Komaruddin mengutip pandangan Yuval Noah Harari menyebut bahwa peradaban manusia dibentuk oleh para pencipta informasi, baik jurnalis maupun penulis buku yang memengaruhi wawasan masyarakat.
Ia juga menyinggung tantangan di era kecerdasan buatan (AI) yang memengaruhi produksi dan konsumsi informasi, serta mempersulit validasi terhadap maraknya hoaks.
Menurutnya, media massa mungkin bisa diatur, tetapi tidak bisa dibungkam, karena menjadi wadah aspirasi masyarakat.
Dalam perayaan ini, AJI mengumumkan sejumlah penghargaan untuk jurnalis, pegiat media, dan pers mahasiswa yang teguh membela kebenaran, berpihak pada rakyat miskin, perempuan, dan kelompok tertindas.
Udin Award diberikan kepada jurnalis atau kelompok yang menjadi korban kekerasan saat menjalankan tugas.
Penghargaan ini untuk mengenang Udin, jurnalis yang dibunuh karena mengungkap kasus korupsi.
Tasrif Award diberikan kepada individu, kelompok, atau organisasi yang gigih memperjuangkan kebebasan pers, kebebasan berekspresi, dan nilai keadilan serta demokrasi.
Sedangkan, SK Trimurti Award menjadi pengingat bahwa jurnalisme juga ruang perjuangan perempuan.
AJI juga menyerahkan apresiasi Karya Jurnalistik Pers Mahasiswa 2025 untuk karya yang menembus batas kampus, menggugah kesadaran, dan berpihak pada kelompok tertindas.
Baca Juga: Teror terhadap Kolumnis Detik, AJI Sorot Kian Suramnya Kebebasan Pers
SK Trimurti Award 2025 diberikan kepada Yasinta Moiwend, 60 tahun, perempuan dari suku Marind Anim, Papua Selatan.
Mama Yasinta dikenal gigih memperjuangkan hak-hak masyarakat adat mempertahankan tanah ulayat dari proyek penghancuran tanah adat Papua, termasuk PSN food estate di Merauke.
Dewan juri menilai ia memiliki keberanian, integritas, dan komitmen membela keadilan di tengah kesewenang-wenangan pembangunan yang merusak lingkungan.
Udin Award diberikan kepada Fransisca Christy Rosana, redaktur desk nasional Majalah Tempo dan host siniar Bocor Alus Politik, yang dikenal meliput isu politik dan penyalahgunaan kekuasaan.
Penghargaan serupa juga diberikan kepada Safwan Ashari Raharusun dari Tribun-Papua.com, yang meliput isu gizi buruk, rasisme, lingkungan, hingga HAM di Papua Barat.
Dalam liputan di Sorong, ia sempat dicari aparat karena pemberitaannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Bundaran HI Siap Sambut Tahun Baru 2026, Panggung Hampir Selesai
-
Begini Kata Hasto Soal Sejumlah Ketua DPD PDIP Masih Rangkap Jabatan di Partai
-
Kecelakaan Beruntun di Tol Dalam Kota, Arus Arah Slipi Macet Panjang hingga 4 Kilometer!
-
Bukti Kehadiran Negara, Kemen PU Turun Langsung Bersihkan Pesantren Darul Mukhlisin
-
Waketum PAN Sebut Pilkada Lewat DPRD Layak Dipertimbangkan: Bisa Tekan Politik Uang dan Dinasti
-
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Singgung Sila ke-4: Pilkada Lewat DPRD Layak Dikaji dan Konstitusional
-
KPK Sebut Penyidikan Kasus Haji Segera Rampung, Bagaimana Nasib Gus Yaqut hingga Bos Maktour?
-
Istana Dukung Langkah Pemda Larang Pesta Kembang Api di Perayaan Tahun Baru
-
Bambang Widjojanto Ingatkan KPK Tak Tunda Penetapan Tersangka karena Perhitungan Kerugian Negara
-
Banjir Sumatera Bukan Bencana Alam, Amnesty International: Cerminan Kebijakan Pro Deforestasi