Suara.com - Aksi Ketua DPR RI Puan Maharani menyanyikan lagu legendaris "Imagine" karya John Lennon di Sidang Tahunan menjadi sorotan. Di balik pilihan lagu yang tak terduga itu, tersimpan sebuah pesan politik yang mendalam; era menuntut kesetaraan gender sebagai kebijakan afirmasi atau jatah sudah berakhir.
Saat ditemui usai acara, Puan secara blak-blakan menguraikan bahwa keterlibatan perempuan dalam pembangunan bangsa adalah sebuah kewajiban yang tidak bisa ditawar lagi.
Puan Maharani menegaskan bahwa esensi dari lagu 'Imagine' yang ia bawakan adalah seruan untuk keadilan sejati, bukan sekadar pemenuhan kuota. Ia menuntut agar peran perempuan tidak lagi dipandang sebagai pelengkap atau penerima belas kasihan kebijakan afirmasi.
"Diberi kesempatan, keadilan, bukan sebagai afirmasi, tapi sebagai salah satu hal yang memang harus dijalankan dalam membangun bangsa dan negara," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jumat (15/8/2025).
Pernyataan ini seolah menjadi skakmat yang mengubah narasi dari 'meminta' menjadi 'menagih'. Puan memposisikan kesetaraan gender sebagai sebuah keniscayaan yang inheren dalam proses bernegara.
"Ya, bagaimana perempuan dan laki-laki bisa bersama-sama dalam membangun bangsa dan negara," ujarnya.
Jadi 'Soundtrack' Ironi Rendahnya Keterwakilan Perempuan
Pilihan lagu ini menjadi semakin relevan jika dikaitkan dengan isi pidato Puan sebelumnya. Dalam pidatonya, ia menyoroti fakta pahit bahwa keterwakilan perempuan di DPR RI saat ini baru mencapai 21,9 persen. Angka ini masih jauh di bawah target ideal 30 persen yang diperjuangkan selama bertahun-tahun.
Lagu Imagine seolah menjadi soundtrack dari ironi ini; sebuah ajakan untuk membayangkan Indonesia yang lebih baik, di mana kesenjangan representasi politik seperti ini tidak lagi terjadi.
Baca Juga: 'Garis Tangan, Campur Tangan, Buah Tangan': Puan Maharani Bongkar Borok Demokrasi Pemilu
Aksi Puan ini menjadi pengingat yang kuat bahwa di usia 80 tahun kemerdekaan, perjuangan untuk kesetaraan gender yang sejati masih jauh dari kata selesai. Ini bukan lagi soal angka, tetapi soal perubahan fundamental dalam cara pandang bangsa terhadap peran perempuan dalam setiap aspek kehidupan bernegara.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara
-
Bahlil Lahadalia Jamu Cak Imin dan Zulhas Hingga Dasco di Kediamannya, Bahas Apa?
-
Tak Bisa Beli Roti Gegara Cuma Punya Uang Tunai: Kenapa Toko Lebih Suka Cashless?
-
Mendagri: Pemerintah Siapkan Bantuan Renovasi dan Hunian bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra
-
Kemendagri Kirim 1.054 Praja IPDN ke Aceh untuk Pulihkan Desa Terdampak Bencana
-
Profil Amal Said, Dosen Viral Ludahi Pegawai Kasir Terancam Dipenjara
-
Bundaran HI Siap Sambut Tahun Baru 2026, Panggung Hampir Selesai