Suara.com - Drama suksesi di puncak pimpinan PDI Perjuangan menarik untuk diperbincangkan. Di tengah teka-teki siapa yang akan mewarisi takhta Megawati Soekarnoputri, politisi senior Zulfan Lindan melontarkan analisis tajam yang menelanjangi kekuatan dan kelemahan dua putra-putri mahkota: Puan Maharani dan Prananda Prabowo.
Dengan lugas, Zulfan tidak hanya menunjuk siapa yang paling layak, tetapi juga memberikan kritik pedas kepada sosok yang dianggapnya tidak memenuhi syarat untuk menjadi nakhoda partai sebesar PDIP.
Menurutnya, era kepemimpinan yang bertumpu pada misteri dan sosok di balik layar sudah harus berakhir.
Dalam pandangannya, Puan Maharani adalah pilihan yang paling logis dan strategis untuk membawa PDIP ke era baru.
Modal politik yang telah dibangun Puan selama menjabat sebagai Ketua DPR RI dianggap sebagai aset tak ternilai yang tidak dimiliki oleh saudaranya.
"Yang paling pas jadi Ketua Umum PDIP tuh Puan, karena Puan itu sudah membangun hubungan keharmonisan dengan Pak Prabowo dengan koalisi partai yang ada karena dia sebagai ketua DPR," ujar Zulfan dikutip dari Youtube Retorika Show.
'Ketum Tak Boleh Gaib Seperti Imam Mahdi'
Analisis Zulfan menjadi sangat tajam ketika membahas sosok Prananda Prabowo. Ia menggunakan metafora menohok untuk menggambarkan karakter Prananda yang selama ini dikenal sebagai figur 'di balik layar' dan jarang terekspos oleh publik.
Menurutnya, gaya kepemimpinan seperti itu sangat berbahaya bagi masa depan partai. Seorang ketua umum, kata Zulfan, haruslah sosok yang dikenal, pemikirannya terbuka, dan aktif berinteraksi di panggung politik nasional. Menjadi sosok misterius bukanlah pilihan.
"Ya, kalau Prananda kan kita enggak tahu bergaulnya di mana, enggak pernah muncul. Mimpin partai ini ketua umum partai enggak boleh gaib kayak Imam Mahdi nanti," sentilnya dengan keras.
Baca Juga: Puan Ultimatum Kader PDIP Bali: Kekalahan 2024 Dievaluasi, Anggaran Pemerintah Wajib Diawasi
Kritik ini diperdalam dengan menyoroti minimnya jejak digital dan publik Prananda. Publik tidak mengenal gagasan, pernyataan, maupun aktivitas politiknya secara langsung.
"Ya kan dia artinya dia memang tidak selama ini kan tidak terekspos di mana, apa, enggak muncul ya, pikirannya, statementnya apa. Orang kan enggak kenal aktivitasnya apa. Jadi pimpinan partai itu enggak boleh. Itu diartikan gaib," tegasnya.
PR Puan dan Evolusi PDIP dari Fanatisme ke Rasionalitas
Meskipun menjagokan Puan, Zulfan tidak menutup mata terhadap kelemahan yang masih perlu diperbaiki oleh putri Megawati itu.
Pekerjaan rumah terbesar bagi Puan adalah kemampuannya dalam berkomunikasi secara terbuka dan membangun aura kepemimpinan yang lebih kuat di mata publik.
"Iya. ketua umumnya ini harus orang-orang yang aktif, gaul, terbuka, bergaul, kalau buat aku dalam konteks ini tadi, Puan itu harus latihan lagi dalam berkomunikasi. Terbuka, ya kan? Karena enggak bisa kita mimpin partai ini kan orang kan melihat apa partai ini kan aura pimpinannya gitu loh," ungkap Zulfan.
Tag
Berita Terkait
-
Puan Ultimatum Kader PDIP Bali: Kekalahan 2024 Dievaluasi, Anggaran Pemerintah Wajib Diawasi
-
Membedah Peluang BG Ambil Alih PDIP dari Trah Soekarno
-
Benarkah Kongres PDIP Digelar di Bali 1 Agustus? Jawaban Puan dan Yasonna Laoly Bikin Penasaran
-
Ultimatum Keras Megawati di Bali: Ribuan Kader PDIP Diperintahkan Menang Tanpa 'Main Duit'
-
Megawati Ke Ribuan Kader PDIP: Jangan Main-Main Duit!
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
-
Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
Terkini
-
5 Fakta Kasus Narkoba Onad: Dicokok Lagi Santuy Bareng Istri hingga Diduga Sempat Tenggak Ekstasi
-
Masih Pakai Helm, Geger Pemuda Tewas Gantung Diri di Flyover Pasupati Bandung
-
Ahli Ungkap Ada Faktor Disinformasi dan Manipulasi saat Rumah Sahroni hingga Uya Kuya Dijarah
-
Bongkar Habis! Mahfud MD Beberkan Kejanggalan di Balik Proyek Kereta Cepat Whoosh Era Jokowi
-
Jadi Penyebab Banjir di Jati Padang, Pramono Minta Tanggul Baswedan Segera Diperbaiki
-
Jakarta Siaga 25 Hari ke Depan! Waspada Cuaca Ekstrem dan Banjir Mengintai
-
Bobby Nasution Temui Guru Honorer Saling Lapor Polisi dengan Ortu Siswa, Dorong Penyelesaian Damai
-
Pemprov DKI Bakal Berikan Santunan Korban Pohon Tumbang, Ini Syaratnya
-
Isu Pork Savor yang Beredar di Media Sosial, Ajinomoto Indonesia Tegaskan Semua Produknya Halal
-
46 Anak SMP Nyaris Tawuran, Janjian via DM Berujung Diciduk Polisi