Suara.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencecar Bupati Pati Sudewo secara mendalam terkait dugaan aliran uang dalam skandal korupsi di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA).
Pemeriksaan ini mengonfrontasi Sudewo dengan fakta persidangan sebelumnya yang mengungkap adanya penyitaan uang miliaran rupiah dari rumahnya, tuduhan yang hingga kini terus dibantah.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, mengonfirmasi bahwa Sudewo didalami pengetahuannya mengenai proyek dan, yang terpenting, perputaran uang di dalamnya.
"SDW penyidik melakukan pendalaman terkait apa yang diketahuinya mengenai proyek pembangunan jalur kereta api khususnya di bagian Jawa Tengah, yaitu di wilayah Solo, Balapan," kata Budi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (27/8/2025).
"Termasuk juga saksi SDW didalami terkait dengan pengetahuannya mengenai aliran-aliran uang dalam perkara ini,” ujarnya.
Bantahan Keras
Pemeriksaan terhadap Sudewo menjadi krusial karena namanya telah berulang kali muncul dalam pusaran kasus ini.
KPK sebelumnya telah menyatakan bahwa Sudewo merupakan salah satu pihak yang diduga turut menerima commitment fee dari proyek tersebut.
"Ya, benar. Saudara SDW merupakan salah satu pihak yang diduga juga menerima aliran commitment fee terkait dengan proyek pembangunan jalur kereta,” kata Budi pada Rabu (13/8/2025) lalu.
Baca Juga: Usai Diperiksa KPK, Bupati Pati Ungkap Siasat 'Jinakkan' Ahmad Husein Motor Demo Kenaikan Pajak
Fakta yang lebih memberatkan terungkap dalam sidang dengan terdakwa Kepala BTP Jawa Bagian Tengah, Putu Sumarjaya.
Dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Semarang itu, terungkap bahwa KPK telah menyita uang tunai sekitar Rp3 miliar dalam berbagai mata uang dari kediaman Sudewo.
Meski demikian, Sudewo secara konsisten membantah semua tuduhan.
Ia tidak hanya menolak fakta penyitaan uang Rp 3 miliar tersebut, tetapi juga menyangkal tuduhan penerimaan uang lain, termasuk Rp 720 juta dari PT Istana Putra Agung dan Rp 500 juta dari pejabat BTP Bernard Hasibuan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN