Suara.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI baru-baru ini melakukan perombakan jajaran komisaris dan direksi. Salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Raizal Arifin, yang ditunjuk sebagai Komisaris Independen.
Penunjukan ini langsung menjadi perbincangan publik karena Raizal Arifin dikenal sebagai Ketua Umum Organisasi Masyarakat (Ormas) Persatuan Ummat Islam (PUI), sekaligus mantan relawan pemenangan Prabowo-Gibran pada Pemilihan Presiden lalu.
Selain menjabat sebagai ketua ormas PUI, Raizal Arifin diketahui sebagai salah satu pendukung Prabowo selama menjadi capres. Raizal Arifin adalah relawan Prabowo-Gibran.
Latar belakang Raizal Arifin sebagai pemimpin PUI memicu pertanyaan seputar identitas dan sejarah organisasi tersebut. PUI sendiri bukanlah organisasi kemarin sore.
Pada 21 Desember 1917 diperingati sebagai hari lahirnya, yang berawal dari gagasan tiga tokoh besar: K.H. Abdul Halim, K.H. Ahmad Sanusi, dan Mr. R. Syamsuddin. PUI dalam bentuknya saat ini merupakan hasil peleburan dari dua perhimpunan Islam yang memiliki sejarah panjang.
Sejarah Dua Perhimpunan Cikal Bakal PUI
Cikal bakal PUI bermula dari dua perhimpunan yang berdiri di era kolonial Hindia Belanda.
Pertama, Jam’iyyah Hajatoel Qoeloeb. Organisasi ini didirikan oleh K.H. Abdul Halim pada 17 Juli 1911 di Majalengka.
Tujuannya adalah menjadi wadah kegiatan taklim, pendidikan melalui Madrasah I’anat al-Muta’allimin, serta kegiatan sosial-ekonomi seperti koperasi dan pertanian.
Baca Juga: Turis Rusia Nekat! Aksi Gila Naik Kereta Batu Bara Babaranjang Viral!
Organisasi ini mengalami beberapa kali perubahan nama. Pada tahun 1916, namanya diubah menjadi Jam’iyah I’anat al-Muta’allimin, dan atas saran H.O.S. Tjokroaminoto, namanya kembali diubah menjadi Persjarikatan Oelama (PO).
Penetapan nama ini oleh pemerintah Hindia Belanda pada 21 Desember 1917 kemudian menjadi dasar penetapan hari lahir PUI. Kegiatan utama PO saat itu berfokus pada pendidikan, dakwah, dan sosial-ekonomi.
Organisasi ini kembali berganti nama menjadi Perikatan Oemmat Islam (POI) pada tahun 1943, dengan tujuan menyatukan umat Islam yang terpecah akibat politik devide et impera pemerintah kolonial.
Kedua, Al-Ittihadijatoel Islamijjah (AII). Didirikan pada 21 November 1931 di Jakarta oleh K.H. Ahmad Sanusi dan tokoh ulama Priangan Barat.
Perhimpunan ini dibentuk sebagai respons terhadap serangan pemikiran dari kelompok puritan Majelis Ahli Sunnah Cimalame (MASC) Garut yang dicurigai sebagai strategi pemerintah kolonial untuk memecah belah umat. Organisasi ini kemudian berganti nama menjadi Persatuan Oemmat Islam Indonesia (POII) pada 1 Februari 1944.
Pada 5 April 1952, kedua perhimpunan ini melakukan fusi atau peleburan di Bogor, membentuk PUI yang kita kenal sekarang. Tujuan utamanya adalah menggalang persatuan di kalangan umat Islam dan bangsa Indonesia.
Berita Terkait
-
Profil Raizal Arifin yang Ditunjuk Jadi Komisaris PT KAI, Pernah Jadi Relawan Prabowo
-
Penumpang KRL Mengeluh Kejauhan, Gubernur DKI Pertimbangkan JPO di Stasiun Cikini
-
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT KAI yang Baru
-
Gusti Bhre Dicopot dari Komisaris PT KAI, Bersih-bersih Orang Dekat Gibran Dimulai?
-
Danantara Tunjuk Ketua Ormas jadi Komisaris PT KAI
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Mardani Ali Sera Dicopot dari Kursi Ketua PKSAP DPR, Alasannya karena Ini
-
Melihat 'Kampung Zombie' Cililitan Diterjang Banjir, Warga Sudah Tak Asing: Kayak Air Lewat Saja
-
Jakarta Dikepung Banjir: 16 RT Terendam, Pela Mampang Paling Parah Hingga 80 cm
-
Program SMK Go Global Dinilai Bisa Tekan Pengangguran, P2MI: Target 500 Ribu Penempatan
-
21 Tahun Terganjal! Eva Sundari Soroti 'Gangguan' DPR pada Pengesahan RUU PPRT: Aneh!
-
110 Anak Direkrut Teroris Lewat Medsos dan Game, Densus 88 Ungkap Fakta Baru
-
Jejak Hitam Eks Sekretaris MA Nurhadi: Cuci Uang Rp308 M, Beli Vila-Kebun Sawit Atas Nama Orang Lain
-
Jaksa KPK Ungkap Pertarungan Gengsi dengan Penasihat Hukum di Kasus Hasto Kristiyanto
-
Sebut Indonesia Darurat Bullying, Puan Siapkan Panggilan Menteri dan Tim Psikolog
-
Pembahasan KUHAP Diperkarakan ke MKD, Puan Sebut DPR Sudah Libatkan Banyak Pihak: Prosesnya Panjang