Suara.com - Pemandangan tak biasa terjadi di tepi Sungai Efrat. Puluhan warga dari desa-desa di sekitar Raqqa berkumpul dan menggali tanah di pinggir sungai.
Mereka berharap bisa menemukan emas yang katanya terlihat berkilauan di dasar sungai yang mulai surut. Fenomena ini terjadi setelah air Sungai Efrat menurun drastis beberapa hari terakhir.
Tanah yang sebelumnya tertutup air kini terlihat, dan beberapa warga mengaku melihat gundukan tanah yang berkilau. Kabar ini langsung menyebar dan mengundang banyak orang untuk datang dan mencoba keberuntungan.
Penggalian Massal Tanpa Aturan
Apa yang awalnya hanya rasa penasaran kini berubah jadi kegiatan besar-besaran. Banyak warga mendirikan tenda darurat di sepanjang tepi sungai, menggali tanah siang dan malam menggunakan sekop dan alat sederhana.
Karena aktivitas ini mendadak ramai, dampaknya juga terasa di sekitar. Harga alat-alat gali bekas melonjak, dan orang-orang mulai membuka “jasa” atau menjadi perantara alat tambang untuk warga lain yang ingin ikut menggali.
Bisa dibilang, muncul ekonomi baru dadakan hanya dalam waktu singkat. Namun, sejauh ini belum ada peraturan resmi atau pengawasan dari pemerintah. Tidak ada yang mengatur soal keselamatan atau dampak lingkungan dari kegiatan ini.
Ahli Geologi: Belum Tentu Itu Emas
Meski banyak warga yakin telah melihat emas, para ahli mengingatkan untuk tidak terburu-buru menyimpulkan. Khaled al-Shammari, seorang insinyur geologi, mengatakan kepada Shafaq News bahwa penampakan tanah mengkilap belum tentu berarti emas.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini 5 Agustus 2025: Meroket! Ini Analisis Lengkapnya
“Sungai Efrat memang mengalir di wilayah yang kaya mineral, jadi lumrah kalau ada tanah yang berkilau. Tapi, hanya analisis geologi yang bisa membuktikan apakah itu benar emas atau tidak,” jelasnya.
Menariknya, peristiwa ini bukan cuma dibicarakan dari sisi ekonomi, tapi juga dari sisi agama. Banyak orang mengaitkan kejadian ini dengan sebuah hadis Nabi Muhammad SAW.
“Hari Kiamat tidak akan terjadi sampai Sungai Efrat menyingkap gunung emas, yang akan diperebutkan manusia.” (HR. Bukhari & Muslim)
Hadis ini cukup dikenal dalam ajaran Islam, dan sering dikaitkan dengan tanda-tanda menjelang kiamat. Maka tak heran, beberapa warga mulai percaya bahwa apa yang terjadi sekarang adalah salah satu isyarat besar.
Namun, Asaad al-Hamdani, seorang ulama Islam yang juga berbicara kepada Shafaq News, mengingatkan agar masyarakat tidak langsung menghubungkan hal ini dengan kiamat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Bangunan Parkir 2 Lantai Runtuh di Koja, Polisi Turun Tangan Selidiki
-
TNI Bubarkan Aksi Bawa Bendera GAM di Aceh, Satu Orang Terciduk Bawa Pistol dan Rencong
-
Bukan Cuma Lokal, Turis Eropa Serbu Kota Tua Jakarta Saat Natal: Ternyata Ini yang Mereka Cari
-
Pratikno: Januari 2026, Siswa Terdampak Bencana Sumatra Dipastikan Kembali Sekolah
-
Pemerintah Cabut Izin Jutaan Hektare Sawit dan Segel 5 Perusahaan Tambang
-
RI Tak Main-main! Bintang Porno Bonnie Blue Diadukan ke Inggris Usai Lecehkan Bendera Merah Putih
-
Pesan Mendagri ke Daerah Kaya: Jangan Simpan Anggaran, Bantu Korban Bencana
-
Prabowo: Pemerintah Tak Libur, Fokus Pulihkan Aceh dan Sumatra
-
Geger Video Bom di Bandara Batam, Kapolda Kepri: Hoaks! Pelaku Sedang Kami Kejar
-
Kejar Target Akhir Tahun, Seskab Teddy dan BP BUMN Percepat Pembangunan 15.000 Rumah Pascabencana