apa Juga Halal
-
Imbas Keracunan Massal MBG, BGN Tutup 106 Dapur MBG
-
Jejak Korupsi Chromebook Sampai ke Raksasa Teknologi: Petinggi Google dan HP Diperiksa Kejagung
-
Pemerintah Lanjutkan Proses Pemilihan Gelar Pahlawan Nasional 2025, Masih Ada Nama Soeharto
-
Novel Baswedan 'Senggol' Prabowo: Kembalikan Pegawai KPK Korban Firli, Ini Penegakan Hukum
-
Vonis 11 Tahun Penjara untuk Fani, Mahasiswi Pemasok Anak untuk Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar