Suara.com - Raksasa kedirgantaraan Amerika Serikat, Boeing (BA.N), menghadapi ancaman serius setelah ribuan pekerja yang merakit jet tempur vital di St. Louis dengan tegas menolak tawaran kontrak terbaru.
Aksi mogok massal kini di depan mata, berpotensi melumpuhkan produksi alutsista krusial bagi pertahanan Amerika.
Serikat pekerja International Association of Machinists and Aerospace Workers (IAM) Distrik 837, yang mewakili sekitar 3.200 karyawan, mengumumkan bahwa para anggotanya telah menolak proposal dari Boeing. Penolakan ini menjadi sinyal kuat bahwa tawaran yang diajukan perusahaan jauh dari harapan para pekerja yang memegang peranan kunci dalam rantai pasok pertahanan AS.
"Anggota IAM Distrik 837 berhak mendapatkan kontrak yang mencerminkan keterampilan, dedikasi, dan peran penting mereka dalam pertahanan negara kita," tegas Perwakilan Bisnis serikat pekerja, Tom Boelling, dilansir dari Reuters.
Pernyataan ini menggarisbawahi inti masalah; para pekerja merasa kontribusi mereka tidak dihargai secara finansial.
Tawaran 'Receh' di Tengah Proyek Raksasa
Penolakan ini dipicu oleh tawaran Boeing yang dianggap tidak sepadan. Menurut pihak perusahaan, kontrak baru tersebut hanya berisi "beberapa perubahan kompensasi kecil" yang lebih menguntungkan anggota senior. Sementara itu, kebijakan lembur yang sebelumnya menjadi sumber perselisihan, dipertahankan oleh perusahaan.
Para pekerja ini bukan sembarang perakit. Tangan-tangan terampil mereka bertanggung jawab atas pembuatan jet tempur canggih Boeing serta MQ-25, sebuah pesawat nirawak pengisi bahan bakar di udara yang sedang dikembangkan untuk Angkatan Laut AS.
Ironisnya, ancaman mogok ini terjadi di tengah upaya divisi pertahanan Boeing untuk memulihkan keuntungan dan sedang gencar memperluas fasilitas manufaktur di St. Louis. Perluasan ini dilakukan untuk memproduksi jet tempur baru Angkatan Udara AS, F-47A, setelah memenangkan kontrak bernilai besar tahun ini.
Baca Juga: Trump Siaga! Dua Kapal Selam Dikerahkan ke Rusia Usai Medvedev Ancam Perang
Aksi mogok ini, meskipun skalanya lebih kecil dibandingkan pemogokan 33.000 masinis di divisi pesawat komersial Boeing tahun lalu, tetap menjadi pukulan telak. Sebagai pengingat, pemogokan sebelumnya yang berlangsung hampir dua bulan berhasil memaksa perusahaan menyetujui kontrak dengan kenaikan upah sebesar 38 persen selama empat tahun. Pengalaman ini bisa jadi memicu semangat para perakit jet tempur untuk menuntut hak yang lebih baik.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu