Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan bahwa ketersediaan beras premium di Jakarta langka.
Ia menyebut fenomena panic buying yang terjadi beberapa waktu terakhir ikut memperburuk kondisi pasokan.
Panic buying yang terjadi merupakan buntut unjuk rasa berujung kericuhan yang kerap terjadi di sejumlah titik di Jakarta hingga memicu kekhawatiran masyarakat, pekan lalu,
"Dalam pantauan ada yang kemudian kelangkaan beras-beras premium, ini memang sekarang sedang kita tangani. Ini kan begini, kemarin ada panik buying, lah. Ada orang kemudian menimbun. Saya minta sekarang segera dinormalkan kembali," kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Meski demikian, Pramono menegaskan stok beras untuk kebutuhan pangan murah masih aman hingga dua bulan mendatang.
Ia menyebut jumlahnya mencapai ratusan ribu ton yang tersebar di berbagai jalur distribusi.
"Sebeneranya untuk pangan Jakarta, terutama untuk masyarakat yang umumnya bukan beras premium, itu sampai dengan akhir bulan Oktober tersedia," ujarnya.
Data Pemprov DKI mencatat stok beras saat ini mencapai 303 ribu ton. Beras tersebut tersimpan di Pasar Induk Beras Cipinang, di tingkat distributor, pasar tradisional, hingga pasar modern.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok mengungkap salah satu penyebab berkurangnya pasokan beras premium yakni naiknya harga gabah di tingkat petani.
Baca Juga: Pabriknya Canggih Produksi 300 Ton Sehari, Mengapa Kualitas Beras Premium Ini Dipertanyakan Polri?
"Jadi, memang secara pasokan juga agak berkurang. Masih banyak penjual beras atau distributor beras yang menghentikan kegiatannya," ucap Hasudungan.
Ia menambahkan, kasus beras oplosan yang menyeret PT Food Station Tjipinang Jaya juga berdampak pada rantai distribusi.
Hingga kini, Satgas Pangan Polri masih menyita sejumlah alat produksi milik BUMD pangan DKI tersebut sebagai barang bukti.
"Jadi, itu dipicu juga kemarin masalah yang pengoplosan beras. Setahu saya, (alat produksi beras Food Station) belum (dikembalikan). Itu juga yang menyebabkan mungkin agak susah mencari beras," tutur Hasudungan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Bappenas Soroti Urbanisasi Indonesia: Kota Tumbuh Tak Terkendali, Produktivitas Rendah
-
Gaduh Laporan 'Ujaran Kebencian' Bahlil, Golkar Panggil Pelapor: Siapa yang Suruh?
-
Kelamin Suami Dipotong Istri Gara-gara Chat, Korban Naik Motor Sendiri ke RSCM Bawa Potongannya
-
Pakai Kacamata Hitam, Begini Momen Prabowo Sambut Kunjungan Presiden Brasil Lula di Istana Merdeka
-
Klaim Air Pegunungan Cuma Iklan? BPKN Siap Panggil Bos Aqua, Dugaan Pakai Air Sumur Bor Diselidiki
-
Draf NDC 3.0 Dinilai Tak Cukup Ambisius, IESR Peringatkan Risiko Ekonomi dan Ekologis
-
Usai Ancam Pecat Anak Buah jika Ngibul soal Dana Ngendap, KDM: Saya jadi Gak Enak Nih
-
Survei IDSIGH Ungkap Kinerja Gibran Stabil Sepanjang Tahun Pertama
-
Kenapa Harimau Masuk ke Permukiman? Pakar Beri Penjelasannya
-
Kemen PPPA: Kasus Kekerasan Santri di Malang Tunjukkan Lemahnya Perlindungan Anak di Pesantren