Suara.com - Sebuah meja makan, dalam panggung politik Indonesia, bisa menjadi arena diplomasi yang tak kalah penting dari ruang rapat parlemen. Itu seperti dipertunjukkan oleh Gibran dan Dasco.
Melalui akun media sosial pribadinya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengunggah momen makan siangnya bersama salah satu tokoh paling berpengaruh di parlemen dan Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.
Foto sederhana yang diunggah ke publik itu dinilai para pengamat bukan sekadar pamer keakraban, melainkan sebuah manuver komunikasi politik yang sarat makna.
Dalam unggahan yang dengan cepat menarik perhatian publik itu, terlihat Gibran dan Dasco berada dalam satu meja makan.
Keduanya terlihat duduk santai saling berhadapan, menciptakan kesan percakapan yang cair dan akrab.
Gibran, sebagai representasi pemerintah, terlihat mengenakan kemeja putih dengan celana berwarna krem.
Sementara Dasco, Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketua Harian DPP Gerindra, memakai kemeja batik hitam yang khas.
Meski tampak kasual, pertemuan ini langsung dibaca sebagai sinyal politik penting.
Peneliti Indikator Politik, Bawono Kumoro, menyoroti latar belakang kedua tokoh yang berasal dari dua pilar kekuasaan negara yang berbeda. Pertemuan ini, menurutnya, adalah simbolisme yang kuat.
Baca Juga: Pesan Politik di Balik Mie Bakso Gibran dan Dasco
"Gibran adalah wakil presiden notabene merupakan unsur eksekutif, sedangkan Dasco merupakan salah satu pimpinan DPR RI," kata Bawono kepada wartawan, Senin (11/8/2025).
Menurut Bawono, dengan latar belakang tersebut, pesan yang ingin disampaikan dari pertemuan di atas meja makan itu menjadi sangat jelas.
Gibran dan Dasco secara sadar hendak menunjukkan kepada publik bahwa relasi antara pemerintah (eksekutif) dan parlemen (legislatif) berada dalam kondisi yang harmonis dan kokoh.
Pesan ini krusial untuk menjaga stabilitas politik dan kepercayaan publik terhadap jalannya pemerintahan.
"Jadi pertemuan makan siang bersama itu mengirimkan pesan atau menjadi simbol dari penanda hubungan eksekutif dan legislatif saat ini berada dalam kondisi sangat baik dan solid," kata Bawono.
Lebih jauh, Bawono menganalisis waktu pertemuan ini bukanlah kebetulan.
Tag
Berita Terkait
-
Pesan Politik di Balik Mie Bakso Gibran dan Dasco
-
Ungkit Pin One Piece Gibran, Kang Mamang Sindir Pemerintah: Kalau Gak Merasa Lalim Ngapain Ribut?
-
Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
-
Apa Makna Politik 'Makan Siang Plus-plus' Gibran dan Dasco?
-
Pesan Sudirman Said ke Prabowo: Lakukan Koreksi Total, Jangan Terus Topang Baron Kekuasaan
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
Terkini
-
Tuan Rondahaim Saragih Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Bobby Nasution: Napoleon der Bataks
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN
-
Fokus Baru KPK di Proyek Whoosh: Bukan Pembangunan, Tapi Jual Beli Lahan yang Bermasalah!
-
Misteri Pelaku Bom SMAN 72: Kenapa Dipindah ke RS Polri dan Identitasnya Dirahasiakan?
-
Tangis Haru 32 Tahun: Kisah Marsinah, Buruh Pabrik yang Dibunuh, Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Terungkap! Sebelum Ledakan di SMAN 72, Pelaku Tinggalkan Pesan Misterius di Dinding Kelas
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto
-
Apa Risiko Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto?