Kawasan ini adalah tempat lahirnya peradaban-peradaban besar pertama di dunia, termasuk Sumeria, Akkadia, Babilonia, dan Asiria.
Sungai Eufrat menyediakan air dan tanah subur yang memungkinkan masyarakat beralih dari gaya hidup berburu-meramu ke pertanian menetap.
Kota-kota megah seperti Babilon yang legendaris dibangun di atas tepiannya, menjadikan sungai ini saksi bisu dari inovasi manusia dalam bidang tulisan, hukum, dan astronomi.
Keringnya Sungai Eufrat dan 'Gunung Emas'
Dalam beberapa tahun terakhir, debit air Sungai Eufrat menyusut drastis. Kekeringan parah, perubahan iklim, dan pengelolaan bendungan di Turki disebut sebagai penyebab utamanya.
Dampak paling nyata terlihat di wilayah Raqqa, Suriah, di mana dasar sungai yang sebelumnya terendam kini terlihat sebagai daratan kering.
Fenomena inilah yang memicu kehebohan. Warga setempat, melihat gundukan tanah yang tampak berkilau, mulai berbondong-bondong menggalinya dengan harapan menemukan emas.
Dengan peralatan sederhana seperti sekop dan cangkul, puluhan bahkan ratusan orang mendirikan tenda dan bekerja siang malam, menciptakan ekonomi mikro dadakan di kawasan tersebut.
Aksi ini bukan sekadar didorong oleh motif ekonomi. Banyak warga mengaitkannya dengan sebuah hadist Nabi Muhammad:
"Kiamat tidak akan datang hingga Sungai Eufrat menyingkapkan gunung emas yang akan menjadi perebutan manusia." (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Hadits Nabi Muhammad Tentang Tanda Kiamat, Dikaitkan Fenomena Cari Emas di Sungai Eufrat
Hadis ini, yang telah lama menjadi bagian dari eskatologi Islam, seolah menemukan relevansinya dalam peristiwa kekeringan ini, memberikan dimensi spiritual pada perburuan emas tersebut.
Benarkah Demikian?
Namun, apakah benar ada gunung emas yang tersingkap? Para ahli geologi meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati.
Seorang insinyur geologi, Khaled al-Shammari, menjelaskan bahwa endapan mineral memang umum ditemukan di sepanjang aliran sungai seperti Eufrat.
Namun, tanah berkilau yang ditemukan warga belum tentu emas. Bisa jadi itu adalah mineral lain seperti pirit, yang dikenal sebagai "emas palsu" karena warnanya yang mirip.
"Diperlukan analisis geologi mendalam untuk memastikan apakah endapan tersebut benar-benar mengandung emas atau hanya mineral biasa," jelas Al Shammari.
Hingga kini, belum ada konfirmasi ilmiah mengenai penemuan emas dalam jumlah besar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
DPR Dukung BGN Tutup Dapur SPPG Penyebab Keracunan MBG: Keselamatan Anak-anak Prioritas Utama
-
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Selama Seminggu, Jakarta Hujan Lebat dan Angin Kencang
-
Setelah Gelar Pahlawan, Kisah Soeharto, Gus Dur, hingga Marsinah akan Dibukukan Pemerintah
-
Dari Kelapa Gading ke Senayan: Ledakan SMA 72 Jakarta Picu Perdebatan Pemblokiran Game Kekerasan
-
Terungkap! Terduga Pelaku Bom SMA 72 Jakarta Bertindak Sendiri, Polisi Dalami Latar Belakang
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat
-
GeoDipa Dorong Budaya Transformasi Berkelanjutan: Perubahan Harus Dimulai dari Mindset
-
Usai Soeharto dan Gus Dur, Giliran BJ Habibie Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan PT Sanitarindo, KPK Lanjutkan Proses Sidang Korupsi JTTS
-
Dimotori Armand Maulana dan Ariel Noah, VISI Audiensi dengan Fraksi PDIP Soal Royalti Musik