Lebih dari sekadar pembelaan, Dedi Mulyadi mengungkap filosofinya dalam bermedia sosial. Ia tidak ingin terjebak mengikuti arus atau sekadar menjadi pengekor. Ia memilih jalannya sendiri untuk menjadi penentu tren.
"Kenapa sih mempengaruhi pikiran publik? Karena saya dulu bermedia sosial itu tidak mau mengikuti arus. Saya tidak mau jadi follower. Saya ingin menjadi trend setter," tegasnya.
Baginya, reaksi negatif atau ketidaksukaan publik atas kontennya yang dianggap "kembali ke zaman batu" bukanlah masalah. Ia meyakini pentingnya edukasi melalui medium apa pun, meski harus berhadapan dengan cibiran.
"Orang mau benci, mau tidak suka terhadap apa yang saya tampilkan tidak ada masalah. Tetapi saya ingin di media sosial itu ada orang yang bekerja mengedukasi publik tentang berbagai hal," ujar KDM.
Persoalan dari edukasi yang disampaikannya itu ternyata menimbulkan reaksi negatif, ketidaksukaan dianggap kembali ke zaman batu tidak menjadi masalah bagi Dedi.
"Bagi saya enggak ada urusan. Walaupun disuruh kembali ke zaman batu, tetap batu diperlukan. Bangun rumah harus pakai batu, masak juga ada yang pasti pakai batu," ujarnya.
Berita Terkait
-
Kebijakan Dedi Mulyadi Tuai Polemik, Aturan Rombel Berakhir ke PTUN
-
Perang Rombel di Jabar: Sekolah Swasta Gugat Dedi Mulyadi, Kadisdik Yakin Menang, Ini Alasannya!
-
Menanti Hasil Tes DNA Yang Akan Tentukan Nasib Ridwan Kamil dan Lisa Mariana
-
4 Fakta Panas Gugatan Sekolah Swasta vs Dedi Mulyadi yang Wajib Kamu Tahu
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Menkeu Purbaya Curhat Gerak-geriknya di Tiktok Dipantau Prabowo, Mengapa?
-
Organisasi Kesehatan Kritik Rencana Menkeu Tidak Naikkan Cukai Rokok 2026: Pembunuhan Rakyat!
-
Hariati Sinaga Kritik Sistem Kapitalis yang Menghalangi Kesetaraan
-
Ramai Aspirasi Pemekaran, NasDem Desak Pemerintah Segera Terbitkan PP DOB
-
Prabowo Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila, Lanjut Tinjau Monumen Pancasila Sakti
-
Pemprov DKI Bangun Dua Kantor Kelurahan Hasil Pemekaran Kapuk, Kejari Jakbar Ikut Kawal Anggaran
-
Tren Penindakan Korupsi 2024 Anjlok, Kerugian Negara Justru Meroket
-
DPR Desak Pemerintah Gerak Cepat Tangani Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo
-
Perempuan Masih Jadi Objek Politik? Kritik Pedas Mahasiswi untuk Demokrasi Indonesia
-
Cuaca Hari Ini: Hujan Merata di Kota-kota Besar Jawa dan Sumatera