Suara.com - Prediksi skenario politik paling kontroversial pasca-Pilpres 2024 mulai dibongkar ke publik. Bukan sekadar isu, kemungkinan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menggantikan Prabowo Subianto sebagai presiden disebut sebagai agenda tersembunyi yang bisa memicu ledakan amarah rakyat.
Analisis pedas ini dilontarkan oleh Ketua Dewan Direktur Great Institute, Syahganda Nainggolan, yang memprediksi adanya potensi "revolusi sosial" jika putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu benar-benar menduduki kursi RI-1.
Dalam sebuah diskusi panas di podcast Forum Keadilan TV, Syahganda tanpa ragu memaparkan kalkulasi politik yang menurutnya sedang berjalan di lingkaran kekuasaan. Ia melihat ada kepentingan besar di balik layar untuk memastikan Gibran melenggang ke puncak tertinggi.
Skenario Gibran Presiden dan Kepentingan Istana
Syahganda secara lugas menyebut bahwa wacana Gibran menjadi presiden bukanlah isapan jempol belaka, melainkan sebuah kemungkinan yang patut diwaspadai secara serius, terutama jika Prabowo mengalami kondisi berhalangan tetap.
"Ada kemungkinan Gibran naik jika Prabowo berhalangan tetap," ungkap Syahganda dikutip dari YouTube.
Lebih jauh, ia menuding adanya peran sentral Presiden Jokowi dalam mendorong agenda ini. Menurutnya, ini adalah bagian dari upaya untuk mengamankan dan melanggengkan pengaruh politik keluarga.
"Jokowi berkepentingan membuat Gibran jadi presiden," tambahnya dengan tegas.
Pernyataan ini seolah mengonfirmasi kekhawatiran sebagian publik mengenai potensi lahirnya dinasti politik yang mengakar kuat, sebuah isu yang terus menjadi sorotan sejak Gibran maju dalam kontestasi Pilpres 2024 melalui putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi.
Baca Juga: Koalisi Prabowo Gemuk di Parlemen, Gibran Tetap Bisa Dimakzulkan Lewat 'Jalur Belakang'?
Gibran Dianggap Cuma 'Nempel' Prabowo, Sejarah Habibie Jadi Peringatan Keras
Peringatan keras Syahganda tentang potensi "revolusi sosial" bukan tanpa dasar. Ia menilai legitimasi Gibran sangat rapuh dan hanya bersandar pada ketokohan Prabowo Subianto. Tanpa Prabowo, kekuatan Gibran dipertanyakan.
"Publik tidak akan baik-baik saja; bisa terjadi revolusi sosial," prediksinya.
"Gibran dianggap hanya menggandul Prabowo dan tidak punya kekuatan massa sendiri."
Syahganda kemudian menarik pelajaran dari sejarah kelam suksesi kepresidenan di Indonesia. Ia merujuk pada kejatuhan B.J. Habibie yang menggantikan Soeharto pada 1998.
Meski sah secara konstitusional, Habibie akhirnya tersingkir karena tidak memiliki basis dukungan massa yang riil dan kuat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Bahlil Pasang Target Tinggi di Pileg 2029: Bisa Terwujud Kalau Presiden Senyum Bersama Golkar
-
Lampu Hijau DPR: Anggaran Bencana Sumatera Boleh Diutak-atik Tanpa Izin, Ini Syaratnya
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat