- Ferry kritik pemerintah sibuk cari dalang demo rakyat.
- Ia tegaskan akar masalah ada pada ketidakadilan.
- Permintaan maaf dinilai kunci pulihkan kepercayaan.
Ia tegaskan akar masalah ada pada ketidakadilan.
Permintaan maaf dinilai kunci pulihkan kepercayaan.Pegiat media sosial dan influencer Ferry Irwandi melontarkan kritik tajam kepada pemerintah yang dinilai lebih sibuk mencari dalang atau aktor intelektual di balik gelombang demonstrasi, ketimbang melakukan introspeksi terhadap kebijakannya sendiri.
Suara.com - Pegiat media sosial dan influencer Ferry Irwandi melontarkan kritik tajam kepada pemerintah yang dinilai lebih sibuk mencari dalang atau aktor intelektual di balik gelombang demonstrasi, ketimbang melakukan introspeksi terhadap kebijakannya sendiri.
Menurutnya, langkah fundamental yang seharusnya diambil Istana untuk meredam amarah publik yang kian membesar adalah sebuah permintaan maaf yang tulus.
Ferry menegaskan bahwa ledakan kemarahan rakyat bukanlah peristiwa yang bisa didalangi, melainkan akumulasi kekecewaan terhadap ketidakadilan dan arogansi kekuasaan.
Alih-alih mencari kambing hitam, pemerintah seharusnya berkaca pada kinerjanya.
"Akar masalah dari kekacauan ini bukanlah aksi massa itu sendiri, melainkan kegagalan pemerintah untuk bertindak adil dan kompeten," ujar Ferry dalam perbincangannya di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored.
"Pemerintah ini sibuk sekali mencari dalang, padahal sumbu utamanya adalah keadilan yang terkoyak," tegasnya, merujuk pada kesenjangan antara kebijakan dan nurani rakyat.
Menurut mantan pegawai Kementerian Keuangan ini, pemerintah keliru dalam mendiagnosis inti masalah.
Kemarahan publik tidak hanya dipicu oleh satu isu tunggal seperti kenaikan gaji pejabat di tengah kesulitan ekonomi rakyat, tetapi oleh serangkaian tindakan yang menunjukkan ketidakpekaan.
Ia menyoroti adanya jarak yang menganga antara kehidupan mewah para elite politik dengan kondisi masyarakat yang kian terjepit.
Baca Juga: Ferry Irwandi Semprot Pemerintah: Punya Mahasiswa Kritis, Malah Sibuk Bahas Ancaman Asing
Ferry berpendapat, tindakan represif aparat di lapangan dan kebijakan kontroversial yang merugikan rakyat, seperti pemblokiran fitur niaga di platform media sosial, justru semakin memperkeruh suasana.
Hal ini, menurutnya, menunjukkan kegagalan pemerintah dalam berkomunikasi dan memahami denyut nadi warganya.
"Permintaan maaf dari pihak pemerintah, termasuk Presiden, adalah langkah krusial yang seharusnya sudah dilakukan untuk meredakan ketegangan," ungkapnya.
Bagi Ferry, sebuah permintaan maaf bukanlah tanda kelemahan, melainkan wujud empati, kebesaran hati, dan pengakuan atas kekeliruan.
Langkah ini diyakini bisa menjadi titik awal untuk memulihkan kembali kepercayaan publik yang sudah terlanjur terkikis.
Tanpa adanya pengakuan kesalahan, segala upaya untuk meredam gejolak sosial hanya akan menjadi solusi sementara yang tak menyentuh akar persoalan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Menhut Raja Juli Rahasiakan 12 Perusahaan 'Biang Kerok' Banjir Sumatra, Alasannya?
-
ICW Soroti Pemulihan Korupsi yang Seret: Rp 330 Triliun Bocor, Hanya 4,84 Persen yang Kembali
-
Boni Hargens Kritik Keras Komite Reformasi Polri, Terjebak dalam Paralisis Analisis
-
Heboh 250 Warga Satu Desa Tewas Saat Banjir Aceh, Bupati Armia: Itu Informasi Sesat!
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!
-
Investigasi Banjir Sumatra: Bahlil Fokus Telusuri Tambang di Aceh dan Sumut
-
Catatan AJI: Masih Banyak Jurnalis Digaji Pas-pasan, Tanpa Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
-
Geram Titiek Soeharto Truk Angkut Kayu Saat Bencana: Tindak Tegas, Bintang Berapa pun Belakangnya
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara