Baca Cepat:
Presiden Prabowo akui sudah mengundang Megawati
SBY dan Jokowi juga diundang ke istana untuk upacara HUT ke-80 RI
Megawati tak datang. Disebut masih sakit hati ke SBY dan Jokowi
Suara.com - Absennya Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri pada upacara kemerdekaan di Istana Merdeka, Minggu, 17 Agustus 2025 diyakini merupakan cerminan dari luka batinnya kepada dua suksesor, Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.
Pengamat politik Cusdiawan mengatakan bahwa sudah menjadi rahasia umum bahwa Ketua Umum PDI Perjuangan tersebut memiliki relasi yang panas-dingin dengan keduanya.
"Saya rasa ketidakhadiran Bu Mega tidak mengejutkan publik. Tentu masih segar dalam ingatan publik bagaimana dinginnya hubungan Bu Mega dan Pak SBY sejak momentum Pilpres 2004," kata Direktur Eksekutif Center for Indonesian Governance and Development Policy kepada Suara.com, Senin (18/8/2025).
Cusdiawan menegaskan, bukti paling sahih dari hubungan dingin antara Megawati dan SBY tercermin dari sikap politik PDI Perjuangan yang konsisten memilih menjadi oposisi selama dua periode pemerintahan SBY.
"Jadi bukan faktor ideologis semata," tegas Cusdiawan.
Kondisi serupa, menurutnya, juga terjadi dalam hubungan Megawati dengan Jokowi.
Namun, ia menilai tingkat kekecewaan Megawati terhadap Jokowi berada pada level yang berbeda dan lebih dalam.
"Terlebih lagi di momen tahun ini, yang mana hubungan Bu Mega tidak hanya kurang baik dengan Pak SBY, tapi juga dengan Pak Joko Widodo. Dan saya rasa, apa yang dilakukan oleh Pak SBY pada Bu Mega di tahun 2004, tidak 'separah' yang dilakukan Pak Jokowi di sisi kebatinan Bu Mega," ujarnya.
Lantaran itu, ia Cusdiawan menilai semakin menguatkan Megawati untuk absen dalam menghadiri upacara di Istana Merdeka pada Minggu (17/8/2025).
Baca Juga: Kenapa Megawati Selalu Absen di Upacara 17 Agustus Istana? Hasto Ungkap Alasannya
"Jadi saya rasa ini semakin menguatkan alasan pribadi Bu Mega untuk tidak menghadiri upacara di Istana."
Lebih jauh, Cusdiawan memproyeksikan bahwa rekonsiliasi antara Megawati dan Jokowi akan sulit terwujud dalam waktu dekat.
"Dalam hemat saya, akan menjadi salah satu konstelasi politik menarik ke depan bagaimana dinamika antara Bu Mega dengan PDIP-nya di satu sisi, dan trah Pak Jokowi dengan lingkaran maupun simpatisannya pada sisi yang lain," katanya.
Di tengah situasi ini, strategi kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang cenderung akomodatif menjadi variabel menarik.
Prabowo dinilai berusaha menempatkan diri sebagai penengah di antara ketegangan para pendahulunya.
"Pak Prabowo yang nampak mengembangkan gaya kepemimpinan akomodatif untuk memposisikan diri di tengah panas-dinginnya hubungan tiga presiden sebelumnya, mengingat hubungan antara Pak Jokowi dan Pak SBY pun tidak selalu baik, meski tidak sekeras hubungan dua mantan presiden tersebut dengan Bu Mega," kata Cusdiawan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi
-
Muhammad Rullyandi Sebut Polri Harus Lepas dari Politik Praktis, Menuju Paradigma Baru!