Suara.com - Sebuah fakta baru dalam misteri kematian diplomat Arya Daru Pangayunan (ADP) membuka kotak pandora spekulasi. Keberadaannya selama lebih dari satu jam di rooftop Gedung Kemenlu sebelum tewas, menurut Kriminolog UI, bisa jadi bukan jeritan depresi, melainkan bagian dari skenario keji untuk membangun alibi pembunuhan.
Investigasi kasus kematian diplomat Arya Daru yang ditemukan dengan wajah terlilit lakban terus menyingkap detail-detail janggal.
Salah satu yang paling menarik perhatian adalah jejak terakhir korban yang terekam CCTV berada di atap (rooftop) gedung Kementerian Luar Negeri.
Bagi sebagian orang, ini mungkin mengarah pada dugaan masalah personal atau depresi. Namun, bagi Kriminolog Universitas Indonesia, Haniva Hasna, anomali ini justru memantik kecurigaan adanya sebuah narasi yang sengaja dibangun untuk menyesatkan penyelidikan.
Fakta bahwa Arya Daru menghabiskan waktu selama 1 jam 26 menit di rooftop bukanlah detail sepele. Haniva mempertanyakan secara kritis, narasi apa yang sebenarnya coba diciptakan dari aktivitas ini.
“Ini kan poinnya adalah rooftop gitu ya. lalu dia meninggalkan tempat dia berada di tempat itu 1 jam lebih 26 menit. Sebetulnya apa sih narasi yang dibangun dari kondisi ini? Kenapa ada seseorang yang menaiki rooftop dan berdiam diri di sana?” tanya Haniva.
Ia memaparkan beberapa kemungkinan interpretasi, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit.
Apakah Arya, yang akan segera pindah tugas, hanya ingin menikmati pemandangan kota Jakarta untuk terakhir kalinya? Ataukah ada makna lain yang tersembunyi di balik keheningan di ketinggian itu?
Haniva secara tajam menyoroti asosiasi umum antara rooftop dengan kondisi kejiwaan seseorang. Ia mengakui bahwa tindakan menyendiri di atap gedung seringkali dikaitkan dengan depresi atau bahkan niat bunuh diri. Namun, sebagai seorang ilmuwan, ia menuntut bukti, bukan asumsi.
Baca Juga: Obrolan Terakhir Arya Daru Terungkap! Jejak Digital Ungkap Fakta Mengejutkan
“Karena ketika seseorang naik ke rooftop itu adalah kondisi-kondisi di mana seseorang itu mengalami depresi. Nah, ketika dia depresi apa buktinya gitu? Apakah dia selama ini berhubungan dengan psikiater atau psikolog? Mana buktinya gitu ya?” tegasnya.
Menurut Haniva, jika narasi "masalah mental" ingin dijadikan dasar, maka pembuktiannya harus jelas yaitu:
Bukti Formal: Adakah rekam jejak konsultasi dengan profesional kesehatan mental?
Bukti Psikososial: Jika tidak ada bukti formal, bagaimana kesaksian dari lingkungan terdekatnya? Apakah keluarga, sahabat, atau rekan kerja menyadari adanya perubahan perilaku yang signifikan pada diri korban?
“Ada kemungkinan besar ketika temannya atau keluarganya itu mengetahui perubahan-perubahan dalam kehidupannya. Sehingga ini yang harus kita lihat,” tambahnya.
Alibi yang Disiapkan? Keanehan Tas yang Ditinggal
Kecurigaan terbesar Haniva muncul saat ia menghubungkan keberadaan korban di rooftop dengan fakta lain yang tak kalah janggal: tas milik Arya Daru ditemukan ditinggal di lantai 12, tepat di bawah akses menuju rooftop.
Tag
Berita Terkait
-
Obrolan Terakhir Arya Daru Terungkap! Jejak Digital Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Terbongkar! Apa Isi Chat Terakhir Diplomat Arya dengan Istri dan Rekan Kerja Sebelum Tewas?
-
Tas di Rooftop dan Rekaman CCTV: Polisi Rangkai Puzzle Kematian Arya Daru
-
Polisi Gelar Perkara Kasus Kematian Arya Daru Hari Ini: Bunuh Diri atau Dibunuh?
-
Polisi Kesampingkan HP Arya Daru yang Raib, Validkah Hasil Penyelidikannya?
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
Dukung Kreator & UMKM, Shopee Hadirkan Pengalaman Belanja Baru Bersama Meta
-
Viral Mandor TKA Dikeroyok di Morowali, Arogan Jadi Pemicu? Ini 4 Faktanya
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Misteri Grup WA Terjawab: Kejagung Bantah Najelaa Terlibat Skandal Chromebook
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok