Suara.com - Panglima Kodam IX Udayana Mayjen Piek Budyakto marah mendengar kabar kematian anak buahnya, Prada Lucky Chepril Saputra Namo atau Prada Lucky yang disebut meninggal dalam kondisi tidak wajar.
Waka Pendam IX/Udayana Letkol Inf Amir Syarifudin menggambarkan suasana hati Mayjen Piek yang kecewa mendengar kabar Anggota Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, NTT sudah tiada.
"Pangdam merasa kecewa atas kejadian ini, beliau marah sehingga langsung gerak cepat untuk investigasi, diminta segera respon agar kejadian ini mendapat jawaban yang tepat," kata Amir mengutip Antara, Juamt (8/8/2025).
Meski begitu, Amir menyampaikan bahwa Pangdam Udayana meminta agar proses investigasi kasus kematian Prada Lucky dilakukan transparan dan profesional.
Amir mengatakan belum bisa menyatakan kematian Prada Lucky akibat dianiaya atau disiksa.
Sebab, ia memastikan bahwa tim investigasi dari Sub Detasemen Polisi Militer (Sudenpom) Kupang dan Intelijen masih melakukan penyelidikan.
"Kami tidak bisa jawab kalau ini penganiayaan atau tidak, alasannya karena itu tadi, semua itu bisa terjadi, bisa karena penganiayaan, bisa saja karena dia cedera lain," katanya.
Sementara terkait sanksi yang akan diterapkan kepada prajurit yang terbukti terlibat dalam kasus kematian Prada Lucky, Amir mengatakan bakal ditentukan oleh hakim saat persidangan.
Sebelumnya diberitakan, Mendiang Prada Lucky Namo merupakan anggota TNI yang baru menjadi anggota 2 bulan.
Baca Juga: 'Nyawa Dibayar Nyawa': Sumpah Serma Christian Tuntut Pembunuh Anaknya, Prada Lucky Namo Dihukum Mati
Batalyon itu baru bertugas satu bulan untuk membantu pembangunan masyarakat di daerah Wakanga Mere Nagekeo, NTT.
Dari sejumlah foto dan video yang beredar, tubuh Prada Lucky dipenuhi dengan sejumlah Lebam dan memar di tubuhnya.
Tak hanya itu sejumlah luka seperti tusukan, di kaki, dan juga di belakang tubuhnya.
Korban sempat dilarikan ke RS Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo untuk perawatan intensif namun kemudian dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025) lalu.
Sementara itu, ambulans yang membawa peti jenazah Prada Lucky Namo di Bandara El Tari Kupang pada Kamis (7/8/2025) siang disambut pekik histeris keluarga.
Di antara derai air mata itu, amarah tertumpahkan dari Serma Christian Namo yang merupakan ayah kandung Prada Lucky Namo.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional