Warga Desa Kupu, yang hidup bersamanya selama puluhan tahun, melihat sesuatu yang lain. Mereka melihat puncak tertinggi dari sebuah ketulusan.
Mereka tidak mengusiknya, mereka merawatnya. Makanan dan minuman selalu ada untuknya, disodorkan oleh tangan-tangan yang melihatnya bukan sebagai orang aneh, melainkan sebagai penjaga sebuah kuil cinta yang tak terlihat.
Di matanya yang kosong, warga justru menemukan cermin.
Sebuah refleksi tentang arti komitmen yang kini mungkin telah hilang dari kamus kehidupan modern kita—sebuah dunia di mana janji begitu mudah diucap dan diingkari.
Dari Debu Jalanan, Menjadi Keabadian di Tembok
Kematian Mbah Arifin adalah sebuah kehilangan. Komunitas yang selama ini menjadi saksi bisu penantiannya menolak untuk membiarkan kisah ini lenyap ditelan zaman.
Dipelopori oleh para seniman di Kupu Art Forum, sebuah gerakan penghormatan pun lahir.
Sebuah dinding kusam disulap menjadi kanvas keabadian.
Wajah Mbah Arifin, dengan tatapan ikoniknya yang penuh harap, kini terpahat abadi dalam sebuah mural megah.
Baca Juga: Setia Seumur Hidup Tunggu Kekasih Tak Kembali, Kisah Mural Mbah Arifin Bikin Hati Pilu
Ini bukan sekadar seni jalanan. Ini adalah sebuah pernyataan, sebuah proklamasi bahwa di Tegal pernah hidup seorang pria yang cintanya begitu besar hingga melampaui hidupnya sendiri.
Kisah Mbah Arifin adalah elegi tentang cinta, kehilangan, dan kesetiaan yang menyakitkan.
Ia tidak mendapatkan akhir bahagia yang ia nantikan, namun ia mendapatkan sesuatu yang lain: keabadian.
Kisah ini memaksa kita bertanya pada diri sendiri: Seberapa dalam kita bersedia berjuang untuk sebuah janji?
Bagikan pemikiran Anda tentang arti kesetiaan di kolom komentar.
Berita Terkait
-
Setia Seumur Hidup Tunggu Kekasih Tak Kembali, Kisah Mural Mbah Arifin Bikin Hati Pilu
-
Mbah Arifin Setia Tunggu Kekasih di Pinggir Jalan Sejak 70an Hingga Meninggal, Kini Dijadikan Mural
-
Tanpa Banyak Rumor, Vinicius Dikabarkan Merapat ke Persekat Tegal
-
Siswi MAN 1 Tegal Dikeluarkan Sekolah Usai Tolak Baju Syar'i Lomba Renang, Ortu Ngadu Kemenag
-
Robot 'Umay': Karya Kreatif Pria Tegal dari Onderdil Bekas yang Viral di Medsos
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Bangunan Parkir 2 Lantai Runtuh di Koja, Polisi Turun Tangan Selidiki
-
TNI Bubarkan Aksi Bawa Bendera GAM di Aceh, Satu Orang Terciduk Bawa Pistol dan Rencong
-
Bukan Cuma Lokal, Turis Eropa Serbu Kota Tua Jakarta Saat Natal: Ternyata Ini yang Mereka Cari
-
Pratikno: Januari 2026, Siswa Terdampak Bencana Sumatra Dipastikan Kembali Sekolah
-
Pemerintah Cabut Izin Jutaan Hektare Sawit dan Segel 5 Perusahaan Tambang
-
RI Tak Main-main! Bintang Porno Bonnie Blue Diadukan ke Inggris Usai Lecehkan Bendera Merah Putih
-
Pesan Mendagri ke Daerah Kaya: Jangan Simpan Anggaran, Bantu Korban Bencana
-
Prabowo: Pemerintah Tak Libur, Fokus Pulihkan Aceh dan Sumatra
-
Geger Video Bom di Bandara Batam, Kapolda Kepri: Hoaks! Pelaku Sedang Kami Kejar
-
Kejar Target Akhir Tahun, Seskab Teddy dan BP BUMN Percepat Pembangunan 15.000 Rumah Pascabencana