Suara.com - Suasana peluncuran buku “Jokowi’s White Paper” di kawasan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Senin, 18 Agustus 2025, berubah tegang saat lampu dan pendingin udara (AC) di ruangan mendadak mati total. Insiden ini terjadi hanya 10 menit setelah konferensi pers yang dihadiri Roy Suryo dan Dokter Tifa dimulai, memicu dugaan adanya upaya intimidasi.
Serangkaian kejanggalan memang sudah terasa sejak awal. Agenda yang semula dijadwalkan di Ruang Nusantara University Club (UC) UGM yang representatif, secara tiba-tiba dipindahkan ke area Coffee Shop yang jauh lebih sempit. Puncaknya adalah saat listrik di area tersebut padam, membuat suasana menjadi gelap dan gerah.
Di tengah kegelapan, insiden lain terjadi saat seorang pemateri dipanggil keluar oleh pihak yang diduga keamanan kampus, memicu perdebatan sengit mengenai kelangsungan acara.
Roy Suryo, salah satu penggagas buku, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ia menyebut ada upaya sistematis untuk menghalangi acara tersebut dan mempertanyakan sikap almamaternya.
"Kami ini semua alumni UGM, tapi hanya untuk menggelar acara seperti ini saja mengapa begitu ketakutan hingga AC dan lampu dimatikan ? Kami tidak akan takut," ucap Roy Suryo dikutip Senin (18/8/2025).
Dokter Tifa menambahkan, pihaknya telah mengikuti prosedur, bahkan uang muka untuk penyewaan ruang utama telah dibayarkan. Namun, izin mendadak dicabut pada malam sebelumnya tanpa alasan yang jelas.
"Tapi kemarin malam (17 Agustus) kami dihubungi pihak UC UGM bahwa acara tak bisa dilakukan di situ (Ruang Nusantara) tanpa alasan jelas, uang muka pun dikembalikan," kata Tifa.
Meski dipindah ke Coffee Shop, masalah tak berhenti. "Tapi ternyata di sini (Coffee Shop UC UGM) pun lampu dan AC dimatikan, padahal kami sudah membayar penuh untuk makanan minuman bagi tamu kami," ujarnya.
UGM Buka Suara
Baca Juga: UGM Mendadak Batalkan Peluncuran Buku 'Jokowi's White Paper', Said Didu Curiga Ada Intimidasi
Menanggapi rentetan insiden tersebut, pihak Universitas Gadjah Mada akhirnya buka suara. Juru Bicara UGM, I Made Andi Arsana, membenarkan bahwa pihak UC Hotel UGM memang tidak memfasilitasi kegiatan tersebut dengan dua alasan utama.
"UGM memiliki dua alasan untuk mengambil keputusan ini yaitu alasan yang bersifat prosedural dan politis," kata Made.
Secara politis, UGM menilai acara tersebut sarat dengan muatan yang berkaitan dengan isu Joko Widodo. Pihak kampus menegaskan tidak ingin terlibat dalam polemik tersebut.
"UGM memahami bahwa kegiatan ini bernuansa politis yang terkait erat dengan isu yang melibatkan Joko Widodo atau Jokowi. UGM tidak melibatkan diri dalam isu tersebut karena tidak terkait dengan UGM secara langsung," jelasnya.
Dari sisi prosedural, UGM menemukan adanya ketidaksesuaian antara acara yang diajukan saat pemesanan dengan acara yang digelar. Hal ini dianggap sebagai pelanggaran administratif yang menjadi dasar kuat bagi UGM untuk melakukan pembatalan.
UGM memandang bahwa acara ini bernuansa politis seperti yang sudah disebutkan di atas dan UGM tidak bersedia terlibat dan memfasilitasi acara tersebut.
Berita Terkait
-
UGM Mendadak Batalkan Peluncuran Buku 'Jokowi's White Paper', Said Didu Curiga Ada Intimidasi
-
Megawati Minta Presiden Prabowo Berantas Buzzer, Warisan Kerusakan Demokrasi 10 Tahun Jokowi?
-
Pengacara Jokowi Sindir Abraham Samad: Tak Perlu Khawatir jika Tak Punya Niat Jahat!
-
Prabowo Sudah Coba Merangkul, Tapi Luka Batin ke SBY dan Jokowi bikin Megawati Absen ke Istana?
-
Teman UGM Jokowi Bicara Ijazah: Saya Enggak Bisa Tinggal Diam
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Jakarta Dikepung Banjir: 16 RT Terendam, Pela Mampang Paling Parah Hingga 80 cm
-
Program SMK Go Global Dinilai Bisa Tekan Pengangguran, P2MI: Target 500 Ribu Penempatan
-
21 Tahun Terganjal! Eva Sundari Soroti 'Gangguan' DPR pada Pengesahan RUU PPRT: Aneh!
-
110 Anak Direkrut Teroris Lewat Medsos dan Game, Densus 88 Ungkap Fakta Baru
-
Jejak Hitam Eks Sekretaris MA Nurhadi: Cuci Uang Rp308 M, Beli Vila-Kebun Sawit Atas Nama Orang Lain
-
Jaksa KPK Ungkap Pertarungan Gengsi dengan Penasihat Hukum di Kasus Hasto Kristiyanto
-
Sebut Indonesia Darurat Bullying, Puan Siapkan Panggilan Menteri dan Tim Psikolog
-
Pembahasan KUHAP Diperkarakan ke MKD, Puan Sebut DPR Sudah Libatkan Banyak Pihak: Prosesnya Panjang
-
Adies Kadir Mulai Aktif Lagi, Puan Bilang DPR Tak Perlu 'Woro-woro'
-
Kalibata Terendam Setengah Meter, Warga Terjebak, Anak Sekolah Terpaksa 'Nyeker' Terjang Banjir