Suara.com - Sebuah sindikat judi online (judol) di Yogyakarta berhasil dibongkar oleh aparat kepolisian, bukan karena kalah taruhan, melainkan karena menyebabkan kerugian besar bagi para bandar.
Dipimpin oleh seorang otak kriminal berinisial RDS (32), komplotan ini secara sistematis menguras pundi-pundi situs judi dengan omzet mencapai Rp50 juta per bulan.
RDS bersama empat pegawainya, yaitu EN (31), DA (22), NF (25), dan PA (24) ditangkap dalam sebuah penggerebekan di rumah kontrakan mereka di Banguntapan, Bantul, DIY. Operasi yang telah berjalan selama setahun ini akhirnya terendus setelah adanya laporan dari masyarakat pada 10 Juli 2025.
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda DIY mengidentifikasi RDS sebagai dalang utama di balik operasi canggih ini. Perannya tidak hanya sebatas pemain, tetapi juga sebagai arsitek strategi, pemodal, sekaligus penyedia infrastruktur.
Kasubdit V Cyber Ditreskrimsus Polda DIY, AKBP Slamet Riyanto, menjelaskan bahwa RDS adalah bos yang mengatur segalanya.
"RDS lalu menyuruh 4 karyawannya untuk memasang judi online. RDS ini yang bertugas mencari promosi di situs-situs judol," kata Slamet pada Selasa (5/8/2025).
Tugas utama RDS adalah memetakan situs-situs judi yang menawarkan promosi menggiurkan, seperti bonus cash back atau keuntungan lain bagi pengguna baru.
Setelah target situs ditentukan, ia menyediakan semua fasilitas yang dibutuhkan, termasuk puluhan unit komputer dan ratusan kartu SIM perdana untuk mengeksekusi rencananya.
Komplotan ini tidak bermain judi secara konvensional. Mereka mengeksploitasi celah yang sengaja diciptakan oleh bandar untuk menarik pemain baru. Polisi mengungkap bahwa akun baru cenderung memiliki persentase kemenangan (win rate) yang lebih tinggi.
Baca Juga: Bikin Bandar Judol Rugi Besar, Polda DIY Tangkap 5 Pemain Judi
"Kalau judi kan seperti itu akun baru dibuat menang, untuk menarik pemain lama-lama dikuras habis," jelas Slamet.
Celah inilah yang dimanfaatkan secara masif. RDS mewajibkan keempat karyawannya untuk membuat dan memainkan 10 akun baru per hari di setiap komputer. Dengan total empat PC, mereka mampu mengoperasikan 40 akun baru setiap harinya.
Setelah meraih kemenangan signifikan dari sebuah akun, dana akan segera ditarik (withdraw), dan akun tersebut langsung ditinggalkan. Jika kalah, kerugian mereka sangat minim karena modal yang digunakan kecil, dan mereka akan segera beralih membuat akun baru.
"Karyawan ini yang buka akun sekaligus betting juga," tambah Slamet.
Untuk menyamarkan jejak digital dan mengelabui sistem keamanan situs judi, RDS membekali sindikatnya dengan ratusan kartu SIM. Kanit 1 Subdit V Ditreskrimsus Polda DIY, Kompol Ardiansyah Rolindo Saputra, menambahkan detail teknisnya.
"Kartunya diganti-ganti untuk mengelabui sistem IP Address. Jadi tidak hanya mengambil keuntungan fee akun baru, tetapi juga memainkan modal yang ada di dalam termasuk bonus, kalau untung dia withdraw kalau kalah buka
akun baru," ujarnya.
Berita Terkait
-
Pemerintah Kenakan Sanksi Tindak Pidana Pencucian Uang bagi Judol
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
-
PPATK Klaim Berhasil Tekan Judi Online! Triliunan Rupiah Berhasil Diselamatkan
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
Terkini
-
IKAHI Sumut Turun Tangan, Kebakaran Rumah Hakim PN Medan Bukan Sekadar Musibah Biasa?
-
Geledah Rumdin Gubernur Riau Abdul Wahid usai Tersangka, KPK Cari Bukti Apa Lagi?
-
Miris! Kakak Adik di Kendal 2 Minggu Cuma Minum Air, Tidur Bersama Jasad Ibu Demi Wasiat
-
Terbongkar! Segini Uang 'Jatah Preman' yang Diterima Gubernur Riau, KPK Beberkan Alirannya
-
Warga Protes Bau Tak Sedap, Pemprov DKI Hentikan Sementara Uji Coba RDF Rorotan
-
Pasca OTT, KPK Bergerak Geledah Rumah Dinas Gubernur Riau Abdul Wahid
-
Gubernur Riau Plesiran ke Inggris-Brasil Pakai Duit 'Jatah Preman', Mau ke Malaysia Keburu Diciduk
-
Soeharto Bakal Dapat Gelar Pahlawan Nasional? Legislator Minta Penilaian Berimbang dan Komprehensif
-
Lewat 1x24 Jam Pasca-OTT, Dalih KPK Baru Umumkan Gubernur Riau Tersangka: Masalah Teknis, Bukan...
-
Bappenas Sebut Penerapan Manajemen Risiko Menjadi Arah Baru Dalam Tata Kelola Pembangunan Nasional