Suara.com - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menggelar bedah buku Babad Diponegoro untuk menghidupkan kembali semangat perlawanan pahlawan bangsa tersebut sekaligus memperingati 200 tahun perang Jawa.
Sekretaris Utama Perpusnas Joko Santoso di Jakarta, menyampaikan bahwa Babad Diponegoro tidak hanya sekadar catatan sejarah di masa lalu, tetapi sebuah karya yang mencerminkan pemikiran, pandangan dunia, dan perjuangan spiritual Pangeran Diponegoro.
"Babad Diponegoro mengisahkan asal-usul Sang Pangeran, latar belakang keluarga, serta peristiwa-peristiwa penting yang membentuk kehidupannya, termasuk ketidakpuasannya terhadap pemerintahan kolonial Belanda dan keputusan untuk melancarkan perlawanan," kata Joko, Rabu 23 Juli 2025.
Ia menjelaskan, dalam rangka memperingati 200 tahun perang Jawa, Perpusnas tidak hanya menerbitkan buku Babad Diponegoro, tetapi juga menghadirkan bentuk visual dari buku sketsa perang Jawa yang memiliki judul asli Schetsen over den Oorlog van Java.
Buku tersebut memoar Kanjeng Raden Adipati Ario Joyodiningrat (1800-1864) yang ditulis dalam bahasa Melayu "pasar" dalam 114 halaman telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia modern agar lebih dapat dinikmati masyarakat.
"Sketsa perang Jawa yang kita hadirkan dalam bentuk visual hari ini bertujuan untuk membuka ruang interpretasi tentang bagaimana kita sebagai generasi penerus memahami dan menghidupkan kembali semangat perlawanan, kegigihan, dan nilai budaya yang diwariskan melalui konflik yang menjadi titik balik dalam sejarah Nusantara," ucap Joko.
Sementara itu, Sejarawan sekaligus Penulis Inggris, Peter Carey yang menyunting Babad Diponegoro dan sketsa perang Jawa mengatakan, Babad Diponegoro berisi pengetahuan yang ditulis khusus oleh Sang Pangeran untuk keturunannya yang lahir selama masa pengasingan di Manado dan Makassar.
"Semua pengetahuan yang dimiliki Diponegoro mengenai legenda, sejarah, warisan, dan spiritual dari Jawa diejawantahkan di dalam buku yang tebal ini. Dalam terbitan buku yang terdiri dari 1.400 halaman dan dalam tulisan 1.151 halaman folio, semua ditulis sendiri oleh Sang Pangeran selama sembilan bulan antara Mei 1831 sampai Februari 1832," tuturnya.
Terkait sketsa perang Jawa, ia menjelaskan bahwa buku tersebut merupakan memoar memoar Kanjeng Raden Ario Joyodiningrat saat masih muda dan menjadi seorang panji.
Baca Juga: Gita Wirjawan Jadi Produser, Visinema Garap Proyek Film Ambisius Berjudul Perang Jawa
"Ia bergabung ikut berperang dengan Sinuwun Pangeran Diponegoro. Begitu dekat dengan Sinuwun, ia bisa melihat sorot mata Diponegoro yang sedang sakit keras akibat mesiu di medan perang. Oleh karena itu, buku ini mengandung banyak informasi personal," kata Peter.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI periode 1993-1998 Wardiman Djojonegoro mengemukakan bahwa Perang Jawa bukan konflik perebutan tahta.
Melainkan upaya Pangeran Diponegoro untuk memperbaiki nasib rakyat DI Yogyakarta yang kala itu hidup miskin akibat kebijakan kolonial Belanda.
"Padahal dalam versi naskah asli Babad Diponegoro dan kajian akademik seperti karya Peter Carey yang berjumlah lebih dari 2.000 halaman, Pangeran Diponegoro memulai perlawanan bukan karena ambisi kekuasaan, melainkan untuk memperbaiki nasib rakyat Yogyakarta yang hidup dalam kemiskinan akibat kebijakan kolonial Belanda," ujar Wardiman.
Perpusnas bekerja sama dengan Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) menerbitkan buku berjudul "Babad Diponegoro: Sebuah Hidup yang Ditakdirkan" agar pemikiran dan perjuangan Pangeran Diponegoro dikenal luas oleh masyarakat.
Buku Babad Diponegoro disunting dan diterjemahkan oleh Peter Carey, tim Pusat Studi Kebudayaan UGM, dan tim Perpusnas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
RESMI! Timor Leste Gabung ASEAN, Prabowo dan Pemimpin Asia Tenggara Teken Deklarasi
-
Ungkap 38 Ribu Kasus Narkoba Sepanjang 2025, DPR Minta Polri Waspadai Peningkatan Akhir Tahun
-
Dinilai Bebani Petani Kecil, SPKS Minta Pemerintah Tinjau PP 45 Tahun 2025
-
Gus Najih: Rakyat Dukung Polri Sikat Bandar, Hukum Mati Pengedar Narkoba!
-
KA Purwojaya Anjlok, 8 Perjalanan Kereta Dibatalkan, Cek Rute dan Info Refund di Sini
-
Kemenag Bentuk Satgas Tangani Kekerasan, Perkuat Komitmen Wujudkan Pesantren Ramah Anak
-
Menteri PPPA Sesalkan Vonis Ringan Kematian Anak oleh TNI di Deli Sedang, Dorong Naik Banding
-
Akhir Penantian Panjang, Warga Murung Raya Kini Resmi Nikmati Terang Listrik PLN
-
Datangi Pabrik Aqua Lagi, Dedi Mulyadi Ungkap Sumber Airnya yang Tak Sesuai Iklan
-
Tragedi Prada Lucky: Sidang 22 Seniornya Digelar, Sang Ibu Tuntut Keterbukaan