Suara.com - Sebuah video viral di media sosial menampilkan momen unik saat seorang staf Kim Jong Un membersihkan kursi, meja, bahkan gelas yang digunakan Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) di China, usai pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Rekaman itu pertama kali muncul di Telegram dan langsung menjadi perhatian dunia. Dengan kain di tangan, staf Pyongyang terlihat telaten mengelap setiap permukaan yang disentuh Kim.
Dalam video tersebut, staf memoles sandaran kursi, sandaran lengan, dan meja di samping Kim Jong Un. Bahkan gelas minum pemimpin Korut itu dibawa pergi dari atas nampan.
"Setelah negosiasi, staf yang mendampingi pemimpin DPRK (Korut) dengan hati-hati 'menghancurkan' semua jejak kehadiran Kim," lapor jurnalis Rusia Alexander Yunashev melalui kanalnya, Yunashev Live, dikutip Kamis (4/9/2025).
"Mereka mengambil gelas tempat ia minum, mengelap pelapis kursi dan bagian-bagian furnitur yang disentuh pemimpin Korea," katanya.
Meski ada momen aneh, pertemuan kedua pemimpin berhasil mencatat hasil positif. Namun, alasan tindakan ini tidak dijelaskan secara resmi dan diduga terkait upaya pencegahan forensik.
Para analis menilai langkah tersebut kemungkinan untuk menghindari risiko pengawasan oleh dinas keamanan Rusia atau China.
Tidak hanya Kim Jong Un, Putin juga disebut menerapkan upaya serupa untuk mencegah pencurian DNA. Laporan menyebut ia memerintahkan pengawalnya mengumpulkan urin dan feses dalam kantong tertutup setiap bepergian, praktik yang dilakukan sejak 2017.
Kunjungan Kim ke China bertepatan dengan peringatan 80 tahun kemenangan perang China melawan Jepang, di mana Presiden RI Prabowo Subianto juga hadir.
Dalam perjalanan ini, Kim disebut membawa toilet pribadi untuk melindungi DNA dan informasi kesehatan. Toilet rahasia itu berada di kereta lapis baja hijau yang membawanya ke Beijing.
Seorang pejabat intelijen Korea Selatan menjelaskan, "Kondisi fisik pemimpin tertinggi memiliki dampak besar pada rezim Korea Utara. Korea Utara melakukan upaya khusus untuk menutup segala sesuatu yang berhubungan dengan itu, seperti rambut dan kotoran," dikutip dari Nikkei Asia.
Sampai saat ini, pemerintah Korut, China, dan Rusia belum memberikan tanggapan resmi terkait kejadian ini.
Berita Terkait
-
Anak Buah Vladimir Putin Serang Sepak Bola Eropa: Sarang Korupsi dan Agen Nakal
-
Ranking FIFA Timnas Indonesia Berpeluang Disalip Korea Utara
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Kontroversi Foto Prabowo Dicrop Koran Jepang: Alasan dan Respons Publik
-
Bangga Sejajar Putin & Kim Jong Un, Eh Foto Prabowo Malah 'Dihapus' Koran Jepang!
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
Terkini
-
Istri di Kebon Jeruk Tega Potong Alat Vital Suami Hingga Tewas: Cemburu Buta Jadi Pemicu
-
Bongkar Kelamnya Budaya Riset Dosen, Mendiktisaintek: Yang Meneliti Cuma 30 Persen, Itu-itu Saja
-
Rekonstruksi Pembunuhan Bos Elpiji: Dendam Utang Jadi Adegan Berdarah di Kebon Jeruk!
-
Baru Sebulan Lebih Jabat Menkeu, Purbaya Dianggap Berkinerja Baik, Apa Rahasianya?
-
Donald Trump: Bertemu Xi Jinping Akan Menghasilkan Kesepakatan Fantastis!
-
Menteri Pigai Usulkan Aturan Jadikan Indonesia Negara Pertama yang Anggap Korupsi Pelanggaran HAM
-
Anggaran Riset Dosen Naik Rp3 Triliun! Tapi Ada 'Titipan' Prabowo, Apa Itu?
-
Ketua Partai Hijau Murka 11 Warga Penolak Tambang Divonis Bersalah: Muak dengan Peradilan Negeri Ini
-
Masuk Daftar Menteri Berkinerja Buruk, Natalius Pigai Sebut Lembaga Survei Tak Kredibel
-
Menteri Brian Sindir Dosen Lakukan Riset Hanya Demi Naik Pangkat: Begitu Jadi Guru Besar, Mentok