Suara.com - Setelah tiga pekan menjadi misteri yang menyita perhatian nasional, Polda Metro Jaya akhirnya menutup tabir kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Arya Daru Pangayunan (39).
Kesimpulan final polisi menyebut bahwa Arya Daru meninggal dunia akibat bunuh diri, bukan pembunuhan.
Meski begitu, sejumlah barang bukti yang dipamerkan dalam konferensi pers, Selasa (29/7/2025), justru memantik pertanyaan baru di benak publik. Di antara lakban kuning yang melilit kepala korban, terselip temuan janggal seperti alat kontrasepsi dan pelumas.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, menyatakan kesimpulan ini diambil bukan atas dasar spekulasi, melainkan melalui penyelidikan scientific yang mendalam, melibatkan autopsi, tim forensik, dan psikologi forensik.
“Indikator kematian ADP mengarah pada meninggal tanpa keterlibatan orang lain (bunuh diri),” ujar Wira di Polda Metro Jaya.
Pernyataan ini mengakhiri segala teori konspirasi yang sempat beredar liar, menegaskan bahwa tidak ada pihak ketiga yang terlibat dalam insiden tragis di kamar indekos kawasan Menteng, Jakarta Pusat itu.
Misteri Baru di Balik Barang Bukti Kondom dan Pelumas di TKP
Namun, di tengah kesimpulan yang final, perhatian publik tersita oleh deretan barang bukti yang dipamerkan. Selain lakban kuning yang menjadi "alat" utama, penyelidik juga menyita dan menunjukkan alat kontrasepsi atau kondom beserta pelumas merek Vivo.
Barang-barang ini dianggap cukup penting oleh kepolisian untuk disita dan diperlihatkan ke publik. Hingga kini, belum ada penjelasan rinci mengenai keterkaitan langsung antara barang bukti tersebut dengan motif atau tindakan bunuh diri yang dilakukan Arya.
Baca Juga: Misteri Lakban Kuning Arya Daru Terungkap: Merek, Sidik Jari dan Tempat Beli
Kehadiran benda-benda ini di lokasi kejadian secara alami memicu pertanyaan: Untuk apa barang-barang ini? Dan apa relevansinya dengan keputusan tragis yang diambil sang diplomat?
Empat Fakta Kunci yang Mengarah pada Kesimpulan Bunuh Diri
Kesimpulan polisi tidak datang tiba-tiba. Selama tiga pekan, penyelidik dari Polres Metro Jakarta Pusat hingga Polda Metro Jaya telah memeriksa 24 saksi dan 6 saksi ahli. Dari proses itu, terungkap empat fakta krusial yang saling mengunci dan mengarah pada satu kesimpulan:
Pintu Terkunci dari Dalam
Ini adalah fakta paling fundamental. Saat ditemukan, kamar indekos Arya terkunci rapat dan slotnya terpasang dari dalam. Hal ini secara signifikan memperkecil kemungkinan adanya orang lain yang masuk atau keluar setelah Arya berada di dalam.
Lakban Dibeli Sendiri oleh Korban
Penyelidikan melacak asal-usul lakban kuning yang digunakan. Hasilnya, lakban tersebut dibeli sendiri oleh Arya di Yogyakarta pada akhir Juni 2025, menunjukkan adanya persiapan atau niat yang sudah ada sebelumnya.
Rekaman CCTV di Rooftop Kemlu
Malam sebelum tewas, kamera pengawas merekam momen krusial. Arya terlihat berada sendirian di rooftop lantai 12 Gedung Kemenlu. Ia tampak merenung dan meninggalkan dua tas, salah satunya berisi pakaian dinas untuk tugasnya ke Finlandia yang batal ia jalani. Ini menjadi petunjuk kuat adanya tekanan atau kegelisahan psikologis.
Gerak-gerik Terakhir di CCTV Indekos
Kamera di indekos merekam Arya keluar kamar membawa kantong keresek hitam pada pukul 23.24 WIB, 7 Juli 2025. Beberapa menit kemudian, ia kembali masuk dan tak pernah terlihat keluar lagi hingga jasadnya ditemukan keesokan paginya. Ini memperkuat timeline bahwa ia sendirian di saat-saat terakhirnya.
Disclaimer: Berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan hal serupa. Jika Anda atau teman Anda menunjukkan adanya gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri, silakan menghubungi psikolog atau layanan kejiwaan terdekat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes di 1500-567.
Berita Terkait
-
Misteri Lakban Kuning Arya Daru Terungkap: Merek, Sidik Jari dan Tempat Beli
-
Bukan Dibunuh, 3 Bukti Sains Kubur Teori Liar Kematian Diplomat Arya Daru
-
Email Pilu ke Badan Amal Ungkap Niatan Bunuh Diri Arya Daru, Isinya Bikin Merinding!
-
Jejak Digital Ungkap Diplomat Kemlu Arya Daru Ingin Bunuh Diri Sejak 2013
-
Apa Itu CTM ? Obat yang Ditemukan Dalam Tubuh Arya Daru Pangayunan
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada
-
Yakin Ganti Kapolri Cukup? KontraS Sebut Masalah Polri Jauh Lebih Dalam dari Sekadar Pimpinan
-
Komisi III soal Isu Calon Kapolri: Wakapolri atau Suyudi, Kami...
-
Tiga Mahasiswa Masih Hilang Sejak Unjuk Rasa Akhir Agustus, KontraS: Diduga Penghilangan Paksa