Suara.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menargetkan penggunaan QRIS di Ibu Kota bisa mencapai 75 persen secara nasional pada 2025. Target itu diyakininya realistis, mengingat saat ini penggunaannya sudah menyentuh angka 50 persen.
Menurut Rano, perlu ada sistem yang lebih rapi agar tingkat transaksi menggunakan QRIS bisa lebih masif di Ibu Kota.
“Saya yakin mungkin bisa 75 persen tahun ini. Sehingga nanti tahun 2027 bisa lebih hasil, lebih maksimal lagi,” kata Rano dalam sambutannya di acara Pekan QRIS Nasional (PQN) di Taman Literasi Martha Tiahahu, Jakarta Selatan, Selasa (12/8/2025).
Rano menuturkan, pencapaian ini didukung oleh digitalisasi yang kian menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Jakarta. Ia mencontohkan, Pemprov DKI juga tengah mendorong transformasi digital di pasar-pasar tradisional.
Ia mengaitkan perkembangan digitalisasi ini dengan potensi ekonomi Jakarta yang dinilainya sangat besar. Rano menyebut, pengalaman pada sejumlah event besar membuktikan daya beli warga Jakarta.
“Tahun lalu kita menghasilkan Rp12 triliun, sekarang kita menargetkan Rp14 triliun. Saya anggap make sense. Karena kemarin pada waktu ada dua event yang kita hadapi, pertama Jakarta Fair, itu dari target Rp7 triliun, dia bisa mencapai sampai Rp9 triliun. Kemudian Jakarta Great Sale, itu fantastis. Dari Rp14 triliun menjadi Rp21 triliun,” ungkapnya.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Yosamartha menegaskan bahwa posisi Jakarta dalam ekosistem QRIS memang sangat strategis.
“Ternyata transaksi QRIS di Jakarta itu hampir 50 persen nasional. Jakarta saja, hampir 50 persen, sekitar 43–45 persen. Jadi, kalau orang mengatakan betapa hebatnya QRIS, ya Jakarta, karena kita menyumbangkan hampir setengah Indonesia,” jelasnya.
Ia juga menyoroti bahwa Jakarta memiliki indeks daya saing digital tertinggi di Indonesia, serta menjadi “game changer” dalam berbagai inovasi digitalisasi.
Baca Juga: Rano Karno Wacanakan CFD di Sekitar Museum Bahari, Truk dan Kontainer Bakal Dilarang Lewat saat Pagi
“Hampir semua inisiatif-inisiatif digitalisasi itu lahirnya di Jakarta. Jadi kalau dibilang di Jakarta itu ada barometer, trademark, puncak dari evolusi digitalisasi Indonesia itu memang wajar, semua lahir dari Jakarta,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Bupati Jember: Mulai 2026 setiap triwulan OPD dievaluasi bersama DPRD
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa, Penyidik KPK Rossa Purbo Bekti Dilaporkan ke Dewas KPK
-
Kasus Tudingan Ijazah Palsu Arsul Sani Masuk Babak Baru, Kini Ada Aduan Masuk ke MKD DPR RI
-
Menpar Kena 'Sentil' Komisi VII DPR, Proyek Lift Kaca di Pantai Kelingking Turut Disinggung
-
Waspada Game Online Terafiliasi Judol Ancam Generasi Muda, Aparat Didesak Bertindak Tegas
-
'Nanti Diedit-edit!' Arsul Sani Pamer Ijazah S3 Asli, Tapi Takut Difoto Wartawan
-
Seribu Keluarga Lulus Jadi PKH, Gubernur Ahmad Luthfi Dorong Kemandirian Warga
-
Apresiasi Kejujuran, KPK Undang 6 Siswa SD Penemu Ponsel untuk Podcast Antikorupsi
-
Dituduh Pakai Ijazah Palsu, Hakim MK Arsul Sani Buka Suara: Nanti Diedit-edit, Saya Pusing
-
Dituduh Palsu, Hakim MK Arsul Sani Pamerkan Ijazah Berikut Transkrip Nilainya: Ini yang Asli!