- Pertemuan Gibran dengan ojol menuai kontroversi soal keaslian peserta dan citra politik
- Pengemudi ojol sesungguhnya merasakan beban berat akibat tarif potongan dan kebijakan Omnibus Law
- Kesenjangan sosial makin nyata antara janji politik dan kondisi nyata rakyat kecil
Suara.com - Di tengah hiruk pikuk ibu kota, narasi tentang pembangunan dan kemajuan sering kali terbentur pada realitas pahit kesenjangan sosial yang kian menganga.
Fenomena ini semakin mencuat lewat dua potret yang kontras, yakni di satu sisi, peristiwa "ojol-ojolan" yang digagas Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan di sisi lain, jeritan rakyat kecil yang masih bergelut dengan kemiskinan dan ketidakadilan.
Isu ini bermula dari acara pertemuan Gibran dengan para pengemudi ojek online (ojol) yang memicu sorotan publik.
Muncul dugaan bahwa peserta bukanlah pengemudi asli, melainkan "ojol fiktif" yang direkayasa untuk membangun citra politik tertentu.
Sorotan kian tajam ketika sepatu mewah yang dikenakan oleh sebagian peserta menjadi bahan pembicaraan warganet.
"Nggak, ini pertanyaan, iya gitu lho. Karena sepatunya aja 2 juta katanya, gitu lho," ungkap Sujiwo Tejo dalam forum.
Menanggapi hal ini, pengamat politik, Qodari berusaha memberikan klarifikasi.
Dalam tayangan di akun YouTube tvOneNews yang diunggah, Rabu (3/9/2025), berjudul "Gibran Tidak Ada saat Prabowo Bersama Ketum Parpol, Qodari: Presiden dan Wapres Satu Paket | tvOne", Qodari menjelaskan bahwa Gibran telah berkoordinasi dengan pihak aplikator Gojek untuk menyelenggarakan pertemuan tersebut.
"Mas Gibran itu mau ketemu dengan ojol. Lalu komunikasi dengan, apa tuh namanya? Aplikator itu Gojek ya, Gojek. Nah, komunikasi dengan aplikator, yaitu Gojek," ungkap Qodari dengan jelas.
Baca Juga: Sopir Rantis Pelindas Ojol Jalani Sidang Etik, Bripka Rohmat Bakal Dipecat Seperti Kompol Cosmas?
"Nah, Gojek mengirimkan orang-orang tersebut. Perwakilan ya? Perwakilan. Nah, siapa yang datang? Ya, tergantung kepada Gojek," tambahnya.
Namun, alih-alih meredam isu, penjelasan itu justru memunculkan pertanyaan baru, yakni apakah yang hadir benar-benar mewakili suara pengemudi ojol di lapangan atau hanya "perwakilan" yang sudah dipilih sesuai kepentingan politik tertentu?
Di luar perdebatan soal legitimasi pertemuan itu, kondisi para pengemudi ojol di lapangan justru menggambarkan realitas yang jauh berbeda.
Mirah Sumirat, Presiden Aspirasi Perwakilan Serikat Buruh, dengan tegas menyuarakan kekecewaan para ojol terhadap sistem yang dinilai semakin memberatkan.
"Potongan tarif ojol sekarang itu sudah mencapai 30-60 persen. Mereka marah karena pemerintah belum juga merealisasikan janji untuk menurunkan tarif itu," tegas Mirah.
Ia juga menyoroti dampak Undang-Undang Cipta Kerja Omnibus Law yang justru memperburuk keadaan.
Berita Terkait
-
Mantan Intel Bongkar Skenario Pembegalan Demo: Tak Sesuai Isu Awal, Sengaja Dibelokkan Serang DPR
-
Puan Maharani Cuma Minta Maaf, Susi Pudjiastuti Geram: Pecat Anggota DPR Tak Berempati ke Rakyat!
-
Di Mana Wapres Gibran dan Kaesang saat Ramai Demo Akhir Agustus Lalu?
-
GOTO Buka Suara Soal Identitas Pengemudi Ojol yang Bertemu Gibran: Siapa Sebenarnya Cang Rahman?
-
Warga Asia Dukung Sopir Ojol Imbas Kasus Affan Kurniawan: Seruan Traktir Driver Menggema di Medsos!
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
6 Fakta Wali Kota Medan Kembalikan 30 Ton Beras Bantuan UEA, Nomor 6 Jadi Alasan Utama
-
Cas Mobil Listrik Berujung Maut, 5 Nyawa Melayang dalam Kebakaran di Teluk Gong
-
Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih, Mendagri Tito Minta Maaf
-
Menko PMK Pratikno: Dana LPDP Harus Perkuat Riset dan Ekosistem Pendidikan Nasional
-
OTT KPK di Bekasi, Bupati Ade Kuswara dan Ayahnya Disebut Ikut Diamankan
-
Gurita Harta Rp79 M Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang yang Kena OTT KPK, dari 31 Tanah ke Mustang
-
SPPG Dibangun dengan Konsep One-Flow Direction dan Sistem Cold Chain Modern
-
Profil Ade Kuswara Kunang, Bupati Milenial Bekasi yang Karirnya Kini 'Disegel' KPK
-
Setiap Provinsi Akan Punya Dapur MBG, Kementerian PU Percepat Pembangunan SPPG
-
Pramono Anung soal WFA Akhir Tahun: Pelayanan Publik Tetap Jalan, Petugas Frontline Wajib Masuk