Keputusan gelap pun diambil. Tak boleh ada saksi.
"Kalau misal salah satu dari keluarganya tidak dibunuh, akan ketahuan. Jadi dengan inisiatif anggota jadi dihabisi sendiri," sebutnya.
Para korban dibantai dengan sadis. Darah tercecer di lantai.
Beberapa menit kemudian Karunrung menjadi saksi salah satu pembantaian paling mengerikan dalam sejarah kriminal Makassar.
Polisi kemudian bekerja cepat. Tak lama setelah pembunuhan, petugas langsung mengidentifikasi para tersangka lewat data warga yang meninggalkan lingkungan sekitar.
Dua hari setelah kejadian, Ulli sudah dalam pengejaran. Barang bukti berupa baju berlumur darah dan kapak diperlihatkan di Polrestabes Makassar.
"Pas rumah saya didata, orang bilang ada anaknya meninggalkan rumah saat tanggal ini. Kan setelah kematian Ahmadi itu saya melarikan diri dua hari. Makanya saya diburu sama polisi," ucapnya.
Ulli sebenarnya bukanlah orang asing bagi korban. Mereka bertetangga, hanya saja tak akrab.
Latar belakangnya penuh kekerasan jalanan. Hal tersebut menurutnya jadi salah satu faktor ia nekat menghabisi nyawa Ahmadi dan keluarganya.
Baca Juga: Fakta-Fakta Pembunuhan Tiwi BPS Haltim, Disekap hingga Dilecehkan
"Selain karena uang, juga saat itu saya masih dalam kondisi emosional yang labil. Orang Makassar bilang Talekang atau mau dibilang. Itu salah satu faktor kenapa saya berani," ucapnya.
Di persidangan, Ulli dijatuhi hukuman seumur hidup. Namun, kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang menghapus vonis seumur hidup dan mengubahnya didakwa 20 tahun.
Karena berkelakuan baik di penjara, Ulli mendapat remisi. Ia bebas setelah 15 tahun mendekam di penjara.
Pelaku utamanya? Ulli bilang belum tertangkap hingga kini.
"Belum tertangkap. Padahal kami semua yang ditangkap itu berbicara sama kepolisian, saya yang eksekusi, ini yang order, ini yang bantai. Itu di-BAP semua," katanya.
Dihantui Korban
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta