Suara.com - Di tengah deru rencana besar Indonesia untuk membuka pintu bagi korban perang Palestina, sebuah kekhawatiran politis mulai berembus: apakah langkah ini secara tidak sadar akan menjadi bagian dari skenario besar Israel untuk merelokasi warga Gaza secara permanen dari tanah air mereka?
Menjawab spekulasi tersebut, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Ace Hasan Syadzily angkat bicara dengan tegas.
Ia memagari rencana evakuasi dan pengobatan warga Gaza di Pulau Galang dengan satu prinsip yang tak bisa ditawar: ini adalah misi kemanusiaan murni, bukan jebakan politik.
"Jadi kita tidak melihatnya sebagai bagian dari skenario besar yang dilakukan oleh Israel dalam kerangka relokasi," kata Ace saat ditemui di gedung Lemhannas, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025).
Pernyataan ini bukan sekadar basa-basi diplomatik. Ini adalah sebuah garis demarkasi yang jelas, sebuah penegasan bahwa Indonesia tidak akan menjadi pion dalam permainan geopolitik yang bertujuan mengosongkan Gaza dari penduduk aslinya.
Menurut Ace, urgensi pemindahan ini lahir dari kondisi faktual yang mengerikan di lapangan. Fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit, telah luluh lantak akibat serangan militer Israel, membuat warga yang terluka tidak memiliki tempat untuk berobat.
Pulau Galang, yang pernah menjadi saksi bisu krisis kemanusiaan pengungsi Vietnam, kini disiapkan untuk menjadi oase penyembuhan.
"Apa yang diinginkan oleh kami untuk memberikan pengobatan, tentu harus dilihat sebagai langkah supaya masyarakat Gaza yang sedang mengalami penderitaan tersebut bisa ditangani dengan cepat," kata Ace.
Tujuannya adalah pemulihan fisik dan, yang tak kalah penting, pemulihan psikis pasca-trauma perang.
Baca Juga: PM Israel Sebut Invasi Gaza 'Misi Suci': Warga Yaman Murka, Siap Lawan!
Untuk memastikan niat kemanusiaan ini tidak disalahartikan atau dieksploitasi, Ace menggarisbawahi satu syarat mutlak yang menjadi pondasi dari seluruh operasi ini: para pasien dari Gaza wajib dipulangkan setelah kondisi mereka pulih.
"Tentu nanti setelah mereka sehat kembali, harus dikembalikan ke Gaza," ujar Ace dengan penekanan.
Prinsip "tiket pulang" ini adalah jaminan non-negosiasi dari Indonesia. Ini adalah pesan kepada dunia bahwa bantuan yang diberikan tidak bertujuan untuk mengubah demografi Palestina, melainkan untuk menjaga kelangsungan hidup bangsanya agar bisa kembali membangun negerinya.
Rencana besar ini merupakan realisasi dari janji yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto dalam sebuah konferensi di Yordania pada April lalu. Menteri Luar Negeri Sugiono sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa Pulau Galang menjadi salah satu alternatif lokasi utama.
Langkah ini juga bukan keputusan sepihak. Presiden Prabowo dilaporkan telah melakukan safari diplomasi, berkonsultasi dengan negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) untuk mematangkan rencana ini.
Namun, di atas semua persiapan dan diplomasi tingkat tinggi, ada satu lampu hijau yang paling ditunggu. Kementerian Luar Negeri RI menegaskan, seluruh rencana evakuasi dan pengobatan ini hanya akan dieksekusi setelah mendapat persetujuan penuh dari otoritas Palestina. (ANTARA)
Berita Terkait
-
PM Israel Sebut Invasi Gaza 'Misi Suci': Warga Yaman Murka, Siap Lawan!
-
KKJ Kecam Pembunuhan Berencana Jurnalis Al Jazeera
-
Ragnar Oratmangoen Ungkap Kasus Pembunuhan, Ada Masalah Apa?
-
Untuk Palestina, Baznas RI Ajak Masyarakat Indonesia Perkuat Dukungan
-
Terobos Blokade, 3 Truk Bantuan Baznas Bersama Mishr Al Kheir Berhasil Masuk Rafah
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
'Cuma Masalah Waktu', KPK Janji Umumkan Tersangka Korupsi Haji Rp1 Triliun
-
Walau Berat, Gibran Bisa Berdamai dengan Subhan Palal soal Gugatan Rp125 Triliun, Apa Syaratnya?
-
Didukung Christine Hakim, Istri Usai Praperadilan: Kami Percaya Integritas dan Hati Nurani Nadiem
-
Diam-Diam KPK Periksa Gubernur Kalbar, Dalami Soal DAK Hingga Proyek Pembangunan Jalan
-
Reaksi PDIP soal Jokowi Temui Prabowo: Kami Yakin Presiden Atasi Masalah Bangsa Tanpa 'Cawe-cawe'
-
Pabrik Kopi di Matraman Jaktim Ludes Dilumat Api, Pemicu Kebakaran karena Apa?
-
Diresmikan Ahmad Luthfi, Desa Tersono Batang Jadi Contoh Desa Mandiri Kelola Sampah
-
Radiasi di Cikande Jadi Alarm Awal: Mengapa Edukasi dan Respons Cepat Sangat Penting
-
Prabowo Ungkap Monasit Senilai Ribuan Triliun di Balik Kerugian Negara Rp300 T
-
Sodorkan Bukti Baru ke Polisi, Keluarga Arya Daru Ngotot Kasus Dibuka Lagi: Ada Kejanggalan?