Suara.com - Reuni angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada atau UGM, Sabtu (26/7) akhir pekan lalu, menjadi buah bibir karena Jokowi bertemu sosok pria mengaku bernama Mulyono dan teman seangkatan mantan presiden tersebut.
Namun, Senin (28/7/2025), pertemuan Joko Widodo alias Jokowi dengan pria mengaku bernama Mulyono itu menyulut api kontroversi baru.
Pasalnya, keaslian sosok Mulyono tersebut dipertanyakan secara terbuka di media sosial.
Ada sejumlah hal yang dianggap janggal oleh publik.
Pertama, Mulyono mengaku lulus dari Fakultas Kehutanan UGM tahun 80an, tapi dengan skripsi "ekonomi manajemen".
Tak hanya itu, kini banyak akun-akun media sosial menyebarkan sosok pria yang diklaim sebagai Mulyono tadi tengah berada di Terminal Tirtonadi Solo.
Lelaki yang mengaku Mulyono itu, disebut-sebut oleh warganet sebenarnya seorang calo tiket bus di Terminal Tirtonadi, Solo.
Acara reuni yang digelar di Yogyakarta pada Sabtu (26/7/2025) itu awalnya berjalan cair dan penuh canda.
Baca juga di Dewiku: Love Language-nya Physical Attack? Beginilah Serunya Rumah Tangga Krisjiana Baharuddin dan Siti Badriah!
Baca Juga: Demokrat Bantah Keras Dalangi Isu Ijazah Jokowi, Hinca Panjaitan: Ini Fitnah Besar!
Puncaknya adalah ketika seorang peserta reuni berteriak, menanyakan kehadiran 'Mulyono asli', yang disambut gelak tawa seisi ruangan.
"Ada yang namanya mulyono asli bapak?" teriak salah satu peserta.
Jokowi pun merespons dengan kelakar, meminta agar isu nama Mulyono tidak menjadi masalah baru, merujuk pada polemik nama mendiang iparnya.
"Udah Hari Mulyono dimasalahin, almarhum, ini tambah lagi Mas Mulyono lagi. Ini asli betul asli-asli Mulyono," kata Jokowi, seolah meyakinkan hadirin akan keaslian sosok temannya itu.
Pria yang mengaku Mulyono itu pun memberikan keterangan kepada media, membenarkan ia teman seangkatan Jokowi yang masuk pada tahun 1980.
Tapi, kata dia, dirinya baru lulus pada 1987 karena Jokowi memiliki nilai yang lebih baik.
Berita Terkait
-
Demokrat Bantah Keras Dalangi Isu Ijazah Jokowi, Hinca Panjaitan: Ini Fitnah Besar!
-
CEK FAKTA: Jokowi Punya Rekening di 20 Bank Asing?
-
7 Fakta Janggal Reuni Jokowi dengan Angkatan 80 UGM versi Netizen, Benarkah Settingan?
-
Berapi-api Ribka Tjiptaning Sebut Tanpa Kudatuli Tak Ada Tukang Kayu Jadi Presiden, Sindir Jokowi?
-
Viral Momen Jokowi Isi Daftar Hadir Saat Reuni, Singgung Nomor Mahasiswa
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
Terkini
-
Diduga Lakukan Penggelapan Mobil Inventaris Kantor, Eks CEO dan Direktur Perusahaan Dipolisikan
-
Amerika Serikat dan Venezuela Memanas: Kapal Induk Dikerahkan ke Laut Karibia, Ini 5 Faktanya
-
Gempa Magnitudo 6,5 Leeward Island, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak