Suara.com - Di tengah kepanikan evakuasi dan deru sirene peringatan tsunami, sebuah pemandangan tragis dan memilukan tersaji di sepanjang garis pantai Kota Tateyama, Prefektur Chiba, Jepang.
Beberapa ekor paus raksasa, makhluk megah penguasa samudra, ditemukan terdampar tak berdaya di perairan dangkal.
Mereka adalah korban tak terduga dari amukan gelombang tsunami yang dipicu oleh gempa dahsyat yang berpusat ribuan kilometer jauhnya di ujung timur Rusia.
Tayangan dari stasiun televisi lokal pada Rabu 30 Juli 2025 memperlihatkan sedikitnya empat ekor paus tergeletak di bibir pantai.
Tubuh raksasa mereka tampak kontras dengan ombak kecil yang datang dan pergi, seolah menjadi saksi bisu dari kekuatan alam yang baru saja menerjang.
Peristiwa ini menjadi pengingat yang menyedihkan bahwa dampak tsunami tidak hanya mengancam manusia, tetapi juga ekosistem laut yang rapuh.
Lalu, bagaimana bisa gempa di Rusia menyebabkan paus terdampar di Jepang? Jawabannya terletak pada fisika brutal gelombang tsunami.
Gempa bawah laut yang dahsyat menyebabkan pergeseran vertikal dasar samudra, mendorong volume air dalam jumlah masif.
Saat berada di laut dalam, paus mungkin tidak merasakan gelombang tsunami yang melintas di bawah mereka. Namun, semua berubah drastis ketika gelombang itu mendekati daratan.
Baca Juga: BMKG: Tsunami di Pelabuhan Sarmi Papua
Saat mencapai perairan dangkal, energi gelombang terkompresi, menyebabkan permukaan air laut surut secara tiba-tiba dan ekstrem, sebelum kembali menerjang daratan dengan kekuatan luar biasa.
Perubahan drastis pada kedalaman air dan arus yang kacau ini membuat sistem navigasi alami paus menjadi kacau.
Mereka yang kebetulan berada di dekat pantai saat tsunami tiba akan terjebak dalam pusaran air yang kuat, terseret, dan akhirnya terlempar ke daratan saat gelombang menghantam.
Media Jepang, NHK, bahkan mengingatkan bahwa gelombang setinggi 50 sentimeter saja memiliki kekuatan untuk mendorong beban seberat 200 kilogram, apalagi gelombang yang lebih besar.
Terdamparnya paus ini terjadi setelah Badan Meteorologi Jepang atau JMA melaporkan serangkaian gelombang tsunami yang menghantam pesisir Pasifik Jepang.
Gelombang tertinggi setinggi 50 sentimeter tercatat di Pelabuhan Ishinomaki, Prefektur Miyagi.
Berita Terkait
-
BMKG: Tsunami di Pelabuhan Sarmi Papua
-
Teror Tsunami Bikin Sekolah di Gorontalo Waswas, Siswa Terpaksa Pulangkan usai Dapat MBG
-
Diguncang Peringatan Tsunami, Begini Kondisi Terbaru Sandy Walsh Jelang Lawan Liverpool
-
Infografis Rentetan Gempa 29-30 Juli: Nikobar, Fiji, Aceh, hingga Rusia
-
Mengenal Ring of Fire: Jalur Rawan Gempa yang Terkait dengan Tsunami dan Gempa Rusia
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Wakapolri Ungkap Langkah Pembenahan Polri: Aktifkan Pamapta dan Modernisasi Pelayanan SPKT
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD