Slamet adalah korban pencurian identitas. Nama dan NPWP-nya telah disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk mendirikan sebuah perusahaan (CV).
Yang lebih mengejutkan, dalam akta perusahaan fiktif itu, nama Slamet tercatat sebagai Direktur. Ia menjadi "bos" di atas kertas tanpa pernah tahu atau menerima sepeser pun uang.
4. Modus 'Mafia NPWP': Orang Kecil Jadi Tameng
Kasus Slamet diduga kuat merupakan modus kejahatan kerah putih yang sering disebut "mafia NPWP".
Pelaku sengaja mencari data pribadi (KTP & NPWP) dari masyarakat dengan profil ekonomi lemah. Data ini kemudian digunakan sebagai "tameng" untuk mendirikan perusahaan bodong. Perusahaan ini lalu dipakai untuk transaksi besar, namun pajaknya tidak pernah dibayarkan.
Ketika negara menagih, yang dikejar adalah nama direktur yang tercatat: sang korban yang tidak tahu apa-apa.
5. Tagihan Akan Dihapus, Tapi Trauma Tetap Ada
Beruntung bagi Slamet, KPP Pratama Pekalongan merespons dengan baik. Menyadari adanya kejanggalan, mereka berjanji akan melakukan investigasi dan membatalkan tagihan pajak tersebut.
6. Slamet kemungkinan besar akan terbebas dari utang fiktif ini.
Baca Juga: 5 Fakta Tukang Jahit di Pekalongan Syok Ditagih Pajak Rp 2,8 Miliar, Padahal Tinggal di Gang Sempit!
Namun, kasus ini meninggalkan pelajaran dan trauma. Ini adalah bukti nyata bahwa selembar fotokopi KTP atau data NPWP yang kita anggap sepele bisa menjadi tiket menuju mimpi buruk jika jatuh ke tangan yang salah.
Kisah Slamet ini benar-benar membuka mata kita tentang bahaya penyalahgunaan data.
Punya tips jitu untuk menjaga keamanan data pribadi agar tidak jadi korban seperti Slamet?
Yuk, bagikan di kolom komentar!
Tag
Berita Terkait
-
5 Fakta Tukang Jahit di Pekalongan Syok Ditagih Pajak Rp 2,8 Miliar, Padahal Tinggal di Gang Sempit!
-
Tukang Jahit Rumahan di Pekalongan Syok "Ditagih" Pajak Rp2,8 Miliar
-
Tukang Jahit di Pekalongan Syok Ditagih Pajak Rp2,8 Miliar, Padahal Rumah Saja Tak Punya
-
Warga Pekalongan Pasang Bendera Merah Putih Sepanjang 300 Meter
-
Tanpa Rumor Apapun, Thom Haye Justru Gabung Tim Asal Jawa Tengah
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Sebut Soeharto Tak Layak Jadi Pahlawan, GUSDURian: Selama Orba Banyak Lakukan Dosa Besar
-
Mafia Tanah Ancam Banyak Pihak, JK: Saya Sendiri Korbannya, Harus Dilawan Bersama!
-
Gusdurian Tolak Gelar Pahlawan Soeharto: Prabowo Sarat Kepentingan Politik dan Relasi Keluarga!
-
Prabowo Dikabarkan Lakukan Pelantikan Sore Ini, Arif Satria jadi Kepala BRIN?
-
YES 2025 Siap Jadi Ruang Anak Muda Bersuara untuk Ekonomi Indonesia yang Hijau dan Inklusif
-
Buruh Dorong Kasus Marsinah Diungkap Kembali, Apa Kata Istana?
-
Terjerat 3 Kasus Korupsi, Segini Total Kekayaan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Si Tuan Tanah
-
Skandal Chromebook: Kejagung Limpahkan Berkas Nadiem Makarim dan Tiga Tersangka Lain
-
KPK Tak Hadir, Sidang Praperadilan Paulus Tannos Ditunda 2 Pekan
-
Roy Suryo Cs Jadi Tersangka Ijazah Palsu Jokowi, Penuhi Panggilan Polisi Kamis Ini?