Nilai-nilai seperti pengabdian, penghormatan terhadap leluhur dan orang tua, serta pentingnya pendidikan menjadi pilar utamanya.
Jejak Nilai Konfusianisme dalam Karier dan Pemikiran Kwik Kian Gie
Jika kita menelisik rekam jejaknya, ada korelasi kuat antara prinsip-prinsip Konfusianisme dengan sikap dan tindakan Kwik Kian Gie sepanjang hidupnya.
1. Pendidikan sebagai Fondasi Utama
Salah satu pilar utama ajaran Konfusius adalah pentingnya pendidikan untuk pencerahan individu dan kemajuan masyarakat. Kwik Kian Gie adalah manifestasi nyata dari prinsip ini.
Jauh sebelum dikenal sebagai menteri, ia sudah berkecimpung di dunia pendidikan dengan turut mendirikan SMA Erlangga di Surabaya pada tahun 1954.
Puncaknya adalah pendirian Institut Bisnis Indonesia (IBI), yang kini dikenal sebagai Kwik Kian Gie School of Business (Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie), sebagai wujud pengabdiannya untuk mencetak para manajer dan profesional yang andal.
Baginya, pendidikan berkualitas adalah jawaban untuk menjawab tantangan zaman.
2. Nasionalisme dan Keadilan sebagai Panggilan
Kwik Kian Gie dikenal sebagai seorang "nasionalis sejati". Ia konsisten menentang liberalisasi ekonomi yang berlebihan dan kerap mengkritik campur tangan asing yang dianggap merugikan kedaulatan ekonomi Indonesia.
Sikap ini dapat dilihat sebagai perwujudan dari ajaran Konfusianisme tentang tugas seorang intelektual atau pejabat untuk memastikan negara berjalan dengan adil dan teratur demi kesejahteraan rakyatnya.
Ia tidak ragu "berdiri tegak di tengah badai, demi kepentingan rakyat dan negeri."
Baca Juga: Memoar Kwik Kian Gie di Mata Mahfud MD: Tokoh Cerdas dan Lurus Telah Wafat
3. Kritik sebagai Bentuk Pengabdian
Dalam tradisi Konfusianisme, seorang "Junzi" (insan budiman) memiliki kewajiban moral untuk menyuarakan kebenaran kepada penguasa demi kebaikan bersama.
Sikap Kwik Kian Gie yang vokal dan tak pandang bulu dalam mengkritik kebijakan pemerintah, baik saat ia berada di dalam maupun di luar kekuasaan, mencerminkan prinsip ini.
Kritiknya bukanlah serangan personal, melainkan sebuah bentuk pengabdian intelektual untuk menjaga agar negara tidak salah arah.
Pribadi yang Mengedepankan Karya, Bukan Identitas
Meskipun arsip mencatat agamanya sebagai Konghucu, Kwik Kian Gie memilih untuk dikenal melalui karya dan integritasnya.
Fakta bahwa informasi ini tidak mudah ditemukan menunjukkan bahwa ia adalah pribadi yang menjaga ranah privatnya.
Ia adalah seorang warga negara Indonesia keturunan Tionghoa yang menikah dengan seorang wanita Belanda, Edith Johanna de Wit, yang ia temui saat menuntut ilmu di Rotterdam. Ini menunjukkan sisi kosmopolitan dari seorang nasionalis yang teguh.
Berita Terkait
-
Memoar Kwik Kian Gie di Mata Mahfud MD: Tokoh Cerdas dan Lurus Telah Wafat
-
Mengenang Kwik Kian Gie: Ekonom Vokal yang Tak Pernah Lelah Bersuara
-
Kwik Kian Gie Meninggal Dunia: Ini Profil, Karier, Politik, dan Pendidikannya
-
Ekonom Senior Kwik Kian Gie Meninggal Dunia
-
Rumah Doa Digeruduk: Anak-anak Jadi Korban Pemukulan di Padang
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD
-
Ketua DPD: GKR Emas Buktikan Pena Juga Bisa Jadi Alat Perjuangan Politik
-
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional? Istana: Namanya Sudah Diusulkan, Tunggu Keputusan Presiden
-
Kemenag Petakan 80 Pesantren Berisiko Bangunan Runtuh, Susun Aturan Baru Demi Keselamatan Santri
-
Gubernur Bobby Nasution juga Siapkan Beasiswa untuk Atlet Berprestasi Popnas dan Peparpenas
-
Upah Buruh Naik Cuma Rp50 Ribu, Tunjangan DPR Ratusan Juta; Said Iqbal Sebut Akal-akalan Pemerintah
-
Rahayu Saraswati Tetap Wakil Ketua Komisi VII DPR Usai Putusan MKD, Begini Kata Dasco
-
Pengendara Mobil Tewas Tertimpa Pohon Tumbang di Dharmawangsa Raya Saat Hujan Deras