Suara.com - Sebuah pemandangan pilu tersaji di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya di Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Di atas meja barang bukti, tergeletak benda-benda yang menjadi saksi bisu akhir hidup diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan (ADP). Namun, di antara laptop, lakban, dan ponsel, ada satu benda yang paling menyayat hati: sebuah buku karyanya sendiri yang berjudul "Diplomat Pertama Sebuah pencapaian cita-cita".
Buku yang seharusnya menjadi monumen keberhasilan itu kini justru menjadi bagian dari teka-teki misterius kematian sang penulis. Judulnya yang penuh harapan kini kontras dengan nasib tragis yang menimpanya, terbaring di antara barang-barang yang mungkin terkait dengan penyebab kematiannya.
Lakban Kuning Hingga Kartu Akses Jadi Kunci
Selain buku tersebut, polisi juga memamerkan sejumlah barang bukti krusial yang diharapkan dapat menguak tabir misteri ini. Informasi yang dihimpun di lokasi menyebutkan barang bukti yang dipajang meliputi:
- Pakaian korban
- Dua unit laptop dan empat flashdisk
- Gulungan lakban kuning
- Kartu akses gerbang dan kartu akses kamar 105
- Ponsel dan kartu memori
- Sisa sampah makanan dan peralatan mandi
Seluruh barang bukti ini dipajang menjelang pengumuman resmi penyebab kematian Arya yang sangat dinanti publik. Agenda yang semula dijadwalkan pukul 13.30 WIB bahkan sempat mundur, menambah ketegangan di antara para awak media yang menunggu.
Sehari sebelumnya, Komisi Kepolisian Nasional atau Kompolnas telah ikut serta dalam gelar analisa dan evaluasi (anev) bersama Polda Metro Jaya dan Komnas HAM. Komisioner Kompolnas, Mohammad Choirul Anam, memastikan bahwa proses penyelidikan berjalan sesuai koridor.
"Sampai tadi kita mengikuti (anev) tidak ada sesuatu yang baru, semua hal dipaparkan. Kami dalami prosedurnya maupun kredibilitas substansi," kata Anam, Senin (28/7).
Anam menegaskan, tujuan Kompolnas hadir adalah untuk memastikan penyidikan berjalan kredibel dan tidak ada fakta yang ditutup-tutupi.
Baca Juga: Dipamer Polisi ke Publik, Misteri Tewasnya Diplomat Arya Daru Tersingkap Lewat Bukti Kondom?
Kini, publik menanti dengan tegang. Apakah pengumuman sore ini akan mengakhiri semua spekulasi? Dan apakah barang-barang bukti, terutama buku 'pencapaian cita-cita' itu, akan memberikan jawaban atas misteri yang menyelimuti akhir hidup sang diplomat muda?
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada
-
Yakin Ganti Kapolri Cukup? KontraS Sebut Masalah Polri Jauh Lebih Dalam dari Sekadar Pimpinan
-
Komisi III soal Isu Calon Kapolri: Wakapolri atau Suyudi, Kami...
-
Tiga Mahasiswa Masih Hilang Sejak Unjuk Rasa Akhir Agustus, KontraS: Diduga Penghilangan Paksa