Saat dicecar awak media mengenai calon Wakapolri, Sigit dengan santai menunjuk ke arah jajaran perwira tinggi yang berdiri di belakangnya.
"Ini Wakapolri pilih nih," ujar Sigit sambil tersenyum, mengarahkan telunjuknya ke beberapa jenderal bintang tiga.
Dua nama yang paling menonjol dan berada di dekat Kapolri saat itu adalah Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri, Komjen Syahar Diantono, dan Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komjen Fadil Imran.
Candaan Kapolri ini sontak ditafsirkan publik sebagai sinyal kuat mengenai dua kandidat utama yang berpotensi mendampinginya.
Meski begitu, Sigit menegaskan bahwa proses formal tetap harus dijalankan sesuai prosedur, yaitu melalui konsultasi dengan Presiden.
"Nanti dikonsultasikan. Iya (dikonsultasikan ke Presiden)," katanya singkat saat itu.
Siapa Berpeluang? Syahar Diantono atau Fadil Imran?
Sinyal dari Kapolri membuat bursa calon Wakapolri semakin mengerucut pada dua nama besar. Komjen Syahar Diantono, sebagai Kabaintelkam, memegang salah satu posisi paling strategis di Polri.
Ia bertanggung jawab atas deteksi dini dan intelijen keamanan, sebuah peran vital yang membutuhkan kecermatan dan jejaring yang kuat. Latar belakangnya di bidang intelijen dianggap sebagai modal penting untuk posisi Wakapolri.
Baca Juga: Eks Wakapolri Ragukan Hasil Penyelidikan Arya Daru, Ini Alasannya
Sementara itu, Komjen Fadil Imran adalah figur yang sangat dikenal publik. Jabatannya sebagai Kabaharkam menempatkannya sebagai penanggung jawab pemeliharaan keamanan dan ketertiban di seluruh negeri.
Namanya semakin melambung saat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, di mana ia kerap tampil di depan publik menangani berbagai kasus besar di ibu kota.
Pengalaman teritorial dan kemampuannya dalam manajemen keamanan skala besar menjadi nilai jual utamanya.
Siapapun yang akan dipilih oleh Presiden Prabowo, posisi Wakapolri memiliki peran krusial dalam menjaga stabilitas dan efektivitas institusi Polri.
Ia tidak hanya menjadi pendamping Kapolri dalam tugas operasional harian, tetapi juga terlibat dalam perumusan kebijakan strategis dan pengawasan internal.
Percepatan penunjukan ini dinilai penting untuk memastikan roda organisasi Polri terus berjalan solid tanpa ada kekosongan kepemimpinan yang berlarut-larut.
Berita Terkait
-
Eks Wakapolri Ragukan Hasil Penyelidikan Arya Daru, Ini Alasannya
-
Makan Malam di Kertanegara, Bahas Apa Prabowo dan Anwar Ibrahim?
-
Prabowo Sambut PM Malaysia di Istana Merdeka
-
Wacana Pilkada Tak Langsung Mengemuka Lagi, DPR dan Parpol Mulai Simulasi
-
Keracunan Massal Buka Borok Sistem MBG, DPR: BGN Jangan Duduk Saja!
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Partai Ummat Kritik Pramono Anung, Sebut Kebijakan Jakarta Tak Berpihak Wong Cilik
-
BMKG: Puncak Musim Hujan Dimulai November, Berlangsung Lebih Lama hingga Februari 2026
-
Lewat Aklamasi, Budi Arie Lanjut Pimpin Projo 2025-2030
-
Anak Menteri Keuangan Yudo Sadewa Kembali Viral, Kali Ini Diduga Sindir Gibran Lewat Postingan Satir
-
Investment Outlook 2025 Redefining Value: Investment Strategy in the Age of Innovation
-
Ini Cerita Aqsa Syauqi Peraih DPD Award 2025 Kategori Pembangunan Sosial & Kesehatan
-
Dihadang Sopir Angkot, Layanan Mikrotrans PulogadungKampung Rambutan Disetop Sementara
-
Amstrong sembiring: Jelang Akhir Tahun 2025 Negeri Ini Jadi Lautan Persoalan Hukum
-
Wacana Tarif Transjakarta Naik, DPRD Sebut Warga Jakarta Sudah Mampu Bayar Lebih dari Rp 3.500
-
Ritual Persembahan Berujung Petaka, 9 Umat Tewas Terinjak-injak di Kuil India