Suara.com - Ketika skenario pembunuhan dan bunuh diri dalam kasus kematian diplomat Arya Daru Pangayunan sama-sama menemui jalan buntu, sebuah teori alternatif yang lebih sensasional mulai merayap ke permukaan: aktivitas seksual menyimpang atau fetish.
Namun, Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, menilai teori ini lemah jika dikaitkan dalam kasus kematian Arya sebab minimnya informasi dari polisi mengenai kondisi korban.
"Ada juga yang kemudian menyatakan bahwa ini teori yang bersangkutan itu melakukan suatu kegiatan seksual ya yang boleh dibilang sebagai menyimpang, fetis lah," ujarnya dikutip dari Youtube Intens Investigasi.
Menurutnya, sebuah teori, seterkejut apa pun, harus didukung oleh konteks di tempat kejadian perkara (TKP). Tanpa konteks yang relevan, teori tersebut tidak lebih dari sekadar asumsi tanpa dasar.
"Tapi jangan lupa bahwa kalau itu teori dikatakan kuat, kalau dalam hal ini juga ada hal-hal yang biasanya menyertai orang yang melakukan suatu kegiatan seksual menyimpang," tegas Adrianus.
Syarat Mutlak #1: Kehadiran Konteks Seksual Fisik di TKP
Syarat pertama dan paling fundamental adalah adanya bukti fisik yang mengarah pada aktivitas seksual. Adrianus mencontohkan salah satu indikator paling umum yang akan dicari oleh penyidik dalam kasus yang melibatkan dugaan erotic asphyxiation (sensasi sesak napas untuk kepuasan seksual).
"Ya, misalnya bahwa pada saat dia ditemukan itu dia dalam kondisi telanjang misalnya, mohon maaf ini ya," paparnya secara blak-blakan.
Kondisi korban saat ditemukan adalah petunjuk forensik yang krusial. Apakah korban berpakaian lengkap, atau dalam kondisi yang mengindikasikan aktivitas privat?
Baca Juga: Kriminolog Adrianus Meliala Runtuhkan Teori Bunuh Diri Diplomat Arya dengan Satu Pertanyaan Kunci
Ketiadaan informasi mengenai hal ini dari pihak kepolisian menciptakan sebuah lubang besar pertama dalam teori fetish.
Syarat Mutlak #2: Kehadiran Stimulan Pembangkit Gairah
Syarat kedua adalah adanya alat bantu atau stimulan. Aktivitas parafilia seperti ini jarang sekali terjadi dalam ruang hampa.
Pelaku biasanya membutuhkan pemicu eksternal untuk mencapai tingkat gairah yang diinginkan.
"Atau ada lagi misalnya apakah itu benda-benda pornografis ya, video porno yang lalu kemudian menjadi alat bantu yang bersangkutan dalam rangka untuk terangsang misalnya begitu," jelas Adrianus.
Kehadiran majalah, video, atau objek-objek lain yang bersifat pornografis di sekitar lokasi akan menjadi bukti pendukung yang sangat kuat. Namun, lagi-lagi, informasi ini terkunci rapat di dalam laporan investigasi kepolisian.
Tag
Berita Terkait
-
Kriminolog Adrianus Meliala Runtuhkan Teori Bunuh Diri Diplomat Arya dengan Satu Pertanyaan Kunci
-
Kriminolog UI: Kondisi TKP Patahkan Teori Pembunuhan Diplomat Arya Daru
-
Babak Baru Penyelidikan Tewasnya Arya Daru, Antara Bungkamnya Komnas HAM dan Jejak Kunci CCTV
-
Misteri Kematian Diplomat ADP: Kompolnas Ungkap 4 Fakta Baru, Bantah Keras Hasil Autopsi Hoaks
-
Misteri Kresek Hitam Diplomat Muda, Kompolnas: Bukti Penting terkait Kematian Arya Daru
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
-
Sepanjang Semester I 2025, Perusahaan BUMN Lakukan Pemborosan Berjamaah Senilai Rp63,75 Triliun
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
Terkini
-
Polisi Tangkap Bos Terra Drone Michael Wishnu Wardana, Ini Sosoknya
-
WWF Indonesia Sebut Banjir Sumatra Bukan Kesalahan Menhut Sekarang, Ini Alasannya
-
Geger Kayu Log Terdampar di Lampung: Polisi Pastikan Milik Minas Pagai Lumber, Kasus Dihentikan
-
Tangis Korban Ayu Puspita Pecah: Venue Belum Dibayar H-1, Kerugian Kini Tembus Rp26 Miliar
-
Operasi Anak Usaha PT Sago Nauli Plantation Disetop Paksa KLH, Jadi Biang Kerok Banjir Sumatra?
-
Mahfud MD Soroti 1.038 Penahanan Aktivis Pasca-Demo Agustus, Desak Kapolri Lakukan Penyisiran Ulang
-
Aceh Masih Gelap Pascabencana, DPR Desak ESDM Percepat Pemulihan Listrik
-
Otto Hasibuan Heran: Masyarakat Benci Polri, Tapi Orang Ramai Rela Bayar Demi Jadi Polisi
-
Mobil Berstiker BGN Tabrak Sekolah di Cilincing, 19 Siswa Jadi Korban, Polisi Dalami Motif Sopir
-
Update Bencana Sumatera 11 Desember: 971 Orang Meninggal, 255 Hilang