Suara.com - Usulan nyeleneh dari anggota Fraksi PKB agar PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyediakan gerbong khusus perokok dimentahkan. Ide ini tak hanya ditolak mentah-mentah oleh PT KAI, tetapi juga dibuang oleh Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, yang menyebutnya sebagai urusan pribadi.
Sikap "cuci tangan" dari Cak Imin ini seolah menempatkan sang pengusul, Nasim Khan, berjalan sendirian menghadapi kritik publik.
Saat dimintai konfirmasi mengenai usulan kontroversial dari kadernya, Cak Imin memberikan jawaban yang sangat tegas dan menjaga jarak. Ia mengaku sama sekali tidak tahu-menahu soal ide tersebut dan menegaskan itu bukanlah sikap resmi partai.
"Enggak tau saya itu. Itu urusan pribadi kayaknya itu," kata Cak Imin saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Selasa (26/8/2025).
Jawaban singkat ini menjadi sinyal kuat bahwa PKB sebagai partai tidak akan pasang badan untuk membela usulan yang kini menuai perdebatan sengit tersebut.
KAI Tegas: Kereta Bebas Asap Rokok Harga Mati
Sebelum dibuang oleh ketua umumnya, usulan ini sudah lebih dulu ditolak secara tegas oleh PT KAI. Melalui Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, perusahaan plat merah itu memastikan tidak akan mengubah kebijakan bebas asap rokok yang sudah menjadi standar layanan mereka.
"Kebijakan ini selaras dengan regulasi yang berlaku dan berfokus pada kualitas layanan kami," ujar Anne dalam keterangannya, Kamis (21/8/2025).
KAI menegaskan bahwa aturan ini bukan tanpa dasar, melainkan mengacu pada serangkaian peraturan kuat, mulai dari UU Kesehatan, PP tentang produk tembakau, hingga Surat Edaran Menteri Perhubungan.
Baca Juga: Demo Ricuh di DPR, Cak Imin: Ini Pelajaran Bagi Dewan
"KAI menghargai berbagai masukan... tapi tetap mengacu pada regulasi dan kebutuhan menyeluruh untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan bagi semua pelanggan,” tutur Anne.
Berawal dari Usulan Anggota PKB Nasim Khan
Polemik ini bermula saat anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PKB, Nasim Khan, melontarkan usulan ini dalam rapat dengar pendapat bersama KAI pada Rabu (20/8) lalu.
"Sisakan satu gerbong untuk kafe ya kan, untuk ngopi, paling tidak di situ untuk smoking area, Pak," ujar Nasim saat itu.
Ia bahkan meyakini kebijakan ini bisa mendatangkan keuntungan bagi KAI, mencontohkan bus-bus antarkota yang memiliki area merokok.
“Di bus saja, itu ada (smoking area). Masa kereta sepanjang itu satu gerbong (tidak bisa)? Saya yakin bisa itu,” ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
Terkini
-
50 Mayat Teridentifikasi, 5 Potongan Tubuh Korban Ponpes Al Khoziny jadi 'PR' Besar DVI Polri
-
Pensiun Dini PLTU Ancam Nasib Pekerja, Koaksi Desak Pemerintah Siapkan Jaring Pengaman
-
Usut Aliran Dana Pemerasan K3, KPK Periksa Eks Dirjen Kemnaker Haiyani Rumondang
-
Ketakutan! Ledakan Dahsyat di SPBU Kemanggisan Jakbar Bikin Warga Kocar-kacir
-
Pengendara Mobil Gratis Masuk Tol KATARAJA, Catat Harinya!
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny, ICJR Desak Polisi Sita Aset untuk Ganti Rugi Korban, Bukan Sekadar Bukti
-
Duar! Detik-detik Mengerikan Truk Tangki BBM Terbakar di SPBU Kemanggisan Jakbar, Apa Pemicunya?
-
Bantah Harga Kios Pasar Pramuka Naik 4 Kali Lipat, Begini Kata Pasar Jaya
-
Pede Sosok "Bapak J" Mudahkan Kader Lolos ke Senayan, PSI: Sekurangnya Posisi 5 Besar
-
Wacana 'Reset Indonesia' Menggema, Optimisme Kalahkan Skenario Prabowo-Gibran Dua Periode