Suara.com - Di tengah kompleksitas investigasi kematian diplomat muda, Arya Daru Pangayunan, satu elemen krusial terus menjadi pusat teka-teki yang menggugat logika dasar kriminologi: lakban yang membungkus kepala korban.
Bagi Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, benda ini bukan sekadar barang bukti, melainkan sebuah anomali fatal yang secara bersamaan mementahkan teori pembunuhan terhadap Arya.
Dalam kasus ini, lakban menjadi bab pembuka yang paling membingungkan. Menurut Adrianus, metode ini sangat tidak lazim dan menjadi keunikan paling khas yang membedakan kasus ini dari yang lain.
"Dalam hal ini maka keunikan yang paling khas adalah lebih kepada soal apa bahwa korban itu terbungkus kepalanya, tertutup kepalanya dengan lakban. Ya, hal ini amat tidak biasa ya," ujar Adrianus dikutip dari Youtube Intens Investigasi.
Pertanyaan fundamental yang ia ajukan adalah, apa makna dari lakban tersebut? Apakah itu signature seorang pembunuh berdarah dingin, atau sebuah metode bunuh diri yang ganjil?
"Apakah itu memang suatu indikasi pembunuhan atau indikasi bunuh diri. Nah, di situlah lalu kelihatannya masalahnya ya," tegasnya, menyorot titik pusat dilema investigasi.
Jika lakban itu adalah ulah seorang pembunuh, maka teori ini langsung berhadapan dengan fakta TKP yang "terlalu bersih".
Adrianus secara sistematis memaparkan mengapa skenario adanya orang ketiga menjadi sangat lemah.
"Jadi kalau itu adalah indikasi pembunuhan, maka banyak fakta-fakta lain yang memperlihatkan bahwa tidak ada orang lain yang masuk dan keluar setelah yang bersangkutan itu masuk kembali setelah membuang sampah ya sampai kemudian diketemukan meninggal oleh penjaga wisma ya," jelasnya.
Baca Juga: Sampai Dibahas Densu, Pelaku Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Tulang Bawang Ditangkap
Dengan kata lain, tidak ada jejak penyusup. Tidak ada tanda-tanda masuk paksa. TKP seolah steril dari kehadiran orang lain.
"Artinya dalam hal ini tidak ada orang yang membunuh ya," simpul Adrianus dengan tegas berdasarkan bukti fisik di lokasi. Logika TKP telah membangun sebuah benteng yang sulit ditembus oleh teori pembunuhan.
Ketika pintu skenario pembunuhan tertutup, logika akan beralih ke bunuh diri. Namun, di sinilah anomali kedua yang tak kalah kuat muncul.
Menurut Adrianus, korban sama sekali tidak menunjukkan profil psikologis seseorang yang berada di ambang keputusan fatal.
"Tapi teori pembunuhan kan juga lalu menjadi diperdebatkan, menjadi kontroversial karena yang bersangkutan tidak menunjukkan gejala perilaku ataupun perasaan yang sesuai dengan orang-orang yang akan mengambil satu keputusan fatal," paparnya.
Biasanya, individu yang akan bunuh diri menunjukkan tanda-tanda seperti kebingungan, perenungan mendalam, menarik diri, atau meninggalkan pesan tersirat. Jejak-jejak psikologis ini sama sekali tidak ditemukan pada diri Arya.
Tag
Berita Terkait
-
Sampai Dibahas Densu, Pelaku Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Tulang Bawang Ditangkap
-
Anggota TNI Diduga Bunuh Istri di Deli Serdang Ditangkap
-
Ulasan Novel The Labyrinth House Murders: Kejutan di Balik Rumah Labirin
-
Babak Baru Penyelidikan Tewasnya Arya Daru, Antara Bungkamnya Komnas HAM dan Jejak Kunci CCTV
-
Anggota TNI Habisi Istri Pakai Sangkur di Deli Serdang, Jeritan Histeris Gegerkan Warga
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
FMN Aksi Anti Fasis di DPR, Tuntut Bebaskan 3.195 Demonstran Korban 'Razia Agustus'
-
6 Fakta Dosen Unissula Aniaya Dokter RSI Sultan Agung Semarang, Viral di Medsos!
-
Datangi KPK, ICW Bawa 11 Tuntutan Soal Pemberantasan KKN
-
Menkeu Purbaya Minta Maaf Usai Sebut Demo 'Suara Sebagian Kecil Rakyat'
-
Cara Mudah Daftar Jadi Pelaku Usaha Distribusi Pupuk Indonesia Tahun 2026
-
Curhat Menteri Kagetan usai Salah Ngomong, Menkeu Purbaya Siap Dikritik Habis-habisan Wartawan
-
Resmi Jadi Menko Polkam Ad Interim, Ini Rekam Jejak Mentereng Sjafrie Sjamsoeddin di Militer
-
Tambang Freeport Longsor: Tujuh Karyawan Dilaporkan Terjebak
-
Dulu Penggerak Warga Pati, Kini Ahmad Husein Diteriaki Penjilat dan Nyaris Dihakimi Massa
-
Budi Arie Terima Dicopot dari Jabatan Menteri: Saya Hormati Keputusan Presiden