Suara.com - Di balik misteri kematian diplomat Arya Daru Pangayunan, tersimpan sebuah kisah duka yang jauh lebih dalam dan menyayat hati.
Ayah kandung almarhum, Subaryono, dengan suara bergetar dan menahan pilu, akhirnya membuka tabir penderitaan bertubi-tubi yang tengah menghantam keluarganya.
Ini bukan sekadar kisah kehilangan seorang anak, melainkan sebuah tragedi berlapis yang menguji batas ketegaran seorang ayah dan suami.
Dalam pengakuannya yang emosional, Subaryono menggambarkan bagaimana kematian putra semata wayangnya telah merenggut segalanya, menyeret ia dan istrinya ke dalam jurang keterpurukan yang tak terhingga.
"Matinya Arya Daru merupakan suatu pukulan yang sangat berat bagi keluarga kami. Banyak hal yang membuat kami menjadi syok, terpuruk, dan tidak berdaya," ujar Subaryono, mengawali curahan hatinya.
Bagi Subaryono dan istrinya, Titi Sulatri, Daru bukanlah sekadar anak tunggal. Ia adalah sebuah keajaiban, jawaban atas doa-doa panjang setelah melewati jalan sunyi yang penuh kegagalan dan air mata.
Subaryono mengungkapkan betapa berharganya Daru, yang kehadirannya adalah sebuah kemenangan setelah perjuangan yang luar biasa.
"Saya hanya berdua dengan istri saya dan Daru adalah anak tunggal kami. Anak tunggal yang kami tunggu-tunggu setelah tiga kali gagal misterius, keguguran dan dokter baru menemukan terapinya. Keempat, lahirlah seorang bayi laki-laki yang kami beri nama Arya Daru Pangayunan," kenangnya.
Kelahiran Daru adalah puncak kebahagiaan. Namun, takdir berkata lain.
Baca Juga: Istri Ungkap Misteri Baru: WA dan IG Diplomat Arya Daru Aktif Meski Ponsel Hilang
"Tapi kemudian Allah Subhanahu wa taala mengambilnya dengan tiba-tiba dengan seperti itu. Kami tidak hanya kehilangan Daru, tetapi kehilangan harapan-harapan yang sudah disampaikan kepada ayah Daru dengan cita-citanya dan prestasinya itu. Itulah yang kemudian kami betul-betul terpuruk," ujar Subaryono.
Di Tengah Duka, Sang Istri Berjuang Melawan Kanker Ganas
Di saat yang sama, Subaryono juga menjawab pertanyaan publik mengenai kebisuan keluarga pada masa-masa awal tragedi. Ia mengungkapkan, selain syok berat, ada alasan lain yang lebih privat dan menyakitkan yang memaksa mereka untuk menepi: perjuangan sang istri melawan penyakit mematikan.
"Ditambah lagi istri saya, ini hal yang privasi sebetul-nya tetapi kami harus sampaikan mengapa saya tidak muncul segera... itu adalah juga masalah kesehatan," ungkapnya dengan suara berat.
Ia kemudian membeberkan pertempuran kedua yang sedang mereka hadapi.
"Jadi ibunya Daru, Titi Sulatri tahun lalu didiagnosis terkena kanker koloni yang harus kemudian dilakukan operasi untuk mengambil jaringan yang merusak itu. Kemudian istri saya harus menggunakan colostomy bag," ucapnya.
Berita Terkait
-
Istri Ungkap Misteri Baru: WA dan IG Diplomat Arya Daru Aktif Meski Ponsel Hilang
-
Malam Mencekam Istri Diplomat Arya Daru: 7 Kali Telepon Polsek Menteng tak Direspons
-
Mengapa Keluarga Arya Daru Menyebut Nama Panglima TNI dalam Kasus Kematian Sang Diplomat?
-
Audit Bukti Kasus Kematian Diplomat Muda Didorong Libatkan Tim Ahli Independen dan Akuntabel
-
Kasus Kematian Diplomat Arya Daru Masih Janggal? DPR Desak Audit Forensik Independen
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh
-
Mendikdasmen Abdul Muti: Banyak Teman Bikin Anak Lebih Aman di Sekolah
-
Sempat Sembunyi di Bogor, Pelaku Penusukan di Pasar Gaplok Ditangkap Polisi
-
BNPB: Penanaman Vegetasi Jadi Benteng Pertama Hadapi Bencana Hidrometeorologi
-
GKR Hemas Soal Usulan Daerah Otonomi Baru: Tantangan Berat, Tak Mudah Lolos!
-
Sultan Najamudin Tegaskan DPD RI Bukan Oposisi: Siap Dukung Penuh Program Presiden
-
Akses Berobat Dipermudah: Pasien JKN Bisa Langsung ke RS Tanpa Rujukan Berlapis